After Winter III

1.5K 266 101
                                    

Dua tahun yang lalu, tepatnya ketika keluarga mereka berlibur ke Australia setelah Felix diterima di salah satu universitas terbaik. Liburan keluarga yang sudah sering mereka lakukan terasa berbeda kala itu. Malam ketiga mereka disana kakak dan adik itu minum bersama di kamar hotel dan entah bagaimana keduanya melewati batas dengan melakukan sesuatu yang melanggar norma. Ya, mereka melakukan seks untuk pertama kalinya.

"Kata siapa kita tidak akan melakukannya lagi?" Tanya Changbin sembari mengambil alih kondom di tangan Felix untuk kemudian ia buka.

Merasa ini tak benar Felix kembali merebutnya dan dengan cepat membuang kondom itu ke tempat sampah di kamarnya.

"Hush hush keluar sana," usir Felix sembari menggerakkan tangan seperti sedang mengusir ayam.

"Kenapa kakak diusir?"

"Dramanya sedang seru, kakak mengganggu acara nontonku."

"Jadi kakak ditolak?"

Felix menatap Changbin yang berdiri di dekat ranjangnya. Dilihat dari sisi manapun ia tak akan pernah bisa menolak pesona kakaknya, tapi kan ia gengsi.

"Kakak keluar saja sana, telepon kekasih kakak atau apalah yang penting jangan menggangguku."

"Memangnya sejak kapan kakak punya kekasih?"

Felix mengedikkan bahu tak peduli kemudian pemuda manis itu turun dari ranjang untuk menyeret kakaknya keluar kamar.

"Besok kakak belikan kondom yang baru," bisik Changbin di samping telinga Felix membuat pemuda manis itu mendorong Changbin dan segera menutup pintu kamarnya dengan agak membantingnya.

Felix berlari masuk ke dalam selimut kemudian pemuda manis itu menenggelamkan wajahnya di bantal sebelum berteriak tertahan.

"Lihat otot lengannya saja sudah bergetar apalagi lihat terongnya lagi?! Kakak tiri sialaaaann!!!"










Changbin dan Felix hanya pernah melakukannya 3x dalam 2 tahun terakhir. Mereka sadar bahwa perbuatan mereka salah namun di 3 waktu tersebut nafsu mereka memenangkan pertandingan melawan kewarasan. Ini hampir setahun sejak terakhir kali mereka melakukannya dan Felix memilih untuk meminimalisir berdekatan dengan kakaknya ketika akhir-akhir ini pikirannya makin kotor.

"Ayah dan mama akan pergi ke New Zealand selama sebulan. Kalian baik-baik di rumah, jangan sering bertengkar dan juga jangan merepotkan Bibi Lin," ucap satu-satunya wanita di meja makan itu.

Changbin dan Felix kompak mengangguk tanpa protes. Mereka berdua sudah sering ditinggal pergi oleh orangtua mereka yang sibuk jadi mendengar hal itu tak berpengaruh apa-apa pada keduanya, namun sepertinya kali ini akan ada sesuatu yang berbeda dari biasanya.

Keluarga kecil itu makan dengan diselingi obrolan ringan dan setelahnya dua putra di keluarga itupun beranjak pergi ke kamar masing-masing di lantai dua. Felix membuka pintu kamarnya hingga ia merasakan seseorang menepuk pucuk kepalanya dengan pelan.

"Ayah dan mama akan pergi lama, apa kau mau main dengan kakak?" Tanya Changbin dengan suara pelan seakan tak ingin orang lain mendengarnya.

"Ke luar negeri? Boleh juga," ucap Felix berpura-pura tidak paham meski kini dirinya ingin lari dan menggigit bantal. Felix tidak sebodoh itu untuk mengartikan ucapan kakaknya, jangan pikir ia masih anak remaja yang polos dan lugu. Tidak, kenyataannya Felix tau kemana pembicaraan ini tertuju.

"Biasanya orang yang pura-pura bodoh besoknya jadi bodoh sungguhan, ya meskipun kau memang bodoh sih."

"Mau mengajak main atau mengajak tanding di ring? Mau aku pukul?" Tanya Felix sembari mengangkat kepalan tangannya yang mungil.

Three Words 6 [ChangLix]Where stories live. Discover now