He's back.

77 9 14
                                    










Malam itu, aku menginap di rumah Stephen seperti biasanya.

Saat sedang berbincang-bincang dengannya, tidak sengaja aku dan Stephen berdebat karena hal kecil seperti biasa...

"y/n kau tau kan, sebentar lagi wisuda, tapi kau masih belum menyelesaikannya" kata Stephen dengan nada yang sedikit marah.

"Makanya kau membantuku, aku juga kesulitan Stephen" balasku dengan balik memarahinya.

Aku dan Stephen berdebat, tidak ada yang mau mengalah lebih dulu.

"Bukankah waktunya sudah banyak? y/n ini demi kebaikanmu, bukan aku..."

"Sudahlah Stephen, aku tidak ingin berdebat, aku ingin tidur" balasku sambil buru-buru untuk turun dengan niat tidur di kamar tamu saat itu.

Siapa juga yang mau tidur bersama dengannya sekarang, kami hanya akan berdebat sampai besok pagi.

Aku turun tangga dengan sedikit buru-buru.

"Pelan-pelan y/n" kata Stephen dengan suara yang lantang dari atas.

Hanya diam dan melanjutkan langkahku, tapi...

Tidak sengaja aku melihat ruangan yang belum pernah kumasuki saat itu, aku ingin bersembunyi disitu malam ini.

Aku membuka pintu ruangan itu, ternyata tidak di kunci, apa Stephen baru saja keluar dari sini? Sepertinya iya.

Saat membukanya, aku benar-benar terkejut, tidak bisa berkata apa-apa lagi, entah mengapa melihat hal ini sangat menyakitkan, saat itu aku meneteskan air mataku, melihat apa yang ada di ruangan ini.

"Stephen apa yang kau lakukan padaku..." Kataku saat itu.

Ruangan itu adalah ruangan Bayi yang sepertinya untuk pernikahannya dengan Christine beberapa tahun lalu, tepat di atas tempat tidur bayi itu tertulis Stephen&Christine Baby, dan nama anak itu "Carlton" dan untuk wanita "Sophie".

Amarahku sedang tidak bisa kukondisikan saat itu, di tambah lagi melihat hal ini, membuat amarahku memuncak.

Aku kembali ke kamar Stephen dengan tujuan mengemas barang-barangku saat itu.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Stephen.

"Mengemas" jawabku.

"Untuk apa? Baiklah aku akan membantumu y/n, tidak perlu seperti ini" sahut Stephen sambil menahanku.

"Tidak usah, aku bisa sendiri, dan ya aku akan berusaha mengejar mimpiku nanti" kataku sambil beranjak dari kamar Stephen.

Aku menuruni anak tangga dengan buru-buru, diikuti Stephen yang mengejarku, disitu terlihat Stephen yang melihat ruangan yang tadinya tertutup sudah dibuka, sepertinya dia tau kalo aku masuk disitu tadinya.

"y/n tunggu...jangan pergi, ini hanya kesalapahaman"

Aku hanya diam dan melanjutkan langkahku sampai kedepan, kulihat taksi yang sudah menungguku.

Ya aku memesan sebuah taksi sebelum mengemas barang-barangku.

Akupun menaiki taksi itu, dan bergegas pergi meninggalkan Stephen saat itu.

Kulihat Stephen yang memandangiku dari kejauhan.

Benar-benar emosiku tidak bisa ku kontrol saat itu, sebenarnya aku butuh penjelasannya tentang ruangan itu tapi amarahku tak bisa kutahan, dan aku memutuskan untuk pergi dari rumahnya.

(Panggilan masuk dari Sok dingin👩‍❤️‍👨)

Melihat panggilan yang masuk dari Stephen, aku menolaknya dan menghubungi America saat itu.

Something different from youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang