Chapter 13

31 13 15
                                    

Chapter 13

15 Januari 2017

Banyak hal yang harus diceritakan.

Baik Shena maupun Angga, keduanya baru saja melewati perang dingin yang membuat hubungan persahabatan itu nyaris saja pecah. Tiga hari setelah kencan pertama Shena, sahabatnya, Angga mengetahui bahwa Nathan Wira Adiputra adalah pacar Shenina Taslim. Gadis itu berdusta padanya. Tetapi, melihat sahabatnya yang sangat tulus meminta maaf dan tentunya dengan wajah memelas, Angga jadi tidak tega. Shena menceritakan pengalaman berpacarannya dengan Nathan yang tak disangka-sangka cukup menghibur indra pendengaran cowok itu.

"Dua hari pacaran, Nathan maunya dipanggil 'Beb'. Gue gak bisa, geli banget dengernya. Terus ternyata patah hati itu nggak semenyedihkan yang orang-orang di internet bilang. Pas putus, gue biasa aja. Eh, Ngga, jatuh cinta ternyata lucu, ya?" Shena berkata dengan tawanya yang renyah, menatap lurus ke minuman soda kesukaannya.

Sahabatnya, Angga, hanya terkekeh mendengar alasan konyol Shena. Berpacaran dengan Nathan, tidak sampai satu bulan hanya karena ingin tahu rasanya memiliki seorang 'pacar'. Jatuh cinta? Cih, Angga tidak yakin Shena mengerti makna sesungguhnya di balik kata tersebut.

Pada intinya, mereka benar-benar sudah tidak lagi bertengkar sekarang. Shena tengah mengunjungi rumah Angga karena Papa dan Mama Angga lagi-lagi sibuk. Sangat jarang ada di rumah. Padahal, hari ini adalah ulang tahun Angga yang ke-18.

"Selamat ulang tahun, Erlangga Nicholas Saputra," sebuah kue kecil dengan dua lilin berbentuk angka satu dan delapan yang kini terbakar oleh api kecil, serta sebuah buket yang Shena pesan langsung di Adeline's Flower menyapa pandangan mata sayu Angga yang terlihat kelelahan.

Pukul setengah sepuluh pagi, Angga baru saja menyapa dunia. Di kamar cowok itu yang sedikit berantakan—tentu karena jarang ditempati—Angga tersenyum melihat kehadiran Shena. Gadis dengan rambut hitamnya yang lurus, matanya yang berwarna cokelat, dan senyumnya yang manis kini menatap Angga dengan kebahagiaannya yang paling tulus.

"Tiup lilinnya dulu, jangan lupa make a wish," Shena berkata. Angga menurut saja, dengan kedua tangannya yang kini ikut menggenggam kue itu, Angga memejamkan kembali netranya, lalu berdoa.

Tuhan, terimakasih. Ada bidadari cantik yang selalu mengingat hari di mana saya dilahirkan. Ijinkan senyumnya yang sangat manis itu hanya diberikan pada saya. Api kecil pada lilin-lilin tersebut akhirnya padam. Ia lalu tersenyum dan memeluk Shena erat.

"Jatuh nanti kuenya, astaga!" Gadis itu terkesiap dengan dekapan hangat Angga yang tiba-tiba.

"Happy birthday."

"Thank you."

***

Jadwal syutingnya sangat padat. Hingga Angga terpaksa keluar dari sekolah dan kini menjalani homeschooling. Seperti kata orang-orang, tidak ada sebuah pencapaian tanpa adanya pengorbanan. Berbulan-bulan yang lalu, Angga benar-benar mewujudkan mimpinya menjadi seorang publik figur. Film debutnya sangat sukses dan menarik perhatian khalayak.

Nama Nicholas Saputra kini sudah bisa bersaing di nominasi aktor pendatang baru terbaik Tanah Air. Karir yang perlahan Angga bangun itu akhirnya membuahkan sebuah hasil. Dengan hasil jerih payahnya, Angga membelikan Mama motor baru. Lalu, Angga juga membelikan Papa mobil impiannya. Ia tak lupa memberi banyak hadiah pada Papa dan Mama Shena, tak terkecuali gadis kecil itu sendiri.

Sebuah liontin emas berlian berlambang hati. Sahabatnya sangat menyukainya, ia mengenakan kalung itu ke mana pun ia pergi. Angga sangat bersyukur ada orang-orang hebat yang selalu mendukung langkahnya.

Dua bulan lebih setelah hari ulang tahunnya, tepatnya pertengahan bulan Maret 2017, Angga kini harus menghadiri premier film adaptasi dari novel laris Indonesia berjudul Dear, Alex. Angga mengajak Shena, tetapi gadis itu menolak karena ia harus mengikuti Olimpiade SAINS di Bandung Barat.

Tak apa, menurut Angga, masih banyak kesempatan lain yang akan datang. Meski ia harus menahan rindu pada sahabatnya yang belum ia temui dua bulan terakhir. Omong-omong, Shena tidak lagi melanjutkan kontraknya dengan agensi Blow Fire. Shena memilih fokus pada sekolahnya, dan ia akan melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi.

Gala premier itu berlangsung sangat meriah dan dihadiri puluhan wartawan dan media. Flash kamera di mana-mana. Angga benar-benar menjadi spotlight malam itu. Ketika akhirnya film tersebut rilis dan tayang di seluruh bioskop Nusantara, sebuah pencapaian baru kembali muncul. Meraup untung hampir milyaran, dengan jutaan penonton. Hari-hari Angga diisi oleh pemotretan majalah, menghadiri jumpa fans, dan banyak hal lain yang membuatnya bahagia tetapi juga membuat kondisi fisiknya menurun.

Usai seluruh rangkaian pekerjaannya selesai, Angga memilih untuk mengambil cuti. Liburan, guna mengembalikan stamina dan menenangkan sebentar pikirannya.

"Lo besok jemput gue jam berapa?" kata Shena di telepon malam itu.

Tentu saja, Angga akan mengajak Shena liburan. Bukan bersama keluarga melainkan hanya dirinya, Shena, dan Azka.

"Jam delapan, langsung ke bandara."

"Oke. Jangan lupa bawa kamera, bye!"

Telepon akhirnya ditutup.

***

[Picts from Pin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Picts from Pin. All rights reserved]

Update lagi setelah digempur UTS, kuis, tugas, projek, dan acara kuliah😭🤘🏻

Happy Weekend!

I Am PlutoWhere stories live. Discover now