Prolog

2.3K 179 15
                                    

"Gak apa-apa Tia gak kuliah dulu, Ma. Uang yang ada bisa untuk biaya Tian masuk pesantren aja. Tia bisa kerja dulu sambil ngumpulin uang buat kuliah sendiri nanti. Kasian Papa masih sakit," ujar Tia sore itu dengan suara bergetar.

Tampak ia susah payah menahan butiran bening yang hendak tumpah sedari tadi. Demi melihat sang ayah terbaring tak berdaya di ranjang dan Mama yang di sisi Papa baru saja mengeluhkan uang tabungan yang nyaris tak bersisa.

Seketika Mama berbalik dan membawa puteri satu-satunya tersebut ke dalam dekapan. Berbisik tentang kata maaf yang membuat pertahanan Tia benar-benar jebol. Ia pun menangis tanpa bersuara, tak ingin membuat Mama lebih merasa bersalah lagi. Kondisi Papa saat ini lebih membutuhkan biaya, ketimbang kuliahnya yang bisa ditunda barang setahun dua tahun ke depan.

"Maafin Papa, ya, Nak. Nanti setelah Papa sehat lagi, Tia bisa lanjut kuliah." Papa menatap nanar dari atas ranjang. Kecelakaan yang dialami membuatnya tak bisa bekerja sementara waktu dan menguras tabungan yang sekiranya untuk biaya kuliah Tia dan sekolah Tian.

Tia tersenyum dalam pelukan Mama. Ia bertekad akan belajar mandiri dan tidak merepotkan kedua orang tuanya lagi. Ya, ia akan mencari kerja selepas sekolah menengah ini. Toh, di luar sana banyak orang-orang yang sukses bekerja sambil kuliah. Dan, ia yakin akan bisa menjadi salah satunya.

===============================

Hai.. hai..

Aku hadir lagi nih 🤭

Ada yang penasaran dengan kisah awal Tia dan Rifky?

Bisa ikutin ceritanya di sini ya, tentunya dengan beberapa perubahan 🤭

Karena cerita ini aku ikut sertakan dalam event Author Got Talent 2022, jadi aku akan usahain update terus yaa, Jadi jangan lupa like dan komen yaa, biar aku makin semangat update-nya 😁

Makasiihhhhh 😘

[TERBIT] Secret Admirer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang