💮J'A-09💮

12.7K 1.6K 115
                                    

Oke sudah diputuskan ini bakalan aku unpub karena sidersnya gak ngotak sama sekali, udah gak mood.

Yang iya kalau kaya gini aku mending hiatus aja, kaya gak dihargai banget, sekedar vote aja gak mau, jadi mending hiatus aja biar kalian gausah ada bacaan baru.

Kalian mau ini dilanjut? Yaudah 200 vote 70 komen dipenuhi.

><

Mereka kini ada di rooftop, duduk disofa yang entah kenapa bisa ada di rooftop itu.

Jendra duduk dilantai sementara Amoura disofa nya, Jendra asik mendusel dipaha Amoura dan sesekali menjilati paha gadis itu.

Amoura sendiri mengelus rambut lebat Jendra, sampai membuat cowok itu keenakan.

"Jadi, bagaimana kabar mainanku setelah berjauh dariku, heum?"

Jendra mendongak, wajahnya memelas sekali. "Jen tidak suka berjauhan dengan Amoura, rasanya Jen ingin menghancurkan banyak orang tapi nanti Amoura marah." adunya pelan.

Kekehan ringan Amoura berikan, dia menepuk pipi Jendra lembut.

"Karena kita sudah bertemu lagi, kamu mau jadi mainanku kembali?"

Anggukan Amoura dapatkan, Jendra bergerak menegakantubuhnya lalu menjilati sudut bibir Amoura.

Amoura sudah biasa, dulu juga kebiasaan Jendra adalah menjilati sudut bibirnya.

Suasana Rooftop begitu sejuk dan angin sepoi-sepoi menerpa mereka, terik matahari tak terlalu mengganggu.

Jendra tanpa aba-aba berdiri cepat, dia bersiaga dengan cara mengeluarkan pisau yang ada pelindungnya.

Pisau yang selalu Jendra bawa disaku celana sekolahnya.

Mata biru gelapnya memicing menelusuri sekitar rooftop.

Srek.

Secara cepat Jendra menoleh ke sumber suata dan melemparkan pisaunya tadi.

Jleb!

"Akhh!"

Berhasil, Jendra berhasil mengenai sasaran, dia berlari mendekati seseorang yang bersembunyi dibalik tandon air.

"Kau! Berikan foto itu sialan!"

Ternyata siswa yang tak lain adalah dari ekskul Jurnalis, dia memotret sebagian orang untuk dijadikan bahan gosip diforum dan dipapan pengumuman.

Jendra menarik kamera yang tergantung dileher cowok itu, tanpa aba-aba dia langsung membantingnya ke lantai dan menghancurkan memori kamera itu.

Tatapan mata Jendra begitu tajam dan berbahaya.

"Jangan coba-coba mengusik Amoura, atau kau akan merasakan bagaimana tanganmu akan kuhancurkan."

Siswa itu mengangguk cepat, sementara Amoura mengulas senyum tipis.

"Peliharaan yang bagus."

Setelah puas memberikan pelajaran pada siswa tadi, Jendra berjalan menuju Amoura dengan wajah yang cerah.

Dia langsung berlutut lagi dan menanti elusan dari Amoura.

"Jen peliharaan yang baik kan?" tanya Jendra semangat.

Amoura mengangguk, dia mengelus rambut Jendra lembut sebagai bentuk apresiasi untuk Jendra.

"Kamu adalah peliharaanku yang baik."

"Hihi, terima kasih, My Amour~"

Amoura senang peliharaan ini sangat menurut, berbeda dengan peliharaannya yang ada di rumah sana.

Yang di rumah sangat nakal, Amoura bahkan selalu memukulnya agar dia menurut.

Bagaimana jika Jendra bertemu peliharaan Amoura di rumah, apakah dia bakal cemburu dan merasa tersaingi?

"Jen, mau ke rumah ku?"

"Wahh, mau!"

"Baiklah, nanti ke rumahku ya."

"Otte!"

💮Bersambung💮

Amoura's Little Monster [END]Where stories live. Discover now