💮J'A-16💮

8.5K 1K 61
                                    

Wahh, aku seneng nih kalau komennya cepat penuh hehehehehhehe, tapi Votenya jangan kelupaan dongs.

200 vote dan 60 komen gas🏃

><

Rencana nya hari ini Rendri dan Hazren mau jenguk Jendra yang lagi di rumah sakit.

Anak itu sakit karena luka ditangannya, kata nya sih dia nguliti tangannya sendiri, tapi mereka gatau apa penyebabnya.

Tapi masalahnya kali ini, mereka harus bujuk Darrien supaya mau ikut, anak itu susah sekali kalau diajak pergi.

"Bang, ayolah, kita jenguk Jendra bentar ajaaa." rengek Hazren memelas.

Darrien hanya diam dengan tatapan mata datarnya, dia tak menjawab, Darrien hendak naik ke motornya tapi ucapan Rendri membuatnya berhenti.

"Nanti aku bantuin supaya abang baikan sama Mommy!"

Darrien menatap Rendri tanpa suara, dia mengangguk sebagai jawaban.

Hela napas lega Rendri dan Hazren berikan, membujuk Darrien harus ada sangkut pautnya dengan Mommy mereka.

"Ah, Kavi..Nando dan Gabriel belum pulang sekolah." suara berat Darrien terkadang membuat mereka kaget.

"Tapi tiga bocil itu nanti dijemput supir bang."

Darrien ber oh ria. "Abang kayanya linglung gini, kenapa sih? Gara-gara mommy masih marah?" pertanyaan Hazren membuat Darrien murung.

Remaja tampan itu menunduk dengan wajah yang muram, sudut bibirnya turun.

Darrien sejak lagi dimusuhin sama Mommy mereka, dia jadi lebih kaya orang stress, linglung dan kebingungan.

Kerjaannya nangis memelas, lalu diam seperti patung, lalu nangis lagi dalam diam.

Mereka terkadang khawatir dengan kejiwaan Darrien kalau ini berlanjut.

"Udah, Mommy nanti mau baikan sama abang, asal abang janji gak mabok lagi."

Iya salah Darrien juga yang kemarin gak sengaja minum alkohol di kulkas, alkohol itu milik Papi Rio dan Darrien kira itu air putih.

Alhasil Darrien buat kekacauan di rumah karena dia mabok, dan malah hampir mencium bibur mommy nya sendiri.

Makannya Klairin marah sama tuh anak sampai sekarang, membuat Darrien kaya orang gila.

.....

Jendra meringkuk di dalam selimut, dia menangis lirih memanggil nama Amoura.

Mommy dan Daddy nya bingung harus bagaimana, pasalnya mereka gatau siapa Amoura itu.

"Nak, nanti kami carikan Amoura ya, berhenti nangisnya."

"Hiks..mau Amour..mau Amour..hiks..huhuuu Amoura jangan buang Jen.." sedih sekali tangisannya.

Mereka berdiskusi sebentar guna mencari siapa itu Amoura, dan tak berselang lama 3 teman Jendra datang.

"Selamat siang tante." sapa Hazren sopan.

"Siang tante." sahut Rendri ikut menyapa.

Darrien hanya menunduk tanpa suara lalu tegak kembali, tatapan matanya datar sekali.

Bukan bermaksud gak sopan, cuma mata Darrien emang kaya gitu.

"Eh kalian temennya Jen kan?"

"Iya tante."

"Kalian tau siapa itu Amoura?"

Rendri mengangguk "Amoura itu teman kami di sekolah tante, ada apa memangnya tan?"

"Bisa minta tolong beritahu alamatnya gak? Tante mau minta tolong supaya datang jenguk Jendra."

Hazren mengelus tengkuknya pelan "Kami gak tau alamatnya tante, cuma kalau nunjukin dimana kelasnya kami tau--"

"Saya tau rumahnya Tante."

Semua orang langsung memandang kearah Darrien, cowok kulkas itu tampak masih diam saja.

"Kok abang tau?"

Darrien hanya melirik Rendri tanpa berniat menjawab pertanyaannya.

"Bagus deh, ayo anter tante."

Darrien mengangguk, dia mempersilahkan Mommy Jendra jalan duluan lalu mengikutinya dari belakang.

"Abang kok bisa tau?" tanya Hazren yang ikut sama Darrien.

Hela napas pelan Darrien berikan, dia merangkul bahu Hazren pelan.

"Rumah Amoura, itu ada didepan rumah kita."

"Hah!? Jadi mansion gede depan rumah kita itu rumah Amoura?"

"Hm."

"Kok abang tau?"

"Sering lihat."

"Sering lihat apanya?"

Decak malas Darrien berikan, dia malas mengulang kata-kata.

"Sering lihat Amoura keluar dari rumahnya." jelas Darrien.

Hazren ber oh ria, jadi gitu, oke deh oke.

"Abang gak ada niat buat pacaran sama Amoura kan?"

Darrien mendelik, dia menjitak pelan dahi Hazren.

"Abang, gak mau pacaran, nanti Mommy marah dan gak sayang abang lagi, Mommy tidak suka anaknya pacaran, itu membuang waktu."

"Jadi kalau mau nikah nanti?"

"Mau membujang kaya Papi Rio." jawab Darrien datar.

"Ih mana boleh bang! Mommy kan butuh menantu."

Darrien mengedikan bahunya pelan "Kan ada kalian, jadi abang gak perlu nikah."

"Hish! Hazren juga mau membujang kaya Papi Rio! Ihh abang kok ikutan sih!"

"Apaan, kamu itu yang ikutan."

"Ah abang gak asik!"

"Ya asikin."

Hazren geram, ingin dia cakar wajah tak ber eskpresi milik Darrien, menyebalkan sekali!

💮Bersambung💮

Amoura's Little Monster [END]Where stories live. Discover now