Chapter 18

15 8 7
                                    

Chapter 18

29 Mei 2021

Betapa terkejutnya Shena ketika ia mendengar kabar bahwa orang tua Angga memutuskan untuk bercerai. Ia memang tahu masalah utama dalam hubungan rumah tangga itu adalah perselingkuhan, tetapi Shena tetap tidak habis pikir kenapa Papa Angga memutuskan semua hubungan dan memilih lari dengan wanita lain. Terlebih, meninggalkan Angga dan Tante Sofia, serta segala kenangan yang sudah tercipta.

Shena kembali dikejutkan lagi oleh kabar burung bahwa Angga menghilang. Nggak mungkin, pikirnya. Agensi menyampaikan berita ini melalui email dan segera setelah menerimanya, Shena langsung menghubungi Angga. Tapi apa boleh buat, ternyata kabar itu bukanlah rumor belaka. Selama ini, ia dan Angga menjalani hubungan jarak jauh karena jarak yang membentang begitu lebarnya antara ia dan Angga. Tetapi hubungan keduanya baik-baik saja. Sontak, ketika Angga benar-benar menghilang, Shena paniknya bukan kepalang. Sudah seratus cara ia lakukan untuk menghubungi Angga dan mendatangi tempat-tempat yang mungkin Angga singgahi. Teater Colding Jakarta, Gedung Pertemuan Phoen1x, sekolah lamanya, rumah neneknya, hingga ke rumah-rumah sahabat sesama artisnya namun Angga tetap tidak bisa ditemukan. "Kalau saya baru menemukan seratus cara tapi semuanya gagal, itu artinya masih ada sembilan ratus cara lain untuk menemukan Angga." Putus Shena.

Saat itu, ia tengah berada di lantai lima belas Agensi BlowFire. Ia menyatakan itu langsung di hadapan Mixghan dan Mia. Gadis itu kemudian bergegas pergi begitu mereka menyetujui penundaan kontrak sementara. Tidak ada ganti rugi sebenarnya, karena ketika Angga pergi, atau memutuskan untuk menghilang sejenak, ia tidak memiliki banyak kontrak penting. Hanya ada satu pekerjaan yang belum tuntas, namun semuanya bisa ditangani dengan segera. Agensi mengumumkan bahwa Nicholas akan hiatus sementara karena masalah pribadi, lebih tepatnya kesehatan.

Namun yang namanya media, mereka tidak terima alasan yang terkesan mendadak dan dibuat-buat. Shena sangat risih ketika banyak sekali wartawan datang ke rumahnya guna menanyakan berita tersebut. Tidak ada etika!

Beberapa minggu setelahnya, dibantu teman-teman kuliahnya, Shena akhirnya bisa mengontak beberapa kenalan jauh Angga di berbagai penjuru nusantara. Ada satu nama yang menarik. Evan Pradipta.

Shena pernah mendengar nama itu ketika ia tak sengaja berbincang dengan Tante Sofia. Rupanya, Evan masih keluarga jauh mereka. "Bawa pulang cowok lo," kata Evan di telepon. "Jangan terlambat, dia bisa mati."

"Mati? Di mana dia?" balas Shena.

"Surabaya."

Alamat lengkap yang diberikan Evan merujuk pada salah satu klub malam yang tidak begitu terkenal namun cukup bisa menampung seratus orang dalam semalam. Gadis itu pikir, awalnya Evan membohonginya tetapi ternyata tidak. Angga benar-benar ada di sana. Tengah digerayangi dua wanita yang sembrono. Shena tidak suka, jadi ia langsung menjambak rambut kedua perempuan yang mabuk itu dan membuat mereka terjatuh di lantai.

Ia melirik Angga, miris. Rupanya masih sama, hanya saja kini bertambah tirus, kantung mata menghitam, dan memerah, tubuh lemah, rambut acak-acakan, dan bau alkohol menguar begitu saja ketika ia memeluk Angga dan membawanya pulang, kembali ke Jakarta.

Selama beberapa bulan, demi menghindari media yang masih sering mendatangi rumahnya, Shena menyewa sebuah rumah kecil yang damai di Bandung. Dibantu Mama dan Azka, mereka merawat Angga dengan sabar hingga cowok itu bisa sadar dan melupakan semua masalahnya.

"Kamu kenapa pergi gitu aja?" tanya Shena suatu saat. "Angga, kamu boleh marah, aku tahu masalah kamu nggak sepele. Tapi setidaknya, ngobrol sama aku, kasih tahu aku, biar aku bisa ngerti gimana dan di mana kamu. Jangan menghilang kayak gitu lagi."

I Am PlutoWhere stories live. Discover now