9

5.9K 509 34
                                    

Hai! Apa kabar? Semoga baik baik aja ya.

Maaf buat yang udah nungguin dan merasa book ini lama banget up nya:v

Jujur sebenar nya gw lupa alur.

Itu hal yang paling gw benci no 2 setelah nulis tapi yang gw tulis gak bisa ke simpan.

Jadi gw harus mutar otak lagi untuk jalanin book ini, dan gw rasa book ini paling berat karena banyak adegan kriminal, pembunuhan, penyakit mental dan sex bebas yang benar benar harus gw pikirin biar kalian yang baca merasa gak aneh.

"Apa sih gitu doang mah gampang gak perlu mikir" i know:( itu buat kakak kakak yang udah pro dalam bikin cerita, sementara aku baru belajar kak jadi tolong dimaklumi ya:(

















Typo? Tandai.

















Jeno sudah selesai membersihkan diri ditoilet sekolah, dan Jeno benar benar kesal dengan orang gila bernama Na Jaemin itu. Iya, orang yang baru saja sudah merengut keperjakaan nya.

Dengan seenak nya dia mengatakan.

"Bersihkan diri mu, uang nya akan aku kirim setelah kau pulang sekolah."

Padahal Jeno belum mengatakan nomor rekening dan juga alamat rumah nya, Uh! Dasar bodoh, jadi dia mau mengantar nya kemana.

"Sial, aku benar benar seperti jalang." Desi Jeno sambil menatap pantulan diri nya dicermin

"Aku penasaran, kenapa malam itu dia tidak membunuh ku." Jeno kembali berbicara sendiri, sambil tangan nya mengoleskan bedak putih pada leher nya yang banyak terdapat kiss mark

"Dia kabur begitu saja setelah menikmati tubuh ku, cih padahal aku sudah senang setidak nya aku akan mendapatkan tempat pengalian uang baru."

Merasa diri nya sudah bersih dan semua tanda merah dileher nya tertutup rata dengan bedak nya, Jeno lalu berjalan keluar meninggalkan toilet.

Mata nya menatap tanpa minat pada koridor sekolah yang sudah ramai, ini jam istirahat ketiga tepat sebelum mapel terakhir dan jam pulang.

"Na Jaemin bajingan, kalo sampai kau menipu ku awas saja." Jeno berdecak kesal, ia tahu sekarang pria itu sudah benar benar pergi meninggal kan sekolah ini

Sebenar nya Jeno tidak merasa rugi akan tubuh nya yang sudah dipakai, ia sama sekali tidak peduli dengan itu. Yang dia pikirkan sekarang adalah UANG, BAYARAN ATAS JASA PEMUASAAN NYA.



























Jam sudah menunjukan pukul 4 sore.

Jeno tidak langsung pulang kerumah nya, tapi ia mampir dulu ke markas untuk sekedar perkumpul dengan teman teman penjahat nya.

Mata indah Jeno melotot kaget saat ia sampai dan membuka pintu rumah yang terkesan kumur dari luar tapi bagus didalam nya itu.

"Ah ah ah pelanhh pelanhh~"

Desahan itu berasal dari mulut Ten yang tengah melebarkan paha nya sambil melakukan penyatuan dengan seseorang pria diatas sofa

Over || JaemjenWhere stories live. Discover now