Eleonore || Chapter 7

311 261 99
                                    

Typo bertebaran dimana-mana⚠️

Sebelum baca, ada kalah nya kalian tinggalin jejak🌟
Vote
Jangan jadi silent reader

Selamat membaca

_____________________________________

"Dia telah kembali"

"Hm

"Pantau terus, jangan sampai dia menyentuh amor"

"Yah yah aku tahu"

"Apa aku juga harus pantau bajingan itu?"

"Hm, dia sudah berani menyentuh amor ku. Bahkan melukai nya dan tak pernah membuat nya bahagia"

"Amor juga berhak bahagia" lanjut nya. Seorang pria yang memiliki badan atletis, arogan dan memiliki luka gores memanjang pada mata kiri nya. Misterius, satu kalimat yang cocok untuk mendeskripsikan nya.

"Yah sudah, aku pergi dulu"

Bibir sexy nya tidak bergerak, bahkan anggukan pun tak ia berikan. Merasa tidak ada respon dari sang lawan bicara, pria yang tak kalah gagahnya itu. Berdiri dan mulai melangkah kan kaki nya keluar dari ruang serba hitam.

Dentingan jam terdengar di seluruh penjuru ruangan, aroma maskulin perpaduan antara kayu jati dan coklat menyeruak ke seluruh ruangan.

***********


Kanaya tergesa gesa menuruni tangga rumah nya, bahkan luka yang ia dapat kan kemarin pun masih basah dan Kanaya mengabaikan rasa sakit nya.

"Naya sarapan dulu nak" teriak adelin dari dapur. Ketika Adelin melihat Kanaya turun dari tangga dengan terburu-buru.

Sedangkan yang di panggil terus melangkah kan kaki nya, menjauh. Menghiraukan sang pemanggil.

Adelin menunduk kan kepala nya, guna menyembunyikan air mata nya yang siap meluncur. Lagi, Sarapan yang ia buat harus berakhir dalam tong sampah. Adelia tak pernah masak makanan malam karena itu perintah langsung dari sang tuan rumah. Sedangkan untuk sarapan pagi Adelia yang memasak nya sendiri.

Bahkan sang suami Jonathan, tak pernah menyentuh sarapan yang ia buat. Apakah Adelin salah memilih jalan nya untuk menikah dengan Jonathan? Entahlah. Mungkin saat Adelin di lamar, otak nya lagi ngebug.

Sedangkan di luar rumah, Kanaya memukul mobil nya dengan kesetanan. Mobil dengan harga fantastis itu harus hancur oleh tangan lentik milik nya.

Kanaya emosi ban mobilnya di kempes kan secara tidak sengaja oleh sang pelaku yang dengan tidak tahu diri nya sibuk bermain handphone.

"Arghhhh, anjing bangsat lo!" Teriak kanaya

Masih dengan amarah yang belum padam. Kanaya berjalan menuju seorang pria muda. Tanpa aba aba, kanaya langsung  melayangkan pukulan nya tepat pada rahang tegas sang pria.

Bugh..

Bugh..

"Walaupun lo abang gw, tapi kelakuan lo tak lebih dari sampah" tegas, dingin, datar.

Sedangkan Leo? Ia hanya memandang sang adek dengan tatapan tembok nya, datar. Tanpa mengobati luka yang ia terima barusan dari adek nya, Leo melangkahkan kaki nya menuju Kanaya.

Plak.....

Bugh....

Plak.....

Pukulan dan tamparan Kanaya terima dari Leo, bukan satu tapi banyak. Membuat Kanaya tersungkur. Tidak sakit tapi membekas, Kanaya tertawa miris.

Melihat kehidupan nya yang jauh dari kata harmonis, jauh dari kasih sayang. Adakah keluarga yang utuh di luar tapi dalam nya kosong?.

EleonoreWo Geschichten leben. Entdecke jetzt