Eleonore || Chapter 16

297 201 186
                                    

Hey hey
Maap lama up nya
♧♧♧
AWAS TYPO DIMANA MANA

Selamat membaca
_________________________________________

"Jadi bisa di jelaskan anda kenapa ibu Elisabeth George?" Arga membuka sesi tanya jawab bak pengacara profesional. Tak lupa buku tulis yang di gulung hingga menyerupai seperti sebuah mic.

"Jadi tadi kan gue srott" Lisa membuang ingusan nya menggunakan baju Aiden yang kebetulan berdiri di samping nya.

"OMG!! Elisabeth George!! LO KIRA BAJU GUE NI BAJU APAAN HA!!" marah Aiden. Tangan nya sibuk ngelepas baju. Membuat penampakan perut kotak kotak nya terlihat dengan sangat jelas. Pandangan para siswa di kelas bukan lagi tertuju untuk Lisa, tapi sekarang tertuju untuk Aiden seorang.

Ada pemandangan yang begitu menggoda di depan nereka. Dan tentu saja mereka tak ingin melewatkan nya.

"Woah" Lisa terbengong dengan pandangan di depan nya. Bahkan mulut nya sampai mangap saking tergiur nya dengan bentuk badan Aiden.

"Boleh di pegagng nggak sih den?" Tanya Lisa. Tapi tangan nya sudah berjalan menuju perut Aiden. Hampir menyentuh perut sixpack itu tetapi gagal karena seseorang.

"Gue juga punya ada, mau liat lo?" Tantang Bastian. Entah kenapa dia kesel dengan perbuatan Lisa.

"Halah perut buncit ke gitu, mana sixpack sixpack nya? Nggak ada" Lisa tetap pada pandangan nya walaupun mulut nya terus ngerocos bagaikan kereta api yang tidak menggunakan rem.

"Awas lo yah Lis, sampe rumah nggak bisa jalan lo" dendam Bastian seperti nya sudah menumpuk terlalu banyak.

"Minimal halal yah prends, jangan asal colok sanah colok sini" sindir Arga.

"Minimal conffes yah prends" sindir Aiden. Dia pun tak mau kalah.

"Minimal hanya 1 cewek yah prends" kembali. Kalimat sindiran di lontaran oleh seorang gadis di belakang punggung ketua kelas.

"Colok colek colok colek" gerutu Bastian.

"Lah bener kan? Trus maksud lo dari nggak bisa jalan itu apa ha?!"

"Maka nya pikiran nya jangan dulu ngeres bodat, maksudnya gue tuh dia nggak bisa jalan jalan keluar karena bakalan gue jadiin babu pinterrrr" jelas Bastian panjang kali lebar. Gini yah rasa nya punya teman yang otak nya ngeres mulu.

"Jadi Lis bisa di jelaskan, lo kenapa?" Kembali pertanyaan yang sama di lontarkan oleh ketua kelas. Cukup sudah drama yang di mainkan sedari tadi. Dia sudah kepo tapi para manusia tidak tahu diri ini terus saja menghalangi.

"Gantung mulu lo Lis dari tadi, mending nggak usah cerita deh sekalian" gerutu Naya kesel.

"Tahu ni anak gantung mulu, ke crush aja"

"Ugh...... paket kita lagi galau sobat sobat"

•••••o0o•••••

"Nay!!"

"Apa?"

"Mau ikut kita nggak sebentar sore"

EleonoreWhere stories live. Discover now