1.3

2.4K 306 38
                                    

Cw : harshword, minor age dni.
Enjoy your readingzzzz

— 🦭—

Semesta memandangi Abel yang kini hanya diam memandang layar ponsel, cewek itu merasa heran karena tumben sekali tokoh favoritenya itu tidak banyak tingkah. "Kenapa?" Tanya Semesta, Abel melirik sedikit dari ekor matanya, lantas menggeleng.

Semesta-nya tidak boleh tau tentang perempuan sialan itu, karena Abel akan membereskannya sendiri.

"Abel, gue tau semuanya." Semesta berucap dengan kerlingan jahil dimata indahnya, cewe itu dengan santai mengunyah oreo rasa original sambil menatap Abel yang kini menatapnya tidak paham. "Have fun with your girl?"

"What??" Abel nyaris memekik, cowok itu menatap Savoir nyalang, yang ditatap tentu saja panik.
"Bukan gue anjing!" Kilah Savoir panik, dia juga mana mungkin membocorkan tentang itu. Dia lebih takut kepada Abel daripada ayahnya sendiri.

"Gue bisa beresin, gue nggak akan kemana mana." Abel mencoba memberi pengertian, tapi entah kenapa Semesta malah tertawa lebar.

"Sejak lo bohong soal acara keluarga 2 minggu yang lalu, gue menolak percaya sama lo lagi, Abel." Semesta tersenyum manis, sesungguhnya jiwa Kanarae tidak pandai bermain peran, itu terbukti dari seberapa sulitnya ia mempertahankan senyuman kosong milik Semesta asli.

"Ily, biarin gue menyelesaikan ucapan gue dulu." Mungkin jika dia masih menjadi Kanarae, dia akan ciut karena aura dominasi Abel yang kuat. Tapi kali ini, dia harus bertahan, mempertahankan harga diri Semesta asli yang setinggi langit.

Karena pada kenyataannya, Semesta asli bahkan tidak terpengaruh aura dominasi milik ayahnya sendiri. Antagonis itu seolah memang dirancang untuk melawan segala hal yang bertentangan dengannya tanpa rasa takut.
"Harusnya lo tau kalau selama ini kita saling mengawasi, harusnya kalau lo emang mau menjelaskan sesuatu... jelasin dari 2 minggu yang lalu. Karena sekarang, penjelasan lo bener bener nggak berguna. So, i'm done." Semesta beranjak, cewek itu mendorong Savoir yang menahannya pergi.

Persetan.
Dia harus mencapai happy ending untuk kembali kepada papa, dengan, atau tanpa Abel. Karena memang tidak ada yang bisa ia percaya selain Angkasa, dan kakeknya.

"Ah iya, semoga acara pertuanangan lo lancar." Semesta menjejalkan secarik kertas kedalam saku seragam Savoir, tatapan matanya nyalang, dan penuh peringatan membuat Savoir menahan napas sejenak.

_______________________

Geez tersenyum miring, cowok itu makin tertarik kepada Semesta. Setelah membuat Ditrian knock beberapa hari lalu, dan membuat Richè tidak berulah selama beberapa hari, Semesta terlihat sangat cantik dimatanya.

"Kenapa adek gue nggak selicik Semesta ya, Justin?"

"Cleo bahkan belum bisa ngeja alphabet dengan benar, Geez." Justin menyahut dengan lelah, sejak tadi Geez terus meracau tentang betapa ia ingin Semesta menjadi adiknya. Saking gilanya, Geez membandingkan adik semata wayangnya yang masih berumur 8 bulan dengan Semesta :)

"Oh iya." Geez terkekeh pelan, cowok itu menutup wajahnya dengan tudung hoodie, menyandarkan badannya yang kekar dengan nyaman.

"Geez, i told you... dia bukan orang yang bisa lo sentuh." Karel terus mengatakan hal yang sama berulang kali, Geez jadi kesal. Namun Geez lebih memilih diam, memandangi Semesta yang berlarian bersama doberman jantan milik cewek itu.

Semesta cocok menjadi adiknya.

"Nggak tahan." Usai berucap seperti itu, Geez bangkit berdiri, dan berlari kecil kearah Semesta yang duduk didekat ring basket.

"Hey," sapanya pada Semesta yang langsung menoleh cepat, Geez tersenyum tipis saat anjing milik Semesta menyalak padanya.

"Hey, be a good boy." Semesta melirik anjingnya yang spontan berhenti menyalak pada Geez, mematuhi sang nona. "What's up?" Semesta mendongak, dia mengulas senyum tipis saat melihat Geez berusaha menghalau teriknya sinar matahari dengan badan kekarnya.

"Cuma nyapa, siapa namanya?" Geez berjongkok, mengamati doberman yang menatap dirinya dengan telinga yang menegak.
"Ini Karma, he's my baby. " Semesta dengan gemas menggusak kepala Karma yang masih menatap Geez. "Calm down, be a good boy. Karma, he's Geez my friend." Semesta mengambil satu dried sweet potato, dan memberikannya kepada anjingnya.

"Gorgeous." Ucap Geez dengan terpukau menatap Karma yang kini duduk, dan menatap awas ke daerah sekitar.
"Yes, he is." Sahut Semesta
"Apa yang ada dipikiran lo sampe bawa dia ke sekolah?" Geez mengelus anjing dominan hitam tersebut, senyumnya terbit dengan lebar saat anjing itu merespon dengan menjilat tangannya. "Damn, u have good parenting."

"Just because. Nggak ada alasan spesial, karena mau aja." Semesta menjawab, cewek itu memperhatikan Karma yang nampak ragu ragu saat Geez mengajak makhluk itu untuk bersalaman. "Good job, u did great!" Pekiknya saat Karma akhirnya meletakkan salah satu kaki depannya diatas tangan Geez, menyambut ajakan Geez. Karma menyalak 2 kali seolah menunjukkan bahwa ia melakukan hal baik membuat Semesta maupun Geez tertawa.

"Eits! Mau kemana?" Diujung koridor dekat lapangan, terlihat Gabriel yang dengan susah payah menahan Abel yang sepertinya hendak menghilangkan kepala Geez.

Cowok itu cemburu.

Tapi untuk saat ini, suasana antara Abel, dan Semesta sedang tidak baik. Membiarkan Abel menghampiri mereka adalah pilihan buruk, jadi Gabriel akan menahan Abel walau sambil nangis dikit.
"Geez breng–!" Abel berteriak, dan langsung dibekap oleh Savoir, dia bersama Gabriel menggeret Abel menuju tenpat yang aman, sekiranya tempat yang bisa dibuat untuk berdiskusi walau akhirnya bonyok dikit.

Sementara Geez, dan Semesta tampak menikmati waktu mengobrol mereka hingga bel pulang berbunyi. Dua manusia itu tampak sangat antusias saat berjalan bersama menuju parking area sekolah. Rencananya Semesta akan mengajak Geez untuk grooming Karma, dan sp sangka siganteng mau, jadi gaskeun.

"Dadah, Mose menunggu Karma disini, be a good boy." Semesta melambaikan tangan kearah Karma yang berada dibalik kaca, cewek itu memperhatikan setiap gerak gerik pegawai vet itu dengan lamat, memastikan Karma mendapat perawatan dengan penuh kehati-hatian. "Lo punya anjing?" Geez yang sedang melihat lihat anjing anjing yang ada didalam kandang dalam ruangan itu menoleh.

"Punya." Jawab Geez, cowok itu merogoh saku hoodienya, mengeluarkan hp, dan tampak mencari sesuatu. "Namanya Thanos." Geez menunjukkan foto anjing hitam yang sedang melompat, Semesta terkekeh gemas.
"Whatta good name, seenggaknya buat Cane Corso." Mereka berdua tertawa
"Tapi dia meninggal, 2 tahun yang lalu." Geez berucap datar, cowok itu mengedikkan bahu, dan memilih untuk melihat lihat anjing lagi. "Mose itu apa?" Tanya Geez, menatap Semesta yang duduk.

"Menggelikan, tapi Mose itu singkatan Mommy Semesta." Tawa Geez menggelegar, cowok itu menatap Semesta dengan tatapan jenaka.

Cewek satu itu benar benar membuat Geez kehilangan kata.

"Stop ketawa! Am I joke to you???" Semesta memukul bahu Geez dengan keras, telinganya memerah, dan berusaha menghentikan tawa Geez yang semakin menjadi jadi.

"STOPPPP EPHRAIM!"

"HAHAHAHAHAHAHAHA!"

dan baku hantam sepihak tak terelakkan lagi, tamat.

— 🦭 —

Mohon maaf lama apdetny, lgi mls.
Btw jgn lupa vot, tengs.
Siyu

I'm The Main Characters Where stories live. Discover now