Chapter 9

86 11 0
                                    

Kau terlalu sempurna untuk perempuan miskin sepertiku.
_______________________________________

Jackson segera menghubungi orang orangnya setelah daya ponselnya terisi penuh. Ia meminta sekretaris dan para bodyguardnya mengurus mobilnya yang mogok di tengah jalan.

Sekretaris dan bodyguardnya langsung merespon dengan cepat dari telepon bahkan mereka menawarkan untuk menjemput Jackson detik itu juga, namun Jackson menolaknya dengan wajah yang tersenyum licik, dirinya berfikiran ingin bermalam disini, bersama Jennie. Dan meminta bodyguardnya untuk membawa mobil besok pagi.

Setelah menutup telepon, Jackson melihat Jennie yang keluar dari kamar mandi, ia memakai kaus putih polos yang kebesaran disertai celana pendeknya.

Jennie berjalan kearah Jackson sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Jackson langsung menghampiri Jennie lalu mengambil alih handuk yang Jennie pegang dan membantu mengeringkannya.

" Aku bisa sendiri." Tolak Jennie, kedua tangannya berusaha mengambil alih handuk.

" Kumohon, diamlah." Ucap Jackson membuat Jennie menghentikan aksinya dan mengumpat.

Pada saat Jackson mengeringkan rambut gadis itu, kedua bola matanya tertutup oleh handuk sehingga menyisakan bibir tipis kemerahan Jennie.

Jackson tergoda oleh bibir itu.
Ia lepas kendali.

Perlahan Jackson mendekatkan bibirnya seraya ingin mencium Jennie, dan pada saat bibirnya akan menempel, sebuah handuk menutup bibirnya karena Jennie menarik handuk tersebut hingga menjulur kebawah. Lalu kedua matanya menangkap bola mata Jackson yang hampir menyentuh wajahnya.

" What's are you doing?" Tanya Jennie tak mengerti.

Jackson sadar ia tak bisa melakukannya. Karena dirinya tau kriteria perempuan seperti Jennie sangat sulit di tebak dan pasti akan memberontak jika terus di paksa.

Namun ada satu pengecualian, saat Jackson berhasil membuat Jennie mencintainya.

Jackson yakin, suatu saat nanti Jennie akan mencintainya.

" It is nothing." Balas Jackson lalu melepas handuk itu kasar.
" Keringkan sendiri!" Lanjutnya

Jennie sangat kesal. " Memangnya siapa yang memintamu untuk mengeringkan rambutku?!!"

🥀

Jennie menatap jam dinding yang menunjukan pukul. 22.45 malam. Ia merasa ada yang mengganjal dan perasaannya menjadi tak enak seperti ada yang terlupakan.

Agatha.. sean..

Jennie melupakan kedua adiknya. Kini ia khawatir, bagaimana keadaan kedua adiknya saat ini? Sedang apa mereka? Apakah mereka sudah makan? Bersama siapa mereka saat ini, di tengah derasnya hujan?

Jennie mengutuk dirinya karena tega melupakan kedua adiknya. Ia terus memikirkan keadaan kedua adiknya karena selain dirinya siapa lagi yang merawat kedua adiknya?

Tanpa berfikir panjang, Jennie meraih tasnya. Ia harus segera bertemu kedua adiknya dan memastikan apakah mereka baik baik saja. Jackson membuka pintu, lalu kedua matanya terbelalak saat melihat sosok Jackson yang sedang berdiri di ambang pintu. Lelaki itu memperhatikan Jennie yang membawa tas.

JennieWhere stories live. Discover now