Chapter 10

79 11 0
                                    

Jackson menghela nafas. Karena kausnya yang ia kenakan kotor akibat dari ulah Jennie.

Dengan cepat Jackson melepas kaus putihnya sambil berjalan menuju kamar mandi, lalu ia melempar kaus putihnya pada keranjang kecil khusus pakaian kotor.

Jackson mencuci wajahnya di wastafel, lalu ia mengusap wajahnya dengan satu tangan seraya menatap dirinya dicermin.

Kaulah itu? Jackson William?
Bagaimana mungkin kau tertarik pada gadis miskin itu?
Kau bahkan sudah menyukainya.
Apa kau waras? Kemana akal sehatmu?
Gadis itu bukan levelmu. Sadarlah...

Persetan dengan segalanya menghasut fikiran Jackson, berkali kali lelaki itu membuang jauh jauh fikiran keji itu. Lalu membuang nafas sejenak.

Tak lama Jackson melihat pakaian Jennie yang ia kenakan saat hujan hujanan. Pakaian itu di jejerkan diatas sebuah jemuran kecil yang ada di dalam kamar mandi.

Hal itu membuat Jackson tersenyum jail. Lalu ia mengambil shower, menyalakannya hingga rintikkan air mengalir deras. Dengan sengaja dan senyum puas, Jackson menempatkan air shower itu tepat diatas pakaian Jennie termasuk pakaian dalam perempuan itu tentunya. Sehingga pakaian yang tadinya mulai mengering kembali basah akibat dari ulah Jackson sendiri. Mengingat ketika Jennie muntah pada pakaiannya membuat Jackson bergidik untuk membalas perbuatannya.

" Mati kau!" Gumamnya sambil tertawa kecil.

Jika Jennie melihat hal ini, pasti ia akan mengatakan bahwa Jackson seorang psikopat gila dan brengsek.

Jangan salah, selain memiliki sikap bossy, angkuh, arogan, ambisius. Jackson juga memiliki sikap pendendam dan kekanak Kanakan seperti yang dilakukannya sekarang ini.

Jackson menjatuhkan kasar batang shower yang ia pegang, lalu keluar dari kamar mandi. Dia duduk di sofa, lalu meraih telepon genggam yang berasa di atas meja seraya menekan nomor.

" Hallo." Sapa Jackson.

" ...."

" Tolong bawakan aku pakaian dan segelas kopi hangat."

" ...."

Jackson menutup telepon saat ini, masih bertelanjang dada. Lalu matanya tertuju pada Jennie yang masih terlelap dengan posisi yang hampir jatuh ke lantai, tangan kanannya melewati batas wilayah ranjang begitupun wajahnya. Seperti seorang yang akan terjatuh dengan kepala lebih dulu.

Lelaki itu menggelengkan kepalanya sambil menggerutu, lalu ia berjalan kearah Jennie tidur. Jackson mencoba mengubah posisi tidur Jennie, mendorongnya agar berada di tengah kasur secara perlahan. Lalu meletakkan tangan kanan Jennie di atas perutnya dengan hati hati, karena kalau tidak, gadis gila ini akan terbangun atau bahkan muntah lagi.

Namun tanpa Jackson duga, Jennie melakukan hal yang lebih mengejutkan dari dugaannya.

Jennie melingkarkan kedua lengannya pada leher jackson, lalu menariknya dan hasil bibir Jackson jatuh pada bibir Jennie. Jackson merasakan tubuhnya berdesis karena ciuman yang dia terima.

Jackson dalam keadaan sadar, ia tau itu. Ia tak mungkin mengambil kesempatan ini saat Jennie dalam keadaan mabuk. Karena itu sama saja membuat dirinya adalah pengecut yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

Dengan pelan, Jackson melepas cengkraman Jennie. Ia tak ingin kecelakaan terjadi di antara mereka. Namun detik itu juga Jennie kembali menarik tenguk leher Jackson dengan tangan yang melingkar di lehernya.

Kedua bibir mereka bersentuhan .
Awalnya Jackson diam...
Dua detik... Tiga detik dan sepuluh detik...

Jackson hilang kendali. Dia akhirnya mengikuti permainan Jennie dengan merespon di setiap gerak gerik Jennie. Namun tak sampai pada puncaknya...

JennieWhere stories live. Discover now