08 - Kehilangan

3.1K 321 24
                                    

Mas Jaehyun...

Aku cuma mau bilang, kalau aku seneng banget punya kakak laki-laki kayak Mas Jaehyun. Maaf, kemarin sikapku kurang ajar. Dan makasih karena Mas Jaehyun udah temenin aku selama Mbak Krystal nggak ada.

Supnya dimakan ya, Mas. Kalau terlanjur dingin minta panasin sama Bibi aja.

Oh iya, beberapa hari ke depan aku nginep di rumah Ten buat ngerjain proker. Aku juga udah ijin ke Mbak Krystal.

Have a nice day, Mas Jaehyun.

–Taeyong–

Jaehyun memegangi kepalanya yang berdenyut usai membaca memo dari Taeyong. Dia hangover parah karena minum terlalu banyak saat mengikuti jamuan makan malam dalam rangka merayakan ulang tahun perusahaan. Selama acara berlangsung, Jaehyun tak bisa fokus dan malah memikirkan adik iparnya yang sedang marah padanya. Jaehyun berusaha mengusir Taeyong dari pikirannya dengan menenggak tiap gelas wine yang dituang untuknya.

Pria itu meraih nampan berisikan sup tahu tauge yang mulai menghangat, air putih serta memo yang telah ia pahami isinya. Ia menghabiskan sup itu dengan pikiran penuh. Cukup sulit menerima kalau dirinya mengalami fase galau di umur tiga puluhan. Isi memo itu cukup membuat Jaehyun merasa tertolak.

Aku seneng banget punya kakak laki-laki kayak Mas Jaehyun.

Padahal Jaehyun telah memperkirakan hal-hal seperti ini. Tapi saat mengalami, rasanya tetap mengecewakan.

Mungkin Taeyong memang nggak menyukai laki-laki, pikir Jaehyun.

Jaehyun menghela napas kecewa tiap kali menyuapkan sup itu ke mulutnya. Sebenarnya Jaehyun enggan menyerah, tapi memaksa Taeyong menyukainya sama saja mencari perkara. Rasanya ia akan menghadapi banyak hal termasuk Krystal. Hal itu bahkan melukai harga dirinya.

Seorang Jaehyun nggak akan mengemis cinta, tegasnya.

Mungkin ini waktunya ia mawas diri. Mungkin ini waktunya ia memastikan bahwa perasaannya bukanlah obsesi.

Jaehyun menjalani harinya dengan berat hati. Ia bahkan sudah beberapa hari tak kembali ke rumahnya. Apa yang bisa Jaehyun lakukan di rumah itu sementara Taeyong tidak ada?

Usaha Jaehyun mengusir Taeyong dari pikirannya tak kalah gila. Ia gila-gilaan bekerja. Tidak kenal waktu meskipun itu tidak cukup membuat pikirannya teralihkan. Jaehyun malu mengakui ini, namun ia benar-benar dibuat gila oleh seorang bocah.

“Bang, mereka udah selesai muat.” Pria setahun lebih tua dari Jaehyun datang memberi informasi.

“Mesin gimana?” Jaehyun bertanya.

“Masih dicek anak-anak, Bang.”

Jaehyun mengangguk. “Kalau mesin nggak ada trouble, kita turun sore ini,” putusnya. “Mau kopi, Bang?” Jaehyun menawarkan.

Pria berambut ikal itu menggeleng. “Udah ngopi. Barusan,” tolak pria itu. “Jangan sering-sering begadang apalagi sampe lupa makan, Bang. Kalau Bang Jaehyun kenapa-kenapa, kapal nggak bakal jalan,” ujarnya seraya bercanda.

Jaehyun mengangguk mendengar nasihat crew kapalnya. Tak lupa berterima kasih atas perhatian yang diberikan. Beberapa crew memang menegurnya, tapi Jaehyun bergeming. Setidaknya dengan bekerja Jaehyun bisa mewaraskan pikirannya.

Jaehyun merindukan pemuda itu. Belakang ini, ia hanya melepas rindu dengan melihat story Whatsapp yang di-update Taeyong nyaris setiap hari. Menurut Jaehyun, Taeyong membuat story itu untuk mengabari kakaknya mengenai apa saja yang dilakukannya dalam sehari. What a lovely.

Loving Her Brother [Jaehyun × Taeyong]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin