The Wedding.

101 12 10
                                    

(Pesan masuk dari sok dingin 👩‍❤️‍👨)

Stephen: "Aku sudah didepan"

y/n: "iya-iya"

Akupun bergegas untuk turun dan menemui Stephen.

"Kau sudah siap?" Kata Stephen sambil mengulurkan tangannya.

"Tentu saja" sahutku sambil memegang tangan Stephen.

Aku dan Stephen pun melanjutkan perjalanan ke kampus Marvel.

(HappyBirthday Marvel University)

Terlihat sebuah baners yang begitu besar terpampang di depan gerbang pintu masuk kampus.

"Lihatlah, ini benar-benar sangat besar" kataku.

"Ya, kurasa ini sangat besar" sahut Stephen.

Terdengar suara yang sangat familiar memanggilku.

"Hey y/n" katanya

"Oh hey Peter, dimana MJmu?" Sahutku.

"Aku akan berdansa dengan America, jangan bawa-bawa MJku..." Katanya.

"Ya baiklah" sahutku.

Akupun lanjut masuk kedalam untuk melihat-lihat.

"Wah ini benar-benar hebat" kataku

"So, may I?" Kata Stephen sambil
Mengulurkan tangannya.

Akupun menaruh tanganku diatasnya dengan tujuan menerima ajakkan Stephen untuk berdansa bersama-sama.

"Parfum baru?" Tanya Stephen.

"Iya, wangi?" Sahutku.

"Dari siapa?" Tanya Stephen kembali.

"Bisakah kau menjawab pertanyaanku dahulu? Aku membelinya sendiri" balasku.

"Wangi, tapi bau parfum yang kuberikan kemarin lebih enak" sahut Stephen sambil terkekeh.

Aku yang tadinya menyenderkan keplaku di bahunya langsung berpindah posisi dengan menatapnya dengan sinis.

"Kau sangat cantik saat sedang marah y/n" Kata Stephen.

"Hahaha, terserah" sahutku.

Stephen tiba-tiba menciumku.

"Apa yang kau lakukan, ini di kampus" kataku sambil melepaskan ciuman Stephen.

"Memangnya kenapa? Kan kita akan menikah nantinya" balas Stephen.

Jawaban yang Stephen berikan seketika membuatku terdiam, membuatku benar-benar terkejut dengan apa yang dia katakan.

"y/n? Kau tidak apa-apa?" Tanya Stephen.

"Iya, aku mau ke toilet sebentar" balasku.

"Iya baiklah" sahut Stephen.

Akupun meninggalkannya dan pergi ke toilet.

Aku berpikir, apakah aku tidak salah dengar? Stephen mengatakan bahwa dirinya akan menikahiku? Itu...entahlah aku harus senang atau sedih, hal itu terlalu ambigu, tapi anehnya aku ingin bersamanya...tapi bukankah ini terlalu awal? Semoga saja Stephen tidak menanyakan hal itu sekarang, aku masih harus kuliah.

Setelah berpikir, aku memutuskan untuk keluar dari toilet dan melanjutkan acara prom night pada saat itu, saat hendak keluar kulihat seseorang yang tampak familiar memakai seragam polisi.

"Bucky?" Sorakku.

Ini kedua kalinya aku melihat Bucky saat keluar dari toilet, tapi sejujurnya Bucky terlihat sangat tampan dengan seragam itu.

Something different from youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang