The Next Crown Prince of Hera

9.4K 1.2K 27
                                    

-Author Pov-

Vegas saat ini tengah berada di perbatasan memimpin pasukannya untuk berperang melawan sekumpulan knights dari aliansi kecil beberapa kerajaan wilayah selatan yang menginginkan perebutan takhta Kekaisaran Hera. Cukup lucu, Vegas bahkan masih menertawakan kebodohan atas tindakan gegabah yang mereka lakukan tanpa perhitungan itu.

Sebenarnya, bisa saja Vegas menumpas seluruh knights musuh dalam waktu sekejap hanya dengan menggunakan kedua tangannya saja. Tentu, hal itu tak dilakukan. Mengingat bagaimana ayahnya berpesan bahwa poin utama dari setiap peperangan yang ia pimpin sekarang bukan soal kemenangan solo miliknya. Tapi juga soal bagaimana ia memimpin dan mengarahkan prajurit kekaisaran dalam taktik yang cerdas.

Vegas tak boleh lupa bahwa prajuritnya juga merupakan para petarung yang memiliki kehormatan saat mereka melindungi kekaisaran. Ia tak boleh menjadi seorang pemimpin haus darah yang membantai habis musuh hingga seluruh prajuritnya hanya berdiam dan merasa seperti pecundang. Ada harga diri para prajurit kekaisaran yang harus ia junjung sama tinggi dengan takhtanya kelak. Ya meskipun, hal ini membuat Vegas harus menahan rindu untuk tak menemui pria manis kesayangannya dalam periode yang cukup lama.

•••••

Pete berlari menuju kamar mandi yang jaraknya tak begitu jauh dari kantin kampus. Tak mengindahkan bagaimana kepalanya sakit dan terasa berdenyut, pria manis itu tetap berusaha sekuat tenaga agar mampu mencapai tujuannya. Porsche bahkan turut berlari mengejar kepergian sahabatnya itu.

Begitu sampai, Pete langsung masuk ke salah satu bilik dan membuka kasar tutup toilet di hadapannya. Ia posisikan tubuhnya untuk berjongkok sambil mengeluarkan isi perut yang sedari tadi terasa bergejolak. Cairan pahit dan asam di lidahnya itu tak henti-hentinya ia muntahkan meski lambungnya sudah terasa sangat nyeri.

Porsche menghampiri Pete dengan nafas terengah, "Astaga Pete! kamu ini sebenarnya kenapa?!" Omega manis itu mengusap punggung sahabatnya seraya memberikan pijatan kecil di bagian tengkuk yang sudah dipenuhi keringat dingin. Pete mendongak, "tunggu aku diluar Porsche. Ini menji- umph" Gejolak dalam perutnya bahkan tak mengizinkan Pete barang berbicara sedikit saja.

"Jijik apanya? kamu mengkhawatirkan begini bagaimana aku bisa jijik?!" Porsche merasa gusar.

Beberapa saat kemudian Pete akhirnya berhenti muntah. Tekanan di perutnya sudah sedikit mereda hingga ia mampu untuk menekan tombol flush toilet. Melihat itu, Porsche berjongkok untuk menyejajarkan diri dan mengeluarkan sapu tangan dari dalam saku jaket kulit yang ia kenakan. 

Dengan telaten, Porsche mengelap sisa muntahan yang tersisa di ujung kiri bibir Pete. "Sudah aku bilang, kita ke rumah sakit saja. Sepertinya kamu sakit cukup parah sekarang. Apa kamu keracunan makanan? jangan membuatku khawatir Pete, jangan mati dan meninggalkanku sendiri." Pete terkekeh melirik sahabatnya dan mengangguk kecil sebagai tanda bahwa ia baik-baik saja. Hal ini membuat Porsche mendengus kesal lalu segera bangun membopong Pete untuk keluar dari kamar mandi dan mengantarkannya ke rumah sakit. 

Baru 5 langkah dilakukan, pegangan Pete pada bahu Porsche terlepas. Pria manis itu rupanya pingsan tak sadarkan diri. "Astaga, Pete!!" Porsche menopang tubuh sahabatnya. "Pete! Bangun!" Omega manis itu semakin histeris saat panik.

Kekhawatiran Porsche terus berlangsung sampai akhirnya pintu kamar mandi dibuka kasar dari luar dan menampilkan sosok pria tampan yang familiar.

"Porsche? Pete kenapa?!"

Porsche mendongak, "Phi Arm! bantu aku! kita harus bawa Pete ke rumah sakit!"

He's My Queen (VegasPete)Where stories live. Discover now