Eleonore || Chapter 3

475 353 259
                                    

"membunuh atau dibunuh?"
Alexa









"aku pulang!!" Teriak Naya

Tak ada jawaban, membuat naya segera berjalan menuju kamarnya. Naya melempar tas sekolah nya ke arah meja belajar, membuat beberapa barang yang sudah tertata rapi kini berantakan bahkan ada sebagian yang jatuh ke lantai

Huft

Naya masuk kedalam kamar mandi menuju shower tanpa melepaskan pakaian seragam. Tetesan air ia biarkan jatuh mengenai tubuhnya, mata nya memerah. Menandakan jika ia sekarang sedang menangis.

Meratapi semua yang terjadi. Kehadiran tak di anggap, selalu disalahkan untuk kesalahan yang tidak pernah ia perbuat.

"Tuhan, apakah tak cukup penderitaan ku selama ini?"

"Aku hanya ingin kasih sayang mereka, sedikit saja" Isak tangis memenuhi ruang mandi.

Naya selalu merasa beban yang dipikul nya sangat berat. Tetapi ia selalu merenungkan kehidupan nya. Naya berpikir mungkin saja ada orang yang memiliki masalah hidup lebih berat dari nya.

"Ayok kita bertukar"

"Hm"

"Apa kamu akan ke markas?"

"Ya Aku akan ke markas"

"Kebiasaan" dengus Naya atau lebih tepat nya altar egonya. Sisi lain dalam diri Naya.

Ya Naya memiliki altar ego nama nya Alexa. Altar ego yang sudah tinggal dalam tubuh Naya sejak kejadian 7 tahun lalu. Jika Naya memiliki sifat childis, Alexa sebaliknya.

Hobby membunuh dan suka akan aroma darah membuat naya di kenal hampir seluruh warga dunia bawah. Pyschopath girl adalah julukan untuk lexa.

Alexa membentuk sebuah Genk sejak ia pertama kali mengambil alih tubuh Naya, ets jangan salah paham dulu. Walaupun Naya pada saat itu berumur 11 tahun tetapi Alexa sudah berumur 14 tahun.

Anak buah nya bahkan sudah mengerti siapa bos mereka yang sebenarnya, cukup dengan mengenal suara dan aura nya saja mereka dapat membedakan antara Alexa dan Naya.

Para bawahan nya tidak dapat melihat wajah sang Queen dengan langsung karena tertutup oleh topeng bercorak emas dan hanya menyisakan bagian mulut nya yang tidak di tutupi.

Selesai dengan ritual mandi dan berganti pakaian lengkap serba hitam. Lexa menuruni tangga dengan langkah tegasnya, ia berjalan menuju gerbang depan. Menunggu seseorang untuk menjemput nya.

20 menit sudah lexa menunggu kedatangan seseorang untuk mengantar nya ke tempat tujuan. Tak lama mobil sport hitam legam terparkir dengan mulusnya di depan lexa. Tampa berlama lama lexa segera masuk dan sih pengemudi melajukan mobilnya menuju tempat tujuan mereka.

"Selamat datang Queen"

"Hm"

"Ini benar benar Lo kan Queen?"
Seakan kurang yakin. Sih pengemudi terus bertanya tampah jeda. Uh benar benar cerewet.

"Hm"

"Makin cantik yah Bu bos" ujar sang pengemudi sambil mencuri curi pandang ke arah gadis yang duduk tepat di samping nya.

"Fokus ke jalan El, gue belum mau mati muda" tegur lexa dengan mimik wajah datar. Dan itu bagaikan instruksi untuk si pengemudi agar diam dan fokus ke jalan.

Nathaniel Chow atau sering di sapa El. Salah satu kaki tangan kanan lexa sekaligus menjabat menjadi sahabat lexa yang sudah ia anggap seperti Abang nya sendiri. Karena El lah yang menyelamatkan dan menggagalkan aksi bunuh diri Naya.

EleonoreNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ