15. Transmigrasi Elyana-After Married

190 49 374
                                    

"Kamu bisa bersamanya dan membuangku dari hatimu. Tapi ku mohon, jangan melupakan setiap kenangan yang kita lalui bersama. Karna itulah harta agung di dalam rumah tangga kita." Alya

***
Brakk!

Pintu gudang tersebut ditendang sehingga menghentam kuat pada tembok kayu. Namun, bunyi keras yang terciptakan dari hentaman itu tidaklah mampu membangunkan Alya yang masih tertidur secara meringkukkan tubuhnya sambil memegang perutnya. (Bisa imagine gimana Alya tertidur?)

Pelaku yang menendang pintu gudang itu adalah Deo yang kini berjalan angkuh ke depan Alya. Raut wajahnya seketika berubah sendu menatap sang istrinya itu.

"Kapan semua ini berakhir Tuhan, kenapa istriku? Kenapa bukan yang lain aja selingkuh? Kenapa berlaku di rumah tangga kami? Aku sayang istriku. Tapi, apa yang harus aku lakukan? Bahkan dia hamil anak dari lelaki lain?" Batin Deo sambil mengelus pelan surai rambut Alya.

Eughh

Lenguhan dari bibir tipis Alya terdengar, membuatkan Deo mundur dan melepaskan tangannya dari surai rambut Alya yang tadinya di elusnya. Lalu, dirinya memilih mengambil sebuah ember yang berisikan air hujan lalu menyiramnya ke Alya.

"Bangun!!" Kata Deo dengan lebih tegas dan tak lupa memasang wajah dinginnya.

"De-o iya, ini aku bangun kok." Kata Alya sambil menundukkan dirinya dengan sedikit usaha soalnya usia kandungannya sudah memasuki 5 bulan perutnya juga sudah pun membesar.

"Masakin makanan untuk saya, icha dan 4 temanku. Saya ingatkan lagi untuk jangan berulah dan membuat saya malu." Kata Deo lalu keluar dari gudang tersebut.

"Umm baiklah, good morning baby mama. Gimana tidur semalam? Nyenyak nggak? Ga sakit kan, Nak? Gapapa, biar mama saja yang lelah dan tidur beralas apa-apa, biar mama aja yang nanggung semuanya. Tapi kamu harus sehat-sehat aja, Kan masih ada mama." Kata Alya sambil mengelus perutnya.

Tanpa di ketahuinya, ada Deo dibalik pintu tersebut sambil memegang dadanya karna sakit mendegar ucapan-ucapan sang istrinya itu.

"Aku ga bakal bikin kamu sakit kayak gini sayang, tapi ulah mu dibelakang ku susah untukku lupakan." Batin Deo sebelum benar-benar pergi dari sana.

Skip.

Dengan langkah tertatih sambil memegang perutnya yang kini kian membuncit, Alya membawa tungkai kakinya melangkah kearah dapur demi memenuhi keinginan suaminya itu.

Saat ini, dirinya tidak ingin melakukan apa-apa yang membuat suaminya itu marah. Bukan apa, hanya saja tubuhnya masih sakit akan hukuman malam semalam. Tubuhnya seperti remuk, tulang-menulangnya seperti membeku saat tidur tanpa alas dan selimut.

“Mau masak apaan ya?” Gumam Alya sambil menatap bahan mentah di kulkas dihadapannya itu.

“Chicken Curry kali ya? Tapi mas kan suka Chicken Buttermilk? Aku masak dua masakan? Tapi nanti mubazir pasti mas marah.” Gumam Alya sekali lagi, namun tetap saja dirinya mengambil beberapa paha ayam untuk dipotong dan dimasak dengan dua masakan

Namun saat dirinya sibuk menyediakan bahan masakan, 4 orang lelaki berjalan kearahnya dari belakang. Salah satu dari mereka dengan biadab dan tidak sopan menyentuh tangan Alya. Sementara Alya yang dipegang langsung saja kaget dan tidak sengaja melukakan tangan lelaki tersebut dengan pisau yang sedri tadi dipegangnya.

Arghh!!

“Jalang sialan!! Berani-beraninya kau melukakan tanganku!” kata lelaki tersebut menggeram kesal, dia dikenal dengan nama Aditya Kevaro. Dirinya juga seorang CEO sama seperti Deo,.

(END) Transmigrasi Elyana -After Married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang