Deep Talk

5.9K 680 81
                                    

-Author Pov-

Pria manis kesayangan sang putra mahkota kini diam membisu. Hatinya ingin meyakini bahwa pria muda yang tadi pagi ia temui hanya seorang pekerja keras dengan latar belakang hidup yang menyedihkan. Namun apalah daya, ketika nalarnya sudah mengerti situasi yang coba Vegas jelaskan, tak ada satu pun alasan logis yang dapat ia gunakan untuk mempertahankan fikiran baiknya.

Air wajah Pete menjadi keruh seiringan dengan sandaran tubuh yang ia lakukan pada kepala ranjang.

"Biu."

"..."

"Bi-"

"Jangan panggil aku seperti itu. Aku benar-benar muak, Vegas. Kamu seperti sedang memanggil orang lain."

Seakan mengerti, Vegas kemudian membaringkan tubuhnya dalam posisi menyamping seiringan dengan ditariknya tubuh Pete dengan lembut agar tergabung di sebelahnya.

"Look at me, Biu."

"I said, stop calling me like tha-"

Cup.

"Jangan sedih. Malam ini kan aku sudah janji akan menjawab semua pertanyaan kamu."

Pete menoleh. "Betul ya? kamu hanya boleh menjawab. Jangan marah atau mengendalikanku. Janji?" Jari kelingking yang diacungkan ke udara pun diterima oleh Vegas dengan kekehan gemas tak tertahan.

"Sebelumnya, aku mau memberitahumu kalau aku mungkin tak bisa ingat tentang semua janji dan pertemuan kita di masa lalu. Dalam benak fikiranku, pertemuan pertama kita benar-benar saat.. saat kita tidur bersama di hotel." Suaranya memelan karena malu. "T-tapi, aku tahu kalau itu semua nyata. Aku percaya itu," lanjutnya kemudian.

Vegas menarik Pete untuk mengubah bantalan kepala pria manis itu menjadi lengan kekar miliknya.

"Why?"

Pete membuat gerakan memutar pada dada bidang Vegas menggunakan jari telunjuknya. "Aku melihatnya dalam mimpi. Saat aku koma 4 bulan lalu, saat.. kamu menghilang." Perlahan kepalanya mendongak untuk menatap wajah Vegas. "Kenapa? kenapa kamu menghilang? kamu sudah tak cinta lagi padaku? sudah benci pada anak kita?" tanyanya.

Vegas memejam kedua matanya dan menggeleng lembut. Sebuah kecupan ia bubuhkan pada kening Pete sambil dihirupnya aroma Vanilla khas pria manis itu yang selalu ia rindukan. "There's no way. Aku tak mungkin berhenti cinta kamu. Aku juga tak mungkin benci pada anak yang dikandungmu," ujarnya menenangkan.

"Lalu kenapa menghilang? kamu kan suka sekali mengganggu dan menguntitku. Rasanya aneh saat kamu tiba-tiba tak ada kabar seperti itu."

Mendengar nada getir dari ucapan Pete, Vegas menarik dagu pria manis itu agar kedua mata monolid cantiknya terlihat jelas. 

"Aku tak bisa melalui portal untuk menyebrang perbatasan, sayang."

"Ha? kenapa? aku saja bisa lewat portal itu dan datang kesini. Kenapa kamu tak bisa? kamu sakit?"

"Oh? sepertinya sudah ada yang semakin cinta padaku. Panggilannya sudah berubah dari kau menjadi kamu."

He's My Queen (VegasPete)Where stories live. Discover now