31 - Pertemuan

1.6K 214 54
                                    

⚠️WARNING⚠️
mention drugs, sex tape, revenge porn, panic attack. sorry for broken English

words:
5798

HAPPY READING!

○○●☆●○○

Taeyong memandang jingga langit Milan lewat jendela kamarnya. Ini puncak musim panas dengan suhu melebihi tiga puluh derajat Celsius. Menurut portal berita, merupakan rekor suhu terpanas sejak beberapa dekade terakhir.

Orang-orang yang tinggal di lingkungan apartemen ini berlalu-lalang untuk satu gelato di taman depan. Taeyong sendiri membeli dua cone gelato rasa pistachio siang tadi.

Si anak muda mengembuskan napas dalam. Sesekali menghitung jumlah orang yang melewati apartement ini, sebagai upaya mengusir sepi. Krystal sudah dua hari tak pulang ke unit ini karena ada pemotretan di luar negeri. Taeyong tidak masalah. Toh, ia sudah biasa ditinggal sendiri.

Taeyong membuka ponselnya, tiba-tiba teringat sesuatu ketika diajak Krystal ke store Prada pekan lalu. Di store Prada itu, ia melihat ransel hitam berukuran cukup besar. Itu jenis ransel yang akan disukai dan dipakai terus oleh Jaehyun.

Ingin sekali Taeyong membelikannya, karena ransel Jaehyun sudah tampak usang. Tapi saat melihat harganya, ia mengurungkan niat itu dan berencana membelikan tas serupa dengan harga yang lebih murah. Tabungannya tidak cukup untuk tas seharga puluhan juta.

Suara bel pintu menyentak kesibukannya. Taeyong bergegas menuju ruang tamu. Ia lantas membukakan pintu sebelum orang itu menekan bel untuk ketiga kalinya.

“Hai, Taeyong...” Orang itu menyapa Taeyong dalam bahasa Italia.

“Hai, Ale.”

Sosok yang dipanggil Ale itu tersenyum, lantas menyodorkan sebuah piring berisi fettucini. “Dari ibuku,” ujarnya usai piring putih itu berpindah ke tangan Taeyong.

“Katanya terima kasih untuk makanan yang kemarin,” kata Ale lagi.

Taeyong mengerjap tak mengerti. Lelaki bermata biru itu tertawa, usai sadar jika percakapan mereka terkendala bahasa.

Thank you for the food. Ibuku suka.”

Mulut Taeyong membentuk bulat setelah memahami maksud ucapan Ale. Kemarin malam, Taeyong memasak ayam rica-rica, lalu memberi beberapa untuk tetangga di sebelah unit-nya. Sebenarnya makanan itu adalah bentuk terima kasih atas pizza dan satu ekor ayam goreng yang diberikan Ibu Ale dua hari yang lalu. Jujur Taeyong tidak menyangka, wanita cantik itu mengirimkan makanan lagi lewat anak sulungnya.

Thank you, Ale.” Taeyong mengucapkan beberapa kata di depan alat penerjemah. “Aku akan kembalikan piringnya setelah dicuci.” Alat penerjemah itu bersuara.

Ale mengangguk. Masih berdiri di ambang pintu, padahal Taeyong merasa urusannya dengan lelaki itu sudah selesai.

May I borrow this?” Ale menunjuk alat penerjemah di tangan Taeyong.

Iris doe itu mengerjap, meski kemudian menyerahkan alat penerjemahnya ke Ale. Selain punya mata biru yang serius saat mengotak-atik alat itu, laki-laki bernama panjang Alessio itu memiliki tinggi badan seratus sembilan puluh sentimeter dengan postur tubuh proporsional. Alisnya hampir menyatu, hidungnya tinggi, bulu-bulu pada daerah dagu dan sekitarnya dicukur habis. Alessio adalah definisi cowok Italia yang tampan. Perawakannya mengingatkan ia pada Alex, temannya Jaehyun.

Loving Her Brother [Jaehyun × Taeyong]Where stories live. Discover now