Lovederella

1.1K 160 135
                                    


Akhir musim dingin adalah waktu yang bagus untuk berjalan-jalan di luar. Cuaca yang menghangat dan juga tanaman yang mulai tumbuh membuat mata segar setelah beberapa bulan hanya melihat tumpukan salju di sepanjang jalan. Orang-orang mulai piknik di taman dengan teman-teman mereka, tak terkecuali rombongan anak SMA yang terdengar rusuh di salah satu sudut taman.

"Aku iri dengan mereka yang masih muda," ucap seorang lelaki yang sedang berbaring di tikar kain.

"Karena kulit mereka masih kencang dan kau sudah kendor?" Sahut lelaki lainnya dibalas tawa dari dua orang lainnya.

"Tenaganya! Bukan fisik!"

"Kenapa tenagamu? Hanya bertahan 5 menit lalu keluar?"

"Lee Minho brengsek," desis Chan, lelaki yang sedari tadi jadi bahan bula-bulanan teman-temannya.

Minho melengos tak peduli, kembali meminum sodanya dengan santai seakan tak ada yang terjadi. Changbin geleng-geleng melihat tingkah temannya hingga beberapa saat kemudian ia dibuat terkejut ketika sebuah sepatu menabrak keras belakang kepalanya hingga menimbulkan suara.

Lelaki itu menoleh hingga ia mendapati seorang anak SMA lari tergopoh-gopoh ke arahnya. Changbin pasang badan, siap memarahi bocah ingusan yang sedari tadi berisik dan berakhir membuatnya cedera. Halah drama.

"Maaf ya om, maaf karena sepatuku melayang sampai kesini. Om tidak apa-apa kan? Apa ada yang cedera?"

Changbin yang tadinya mau marah-marah terdiam, pun dengan ketiga temannya yang saling lirik sebelum kemudian terbahak kencang membuat anak SMA yang ketakutan disana merasa bingung.

"Om? Boleh aku minta sepatuku?" Tanya anak SMA itu mencicit pelan sembari menunjuk sepatunya yang ada pada Changbin.

"Kembalikan sepatunya om, kasihan anak orang ketakutan," ucap Chan dengan masih tertawa geli.

Changbin membaca nama yang tersemat di seragam anak SMA itu sebelum kemudian menatap bocah itu dengan penuh dendam. Om katanya? Apa wajahnya setua itu?

"Telpon orangtuamu."

"Loh om, kok jadi orangtuaku juga? Aku minta maaf om, kan aku tidak sengaja," ucap siswa itu dengan kening berkerut tidak setuju.

"Kau berpotensi membuatku gagar otak."

"Kepala kan keras om, kalau hanya kena sepatu tidak akan gagar otak. Maksimal juga pingsan, tapi karena om kelihatan baik-baik saja berarti lemparan sepatuku tidak fatal."

"Tetap saja sakit."

"Ah alasan saja om ini."

"Sungguhan sakit!" Ucap Changbin dengan mata mendelik kesal meladeni bocah blonde di depannya.

"Ya maaf om."

"Berhenti memanggilku om!"

"Um... Maaf ya paman."

Ketiga teman Changbin makin terbahak kencang. Chan bahkan sudah menggelundung sampai ke rumput, sedangkan Minho sudah mengangkat ponselnya mengabadikan momen membahagiakan dalam hidupnya.

"Kau harus tanggung jawab."

"Iya-iya, om mau es krim?"

Bukannya mereda, tawa Chan makin menjadi-jadi. Changbin yang tadinya mau memaafkan malah semakin emosi.

"Anak zaman sekarang memang tidak ada sopan-sopannya."

"Aku salah lagi?"

"Iya!"

Seorang anak SMA lainnya datang mendekat, mungkin merasa kasihan pada temannya yang sedang dimarahi Changbin.

"Permisi kak, maafkan temanku ya. Kami hanya sedang main-main dan dengan tidak sengaja sepatu temanku terlempar. Mohon maaf ya kak," ucap siswa dengan name tag bertuliskan Han Jisung.

Three Words 6 [ChangLix]Where stories live. Discover now