Vegas vs Venice

5.6K 737 148
                                    

"Aku menyerah! aku mau pulang! lihatlah, kantung mataku sudah memiliki kantung mata lain yang juga berkantung!"

Entah sudah berapa kali keluhan dengan orientasi serupa itu memekak telinga Anakinn hingga ia dapat memprediksi beberapa saat sebelum keluhan berikutnya diperdengarkan. Jangan heran dan memiliki pemikiran bercabang, sudah pasti asal-muasalnya adalah si bungsu yang sudah menyandang gelar Marquess.

"Kimhan, ayolah. Aku tahu kau lelah, aku juga. Tapi apa kau akan membiarkanku dimarahi oleh Vegas di rapat mingguan besok? aku juga tak ingin proyek ini diambil alih Viscount Dollores, kau tahu sendiri bagaimana serakahnya pria tua itu." Helaan nafas panjang mengiringi pandangan Anakinn ke arah tumpukan dokumen yang membuat pening seisi kepalanya.

"Tapi ini bukan pekerjaanku! sekarang sudah lewat tengah malam! sudah dua hari pula aku tak pulang demi membantumu

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

"Tapi ini bukan pekerjaanku! sekarang sudah lewat tengah malam! sudah dua hari pula aku tak pulang demi membantumu. Jangan sampai Chay mengirimkan surat cerai dan aku menjadi duda di usia semuda ini." Kimhan menyandarkan punggungnya yang terasa pegal ke arah kursi dengan bantal empuk berukuran besar di atasnya. Ia tak berbicara omong kosong. Sejak saat kehamilan Porsche terjadi, fokus dan kepribadian Anakinn total berubah menuju arah berlawanan. Bila harus dikatakan, Anakinn memang cukup kerepotan dalam membagi waktu  untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang suami bagi Porsche sekaligus Duke bagi kekaisaran yang tidak memiliki permaisuri. 

"Kali ini, memangnya Kak Porsche mengidam apa?"

"Memelihara kucing," timpal Anakinn.

Jawaban dari yang lebih tua tentu tak memuaskan yang lebih muda. Kucing? cukup minta salah satu pelayan untuk pergi ke pusat peradaban juga sudah pasti dapat, kenapa harus sampai menelantarkan ini dan itu? monolog Kimhan dalam hatinya. "Loh? itu kan gampang? tinggal beli satu di toko atau adopsi saja kucing yang berkeliar-"

"Kucing yang bersedia untuk mengerami telur ayam hingga menetas."

Senyum masam dan ujaran mendayu yang Anakinn utarakan secara sarkas sukses membungkam Kimhan dengan keterkejutan. Lagi-lagi, kakak iparnya itu, oh, ralat. Maksudnya, calon keponakannya itu meminta hal ajaib yang membuat sang ayah kelimpungan nyaris lenyap kewarasannya.

"H-haha, s-sabar. Anakmu kelak akan menjadi anak paling manis, penurut dan berbakti kepada orangtua setelah lahir ke dunia karena seluruh keinginannya dipenuhi dengan baik olehmu," ujar yang lebih muda untuk memberi penghiburan.

Mengesampingkan rasa lelah dan kantuk, Anakinn dan Kimhan kembali bergelut dengan tugas yang nyaris selesai untuk mereka kerjakan. Ada sedikit lega dalam kedua hati kakak-beradik itu setelah memperkirakan bahwa dokumen untuk rapat di esok hari sepertinya akan aman dan proyek pemugaran balai kota yang menjadi incaran pun tidak akan jatuh ke tangan fraksi bangsawan menyebalkan. Meski begitu, pupus sudah target capaian mereka setelah terdengar kehebohan dari arah luar ruangan.

Tok Tok Tok

"Anakinn, Jeff- eh, Kimhan!"

Tok Tok Tok

He's My Queen (VegasPete)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu