Chapter 2

164 11 0
                                    

Crazy girl
_

__________________________________

Malam ini jennie bekerja di bar karena ia tak ada shift di caffe, biasanya jennie bekerja di bar satu atau dua kali dalam seminggu. Sejujurnya ia sangat enggan bekerja di bar walaupun untuk satu detik saja karena banyak pria tua berduit yang menggodainya bahkan mengajaknya untuk tidur bersama. Tapi mau bagaimana lagi gaji yang ia dapat lebih banyak daripada bekerja di caffe, mengingat kebutuhan dirinya yang semakin banyak dan juga kedua adiknya juga biaya sewa tempat tinggal yang mengharuskan ia bekerja di bar.

" Hi, jennie. You come back?" tanya edward, dia seorang barista seperti jennie.

" Ya. Edward."

" Bar terasa sepi saat kau tidak ada."

" Benarkah? Bukankah bar ini selalu ramai?'

" Kau tidak mengerti maksudku, sudahlah ayo bekerja."

Jennie hanya tertawa kecil karena tingkah edward yang menggemaskan baginya. Jennie tau edward menyukainya tapi ia hanya menganggap lelaki yang berusia dua tahun lebih muda darinya itu sebagai adiknya.

Jennie kembali bekerja. Dia melayani banyak pengunjung, menuangkan minuman, membawakan minuman layaknya seorang barista, terkadang ia sering di beri tips karena kerjanya yang bagus dan banyak pengunjung yang menyukai hasil kerjanya. Namun, disamping itu banyak pria tua berduit yang menghampirinya bahkan menyentuhnya dengan raut menjijikan.

" Hi, girl." Sapa seorang pria tua bertubuh besar, berjanggut dan kumisnya yang tebal. Dia menghalangi jennie untuk pergi dengan uang. Jennie hanya menunduk ia tak bisa melakukan apapun selain menolak halus atau ia akan di pecat. Ia tak berani menatap pria tua itu yang menjijikan.

" Mau main dengan, ku?" tanya pria tua itu lalu mengangkat dagu jennie dengan jarinya.

Jennie memalingkan wajahnya seraya melepaskan jari si pria tua dari dagunya.

" Maaf, saya harus kembali bekerja."

" Ayolah, di belakang ada kamar kosong, mau?"

🥀


Jackson mencari seseorang di tengah keramaian bar, ia berhasil memenangkan permainan yang ia buat karena gorbhonc menelponnya dan memintanya datang ke bar, jikalau ghorbhonc tidak menelponnya pun ia akan menggunakan caranya untuk memenangkan permainannya bersama wanita itu.

Ghorbonc adalah teman kuliah jackson yang saat ini masih berkomunikasi baik dengannya. Terkadang ghorbonc memanggil jackson untuk menceritakan tentang rumah tangganya bersama princess, istrinya. Keduanya sering bertukar cerita tentang kehidupan pribadi maupun pekerjaan.

Terlihat seorang lelaki yang mengangkat tangannya. Ghorbonc hernandez, dia adalah seorang jaksa tampan, rambutnya berwarna cokelat disertai kumis tipis yang membuatnya menawan.

" Ada perlu apa?" tanya jackson lalu duduk disamping ghorbonc.

" Temani aku minum." Kata ghorbonc lalu menyodorkan minuman pada jackson.

" Membosankan sekali." Kata jackson lalu meminum segelas alkohol.

" Sudah lama kita tidak bertemu dan mengobrol." Ucap ghorbonc.

" Jika tidak penting lebih baik aku pergi. Kau tau kan, aku sangat sibuk?"

" I know, big boss." Jeda dua detik.
" Menjadi CEO muda bukan berarti kau melupakan temanmu."

" I always remember you, baby." Respon jackson hingga keduanya tertawa. Begitulah mereka saat bertemu. Inilah sisi lain dari jackson seorang CEO muda yang berwajah mafia dengan sikapnya yang angkuh dan kasar juga suka bermain main dengan wanita.

JennieWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu