Happy reading
.
.
.
Nana memasuki gedung apartementnya setelah memindai kartu tanda penghuni gedung tersebut, ia berjalan dengan senyum terukir jelas di bibir tipisnya teringat kembali bagaimana Jeno merajuk hanya karna ia lebih memilih Jo Insung dari pada laki laki itu yang berstatus sebagai kekasihnya
Sedikit bersenandung saat dia menunggu pintu lift terbuka, kepalanya menoleh ketika mendengar ketukan di pintu masuk gedung, ada Jeno disana yang terlihat melambaikan ponsel. Oh astaga itu ponselnya sepertinya tertinggal di mobil Jeno
Ia akan melangkah menghampiri Jeno untuk mengambil ponselnya bersamaan dengan itu pintu lift terbuka. Tanpa dia sangka ada yang menarik tangannya masuk kedalam lift, tubuhnya yang tidak siap dengan apa yang terjadi tertarik kedalam lift dengan mudah dan nampaklah siapa yang telah menarik tangannya
Brruuukkk
Tubuhnya dihempaskan ke dinding lift oleh seseorang yang menariknya tersebut "hallo jalang!" Sapa seseorang yang menarik tangannya
Nana sangat mengenal orang yang telah menariknya walaupun wajahnya masih tertutup oleh masker hitam. Mata orang itu memancarkan kebencian yang teramat dalam pada Nana seperti ingin menghancurkan Nana bagaimanapun caranya
"Laki laki tua itu sudah mulai menghancurkan aku, sekarang ganti aku yang menghancurkan anaknya"
Pintu lift terbuka, tangan Nana di seret keluar dari lift menuju salah satu unit apartement. Nana sudah mencoba menjerit tapi tidak ada yang menolongnya karna semua unit di gedung tersebut dirancang kedap suara. Nana coba melepaskan diri dari genggaman orang itu sayangnya tenaganya tak cukup kuat untuk melawan kekuatan orang itu
"Kita bersenang senang sayang" ucap orang itu dengan mata yang penuh amarah
"Oppa tolong lepaskan aku.." pinta Nana dengan suara yang bergetar
"Apa kau tidak ingin melepas rindu denganku?"
"AAAAARGH" Nana menjerit saat rambutnya di tarik sampai kepalanya mendongak ke atas "lep-paskan op-pa"
Nana berusaha melepaskan diri dengan menendang sembarangan yang akhirnya mengenai lutut laki laki itu. Mata laki laki itu semakin gelap karna amarah setelah merasakan sakit di lututnya
"Dasar jalang!!" Tubuh Nana di hempaskan sampai menabrak meja yang ada di ruangan itu, kembali rambutnya di tarik lebih kencang "kau ingin melawanku? Huh!!"
"Maaf, aku minta maaf" Nana memohon agar dilepaskan
"Kalau pria tua itu mau anaknya aku akan menukarnya dengan anakku!" Kepala laki laki itu mendekat ke telinga Nana "sekarang teriakkan namaku seperti dulu"
"AAAAAAAHG" Hyunjin menarik rambut Nana dan melemparnya ke sofa lalu mengukungnya
"Kenapa menangis? Bukannya kau dulu sangat suka kalau ku sentuh?"
"Lep-paskan, aku mohon"
Hyunjin mulai mencengkeram rahang Nana untuk mencium bibir tipis itu. Nana menggelengkan kepalanya untuk berusaha menghindari ciuman dari Hyunjin walaupun pada akhirnya Hyunjin berhasil memangut bibir Nana dengan kasar
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri Nana (NoMinGS) END
FanfictionKisah seorang idol yang jatuh hati pada aktris yang pernah menjadi lawan mainnya di dalam sebuah drama dan perjuangannya untuk melindungi wanita yang ia cintai Ini lapak GS bukan BxB yang gak suka silahkan meninggalkan lapak secara hormat Nawajuseyo...