19. Transmigrasi Elyana-After Married

206 21 134
                                    

“Diri ini bagaikan mawar merah yang dibiarkan tanpa diperdulikan, bagai malam disetelah kau pergi menghilang tanpa kabar berita. Sudah ku tepikan semua egoku hingga aku sendirilah yang terluka. Kini, telah ku hapus segala rasaku untukmu tanpa tersisa, maka pergilah wahai kekasihku. Selamat tinggal kenangan”- pecintapausbiru

***

Chapter sebelumya;

“Sayang, kamu juga harus selamat. Kita jaga anak kita bareng-bareng sesuai yang kita impikan dulu. Ku mohon hiks jangan tinggalin aku. Aku minta maaf.” Kata Deo dengan suara getir dan lirihnya sambil mengecup kening istrinya berulang kali.

“Aku udah maafin mas, aku-”

“Sayang? Hey, hayo bicara lagi hiks. Sayang hiks jangan tinggalin aku.”

“Aku cuma lelapin mata doang. Aku cape, baby pengen tidur sejenak.” Namun hal itu yang membuatkan Deo menggelengkan kepala ribut

“Jangan sayang, ku mohon.”

***

ICU, Red Zone, Hospital Mawar Harapan.

“Sayang, maafin mas. Maafin mas karna telat buat nyelamatin kamu sama baby. Mas mohon kalian berdua selamat, jangan tinggalin Deo, Alya.” Batin Deo sambil menangis menatap pintu ruangan ICU yang sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan dibuka.

“Baby, maafin Ayah nak, Ayah terlalu jahat. Ayah mohon tetaplah disamping Ayah, jangan pergi, nak.” Tangis Deo semakin bertambah kala mengingat tuduhannya pada istrinya dan tidak perah menganggap anak yang dikandung, sang istri. Bahkan, dirinya sempat berniat memaksa Alya untuk menggugurkan kandungan yang jelas bahwa itu adalah harta anugrah Tuhan untuk dirinya dan Alya.

“Ya Allah, apa yang sudah hamba lakukan. Hamba bersalah ya Allah, apa yang harus hamba lakukan? Maaf sudah menolak rezeki darimu ya Allah. Ku mohon berikan istriku dan calon anak ku kesehatan, ya Allah.” Batin Deo lagi. Hatinya saat ini sangat gelisah, dokter yang merawat istrinya dan calon anaknya langsung tiada tanda ingin keluar dari ruangan itu.

Lamunan Deo sirna kala mendengar teriakan sahabat lamanya sekaligus abang dari sang istrinya itu, Gio.

“DEO!!” Teriak Gio lalu menonjok Deo dengan brutal

Bugh

“Brengsek lo bajingan sialan!”

Bugh

“Ceraikan adek gue sekarang, babi!”

Bugh.. Bugh

Sementara Deo, dirinya tidak melawan sedikit pun. Dirinya juga merasa bahwa dia seharusnya mendapatkan itu bahkan lebih. Namun, cerai yang dilontarkan Gio membuatkan air mata Deo tidak bisa ditahan utnuk tidak keluar.

“Sialan lo Deo hiks! Apa yang lo lakuin ke adek gue? Gue kecewa, menyesal banget sudah merestui hubungan kalian. Adek yang selama ini gue jaga, dengan begitu mudahnya lo hancurin dia seolah dia itu jalang.” Ucap Gio  terduduk di kerusi yang ada di depan ruangan emergency saat ini sambil terisak menangis.

“Otak lo dimana, Brengsek Jahanam! Lo ga mikir, sekuat apa, sesabar apa adek gue hadapin. Gue kasian sama adek gue, mengharap kebahagian malah diberikan kehancuran. Apa ya yang ada diotak lo jika-” Ucapan Gio terhenti kala seseorang menepuk pundaknya, Gavrillo yaitu Daddy dari Gibran, Gio dan Alya.

“Sudahlah Gio, jangan membuat keributan disini. Kita selesaikan nanti, sekarang mending kita bertenang dan tunggu kabar adek kamu.” Kata Gavrillo membuatkan Gio mengikuti kata-kata Daddy-nya itu.

(END) Transmigrasi Elyana -After Married On viuen les histories. Descobreix ara