Were back.

74 10 4
                                    






23 Juli 2016.

Akhirnya aku tiba di London.

Pertama kalinya aku berani untuk bertemu dengan Ibuku dan ayahku tentunya.

"Hey y/n"

Terdengar suara seseorang yang memanggilku dari kejauhan, aku melihatnya melambai"kan tangannya.

"Ini aku Scott" katanya sambil mengulurkan tangannya dengan tujuan berjabatan tangan.

"Oh ya, hai" kataku sambil berjabat tangan dengannya.

Orangnya sangat baik dan ramah, aku benar-benar bingung saat itu, bagaimana bisa dia mengenal ayahku.

"Ayo naik mobilku" kata Scott sambil memegang koperku.

"Ah biar aku saja yang pegang" kataku sambil mengambil koper itu.

Scott menahannya.

"Ini berat, aku saja" sahut Scott.

"Ah...Terimakasih" kataku sambil mengikuti scot ke mobil.

Di mobil, aku dan Scott membahas banyak hal tentang ayahku, bahkan bagaimana caranya mereka bertemu.

Ayahku adalah anggota CIA, dan ya Scott mengenal ayahku karena dulunya ia adalah mentornya saat itu.

Tepat aku SMP ayahku ditugaskan di Skovia, sebenarnya ayahku bisa saja membuat pilihan saat itu, memilih bersamaku atau pergi menyelamatkan sandera di Skovia.

Saat itu sandera yang berada di Skovia adalah salah satu anggota CIA dan teman baik ayahku saat itu, anggota itu bernama Sam Wilson, teman baik ayahku, aku pernah bertemu dengannya sekali, setelah itu aku tidak bertemu lagi dengannya.

Pilihan ayahku adalah menyelamatkannya, dan menitipkanku ke Bibi Nat dengan alasan tugas beberapa minggu, padahal Ayahku harus menyelesaikannya berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun hingga sekarang, aku mengetahui kabarnya sudah tiada.

Misi terakhir ayahku adalah mengungkap salah satu bandar narkoba terbesar di London, dan ya ayahku tertembak tahun lalu, itu benar-benar mengejutkan.

Aku bertanya kepada Scott.

"Mengapa ia tidak menghubungiku?" Tanyaku.

"Dia selalu menghubungimu y/n" jawab Scott.

"Bagaimana? Aku tidak pernah mendengar kabar darinya" tanyaku kembali.

"Surat, kau tidak membacanya?"

"Itu dari ayah?? Aku pikir dari ibuku..."

Mengetahui hal itu, aku menangis, benar-benar merasa bersalah karena menyangka surat itu dari Ibuku...

"Itu dari ayahmu y/n"

Aku membaca London, dan mengira hal itu adalah Ibuku, benar-benar bodoh, aku menyesalinya, selama ini aku berhubungan dengan ayahku, dan aku mengabaikannya...

"Sudahlah, kau tidak perlu menangis, ini bukan salahmu" kata Scott sambil mengusap-usap punggungku.

Sejujurnya aku sedikit tenang merasakan usapan dari Scott saat itu, itu...menenangkan.

"Baiklah kita sampai" kata Scott sambil menghentikan mobilnya.

Sesampainya di makam ayahku, benar-benar rasanya aku tidak ingin turun dari mobil...seperti tidak ingin melihatnya saat itu.

"Ayo y/n" panggil Scott.

"Aku tidak bisa melakukannya, terlalu sulit untuk menatapnya, aku sudah mengabaikannya beberapa tahun ini.

Something different from youWhere stories live. Discover now