0.6

5.8K 726 35
                                    

Tw : harshword & typo

— 🦭—

Semesta duduk sendirian ia tidak mau ditemani Abel karena sebetulnya Abel itu orang sibuk. Saai ini ia hanya termenung memikirkan nasibnya di perpustakaan sekolah. Masih ada beberapa bulan sebelum epilog novel, dan ia akan memastikan epilog terjadi tepat pada waktunya, namun dengan korban berbeda. Tapi sialnya, ia hampir melupakan alur novel, dan hanya menyisakan beberapa scene saja.

"Oh jadi sekarang lo lumpuh... selain itu ternyata lo budek juga." Semesta bodoamat. Masih banyak yang harus ia pikirkan selain menyahuti celetukan badboy tengik yang kini duduk disebelahnya.

Enak saja dirinya dibilang lumpuh! Jujurly Semesta sudah bisa berjalan dengan normal walaupun kakinya masih sedikit bergetar, tapi Semesta luar biasa malas. Plus! Dia tidak ingin menanggung malu kalau tiba tiba jatuh seperti tempo lalu.

"Harusnya sekarang gue lagi diamuk Ditrian soalnya jadi terduga pelaku penyembunyian kalung punya Beatrische." Gumamnya pelan, cewek itu membuka ponsel, dan membalas pesan dari sang kakak, dan Abel. Lelaki yang di sebelahnya sejak tadi mengernyit, tidak biasanya Semesta mengacuhkan, bahkan terkesan tidak peduli dengan kata kata yang ia lontarkan.

Karena biasanya Semesta akan menjambak rambutnya sampai ia sendiri pusing. Walaupun begitu, menjahili gadis pemarah seperti Semesta itu kebiasaan yang sukar dihilangkan.

"Nah, 1,"

"2,"

"3,"

BRAK

Pintu perpustakan dibuka kasar, Semesta, dan cowok disebelahnya ikut terkejut. Ditrian, dan teman temannya menatap Semesta yang kini memasang tampang bodoh, dan menatap Ditrian aneh.
"Lo baru sekolah sehari udah berulah aja!" Karel menendang kecil kursi roda Semesta membuat kursi roda itu agak termundur. Cowok disebelah Semesta sampai terkejut, dan refleks mendekat kearah posisi Semesta.

"Apasih? Gila lo ya? Dateng dateng marah. Gajelas tolol." Maki Semesta lalu lanjut membaca buku yang sejak tadi ada ditangan nya, menghiraukan tatapan speechless orang orang disekitarnya.

"Alah nggak usah sok gatau deh. Elo kan yang nyembunyiin kalung punya Riche?" Tuduh Justin sambil menunjuk nunjuk wajah Semesta. Semesta menatapnya aneh, lalu menepis kasar tangan Justin yang ada didepan wajahnya.
"Lo sama temen temen lo beneran goblok ya, Ditrian?" Balas Semesta, "gunanya gue ambil kalung cewek sinting itu apa? Kalung murah. Buat apa juga gue ngambil, beli sendiri juga bisa anjing. Gue bukan orang miskin." Lanjutnya angkuh.

"Jujur aja, Semesta. Nggak usah ngelak, Annie sama Mielle liat lo ambil kalung itu diloker Riche pas jam olahraga." Kairav menatap remeh Semesta yang saat ini nampak sebal.

"Pikir pake otak kalian yang kecil itu, menurut lo dengan kondisi gue yang kayak gini gue bisa ambil kalung diloker yang tinggi? Terus kalau dua cewek itu liat gue, kenapa gak nyegah gue? TO-LOL." Balas Semesta santai. "Dan lagi, gue daritadi ada diperpus sama ni cowok gajelas."
"Setan," umpat cowok disebelah Semesta saat dirinya dikatai cowok tidak jelas.

"Kalau nuduh orang itu harusnya lo riset dulu biar nggak malu begini. Keliatan tololnya, tau?" Semesta tersenyum miring saat melihat orang orang didepannya kicep. Lagian, Kanarae dilawan 😎

"Kalau bukan lo terus siapa? Ga ada yang lebih benci Riche dari lo, Semesta." Oh rupanya Justin masih belum menyerah juga.
"Yang benci sama Riche banyak kali, Jie. Lo pikir cuma gue sama si brengsek itu yang dirusak hubungannya sama cewek kesayangan lo? Lo cari aja disekolah ini. Bukan cuma gue." Semesta menggerakkan kursi rodanya kedepan dengan susah payah, tanpa disangka, 'si cowok tidak jelas' membantunya.

I'm The Main Characters Where stories live. Discover now