Bab 4: Decakan Asmara

96 10 0
                                    

Stars


Sekar datang ke rumah sakit sendirian setelah kejadian semalam yang benar-benar terjadi begitu saja tanpa peringatan sama sekali. Di sana sudah ada seorang Raka yamg sepertinya baru saja keluar dari rumah sakit hanya untuk menyesap nikotin, karena aroma tubuhnya saat ini sudah bercampur dengan aroma itu. "lo sama siapa kesini Ka."

"Resa, barusan aja Jay balik mau ambil baju Eza lagi dari semalem dia disini ternyata." Sekar mengangguk kemudian meletakkan keranjang buah yang ia beli di pinggir jalan itu di sebelahnya.

"gue kira tadi, gue yang pertama ternyata udah sama lo sama Resa."

"Telat lo, btw ya ini gue habis rokok nggak kentara kan baunya?"

"Sedikit, lagian lo udah tahu lagi jenguk orang sakit malah ngudud."

"Ngudud nomor satu bre."

"Iya terserah." Menunggu dan terus menunggu, Resa tidak kunjung keluar-keluar dari ruangan itu niat hati ingin membuka pintu kamar rawat Eza, pintu itu sudah terbuka dengan menampilkan gadis happy vibes serta keanggunannya menembus cakrawala menyapa Sekar dengan manisnya.

"eh ada Sekar." Belum saja Sekar ingin masuk ke dalam tiba-tiba.

"Gue mau tanya Eza dulu ya, soalnya ini kata suster nya bilang satu orang aja yang masuk."

"ya kenapa nggak lo aja yang keluar, katanya cuma satu orang gantian dong." Sekar hampir saja sewot jika Raka tidak menenangkan gadis itu.

"Ya nggak bisa gitu, ini gue harus kasih tau Eza dulu." Sekar duduk dengan perasaan dongkol setengah mampus pada gadis itu.

Raka tertawa disampingnya dan langsung diberikan tatapan mematikan yang ditujukan untuknya.

"Lagian lo udah tau kan kalau Resa udah soal Eza nggak bisa di ganggu gugat."

"Ya gue tau. Tapi nyebelin asli."

"Udah dari dulu kan dia begitu." Raka tertawa di sampingnya.

Pintu itu kembali terbuka, gadis itu berjalan tenang menuju kursi di samping kanan sebelah Raka. "Masuk aja apa mau Raka duluan?" tanya Resa.

"oh nggak usah gue, ntaran aja soalnya gue habis rokok kasian si Eza nanti malah kambuh gue disalahin."

"Sekar aje." Tambah Raka dengan matanya yang terpejam melipat kedua tangannya di dada.

"Idih gaya lo, yaudah gue masuk ya." Resa dan Raka mengangguk lalu gadis itu melangkahkan kakinya memasuki ke ruangan serba putih bersama dengan buah tangan yang ia bawa sejak tadi, matanya beredar menemukan buket bunga mawar merah yang tergeletak di nakas ruang kamar Eza.

Itu dari Resa.

"Za, gimana? Udah mendingan?" Sekar menaruh tas buah itu di samping buket milik Resa. "ini gue bawain buah-buahan, gue nggak tahu lo suka buah apa jadi gue beliin yang sekiranya ada."

"nggak usah repot-repot Kar."

"Gimana? Tadi berantem dulu sama Resa?" pertanyaan itu jelas membuat wajah sewot milik Sekar kembali terukir.

"Iya anjir gajelas tuh anak, emang dia bilang apa ke lo tadi?"

"minta izin."

"cewek aneh, kesel banget gue asli Za." Eza hanya tersenyum di ranjangnya.

"Gue baik-baik aja, udah agak mendingan. Jay kemana lo tau?"

"Emang tadi Resa nggak kasih tau lo?" gelengan kepala dari laki-laki itu membuat Sekar mendengus kesal.

[✓] Stars | Sunghoon (SELESAI)Onde histórias criam vida. Descubra agora