Chapter 17

43 8 0
                                    

Aku sedang berusaha....
________________

Semua stasiun televisi menyiarkan berita mengenai penyerangan pada perusahaan Rodriguez Group juga tentang CEO perusahaan yang terkena luka tembak. Berita itu tersebar sangat cepat melalui media sosial.

Masyarakat ramai membicarakan motif dari penyerangan tersebut, ada juga yang membicarakan penyerangan terjadi karena dendam pribadi terhadap perusahaan.

Masyarakat semakin bertanya tanya dan meminta penjelasan.

🥀

" Dokter!! Dokter!!..." Jennie mengejar seorang dokter sambil memanggilnya, ia meraih lengan dokter yang baru saja keluar dari ruang rawat inap Jackson.

Dokter itu berbalik, " ada apa?"

" Mengapa Mr. Jackson belum sadar juga? Ini sudah tujuh hari dokter! Apa dia sungguh baik baik saja???" Tanya jennie panik.

" Nona, anda sudah bertanya lebih dari sepuluh kali, operasi berjalan lancar dan pasien dalam keadaan baik baik saja." Jawab sang dokter.

" Apa anda yakin? Lalu mengapa dia belum sadar jugaa?? Tolong periksalah sekali lagi."

" Sudah kukatakan itu efek obat bius sebelum operasi, saya sangat tau pasien adalah pimpinan yayasan rumah sakit ini, untuk itu kami telah memberikan pengobatan dan perawatan yang jauh lebih baik."

" Kalau begitu kapan dia akan sadar dokter??!"

" Kami tidak bisa memastikan nona, jangan terlalu khawatir, karena ini bukan pertama kalinya pasien mendapat luka tembak."

" Apa maksud dokter??"

" Saya permisi, banyak pasien yang harus saya tangani." Kata dokter lalu pergi meninggalkan jennie yang bertanya tanya.

Jennie menggelengkan kepalanya lalu masuk ke dalam ruang rawat jackson.

Jennie duduk lemas menatap jackson yang terbaring dengan alat intubasi sebagai pernafasan, lengannya di perban karena luka tembak, wajahnya penuh dengan luka goresan juga tubuhnya.

Jennie menangis, ia terus menyalahkan dirinya atas kejadian hari itu.

Gadis itu meraih tangan jackson, menempelkan punggung tangan itu di dahinya dengan air mata yang menetes.

Hiks... Hiks...

" Kaa-pan ka-u sadarr? Hm? Sudah tu-juh ha-rii kau seperti ini...." Ucap jennie di sela isak tangisnya.

" Maa-afkan aa-ku, i-ni semu-a salah-ku..."

" Ayo... Ba-ngun... Jack-son... Dan li-hat aa-ku..." Lanjutnya penih peluh.


Jennie terus menangis hingga air matanya mengering.

Seorang bodyguard yang menjaga bossnya itu memperhatikan jennie. Dia lautner, si ketua bodyguard yang setia menemani bossnya.

" Nonaa..." Panggil lautner, jennie menoleh dengan mata sembab.

" Apa nona sudah makan?"

Jennie menggeleng sambil sesenggukan.

" Saya akan membelikan sesuatu untuk di makan."

" Tidak di butuhkan. Saya tidak ingin makan apapun."

JennieWhere stories live. Discover now