Eleonore || Chapter 21

408 192 542
                                    

Hey hey kembali lagi dengan author
Warning typo bertebaran dimana-mana⚠️







SELAMAT MEMBACA
_________________________________________

Selepas sesi curhat yang terjadi secara mendadak tadi didalam kamar. Naya dalam perjalanan menuju sekolahnya, dengan luka yang luar biasa banyak ditubuhnya.

Tapi untung nya seragam sekolah Kanaya lengannya panjang. Dan memiliki jaz, jadi Naya aman menyembunyikan lukanya.

Tapi ada yang berbeda pagi ini, Naya tampak tersenyum. Dan terus menyapa setiap orang yang dia temui dikoridor sepanjang jalan menuju kelasnya. Bahkan para siswa siswi tercengan.

"H-ai Naya" sapa seorang anak laki-laki.

"Hai juga ganteng" jawab Naya tersenyum manis. Tak lama kemudian, Terlihat aliran darah pada hidung bagian kanan. Yah pria tersebut mimisan, saking kuatnya pesona seorang Kanaya.

"Cape juga yah tebar senyum sana sini" monolog Naya. Ia memilih untuk tak kembali tersenyum lebar, bibirnya merasa pegal.

Tak sampai setengah jam, Naya sudah sampai didepan kelasnya. Dengan pintu yang masih tertutup. Walauphn Naya tahu mereka semua pasti ada didalam.

Seketika lampu dengan cahaya kuning menyala diatas kepala Naya, yang artinya. Naya mendapatkan ide untuk menjaihili teman sekelasnya.

Dengan tampang tengilnya, Naya menghitung dalam hati untuk memulai aksinya.

1.....2......3....

Belum juga badan Naya menyentuh pintu, tetapi kerak belakang bajunya sudah ditarik. Persis seperti monyet yang ketahuan mencuri.

"Ekhem" dehem seseorang dari balik punggung Naya.

"Mampus" umpat Naya dalam hati. Sudah dipastikan Naya akan menerima hukuman. Ayolah dia baru saja masuk, dan harus menerima hukuman? Yang benar saja.

Dengan menengok kebelakang ala india-india, tetapi ternyata.....

"Ngapain, hm?"

"Huaaaa gue kira pak alex" ucap Naya antara kesel dan senang jadi satu.

"Lain kali jangan kegitu dong, untuk gue nggak punya riwayat jantung. Kalo pun-" Naya tak dapat melanjutkan kalimatnya lagi. Karena bibirnya tiba-tiba di jepit oleh 2 jari milik seseorang.

"Udah nggak usah ngerocos, mending masuk. Sudah mau bell" ujar peia tersebut dan menarik Naya kedalam kelas.

Sedangkan yang ditarik? Jangan tanyakan lagi bagaimana keadaan nya sekarang. Muka di tekuk dan bibir di majukan, persis seperti bebek bukan.

Baru menduduki bokongnya, suara cempreng milik seseorang sudah menggema.

"NAYA OMG!!!!" Lisa heboh sendiri perkara melihat Naya.

"Ini beneran lo nay?" Tanya lisa. Tak lupa juga lisa membolak-balikkan badan Naya, hingga Naya pusing sendiri.

"Cukup lis gue pusing, bangke emang" ucap Naya mencoba untuk mengehentikan aksi gila sahabatnya ini.

"Yah sorry, habis nya gue seneng banget. Akhirnya lo masuk sekolah juga"

"Baru juga sehari gue nggak pergi sekolah, apalagi kalo gue pergi selamanya. Mungkin lo bakalan sumpah serapahin gue deh" lirih Naya tersenyum. Ternyata masih ada irang baik yang peduli kepadanya.

"Apa? lo ngomong apa Nay?" Tanya lisa. Karena ia merasa jika Naya tadi sedang berbicara sesuatu.

"Nggak ada. Telinga lo salah dengar kali" ujar Naya mencoba keluar dari topik pembahasan mereka.

EleonoreUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum