Friends With Benefit II

1.1K 153 40
                                    


Changbin mengangkat bantal sofa, mencari sebungkus rokok yang seingatnya ia letakkan di sekitar sana. Laptop di meja masih menyala menampilkan data-data perusahaan yang tengah ia kerjakan. Secangkir kopi berada di sampingnya, menemani lelaki itu untuk tetap terjaga. Namun satu hal yang ia butuhkan belum juga ketemu meski sudah ia cari 30 menit lamanya. Rokok, Changbin butuh nikotin untuk menekan rasa stresnya.

"Ah ketemu."

Lelaki itu akhirnya dapat bernafas lega. Sebatang rokok ia ambil dan sematkan di bibirnya. Pemantik dinyalakan dan helaan nafas lega terdengar saat itu juga.

Pekerjaan begitu berat akhir-akhir ini, ditambah dengan pengalihan stresnya yang tak ada kabar. Felix sibuk dengan pekerjaan padahal sex menjadi cara ampuh bagi Changbin menghilangkan stres. Tapi mau bagaimana lagi, mereka punya tanggung jawab dan kesibukan masing-masing. Kalau dua-duanya deal ya langsung ke kamar, tapi kalau salah satunya sibuk masa iya mau dipaksa? Pacar saja bukan.

Triinggg

"Halo?"

"Dimana?"

"Apartemen."

"Aku sedang ada di dekat apartemenmu, nanti aku mampir sebentar. Apa kau mau titip sesuatu?"

Changbin menatap kotak rokoknya yang hanya tersisa dua batang sebelum kemudian menjawab pertanyaan Felix.

"Rokok dua bungkus dan roti, aku lapar."

"Itu saja?"

"Kondom."

"Tidak bisa, aku hanya akan mampir sebentar."

Changbin menghela nafas sebelum kemudian berdehem sebagai jawaban akhirnya.

"Felix."

"Sudah selesai?"

"Sudah."

"Sudah dulu ya, Bin. 20 menit lagi aku sampai disana."

Changbin mengerutkan keningnya sebelum kemudian menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 10 lewat. Felix sedang bersama siapa?











Changbin tengah sibuk menggarap pekerjaannya ketika suara bel apartemen berbunyi memecah konsentrasi. Lelaki itu segera bangun dan membukakan pintu tanpa perlu mengecek siapa yang datang. Sudah jelas kan?

"Aku belikan sup hangat. Jangan hanya makan roti, tidak kenyang," ucap Felix sembari memberikan barang titipan Changbin beserta sup daging yang dibeli atas inisiatifnya sendiri.

Changbin menerimanya namun lelaki itu hanya diam sembari menatap orang di depannya. Tangannya terulur dan dalam sekali tarik saja tubuh Felix masuk ke dalam pelukannya. Ia hirup aroma tubuh pemuda manis itu dan efeknya seperti ia menyesap nikotin dari rokok yang dibakarnya. Menenangkan.

"Menginap disini saja, besok aku antar ke kantor," ucap Changbin sembari mengusap-usap punggung Felix.

Felix membalas pelukan Changbin, tangannya bergerak memijat pelan punggung lelaki yang tengah bermanja padanya itu.

"Tidak bisa, aku harus segera pulang sekarang. Lagipula aku bawa motor."

"Kenapa? Seperti ada anak dan istri yang menunggu di rumah saja."

"Bukan anak bukan istri, tapi memang ada yang menungguku di bawah."

Changbin melepas pelukannya namun tangannya masih bertengger manis di pinggang Felix. Matanya menatap ke dalam mata lawan bicaranya hingga sebuah pertanyaan ia lontarkan.

"Siapa?"

"Perempuan yang pernah aku ceritakan padamu."

"Kau memutuskan untuk melakukan pendekatan dengannya?"

Three Words 6 [ChangLix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang