๑'•. Gadis Biola

348 127 105
                                    

WARNING
Bab ini mengandung beberapa bahasa dan jika ada salah dalam penulisan author mohon maaf.

WARNINGBab ini mengandung beberapa bahasa dan jika ada salah dalam penulisan author mohon maaf

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

------


[ jangan lupa vote dan komen juga.]

"Bel, bantu ibu nak!" teriak seseorang dari arah dapur memanggil sang putri yang tengah sibuk dengan pekerjaannya sendiri.

Ratmi adalah nama wanita itu, dia memiliki anak perempuan dan satu satunya yang menemani di rumah sedangkan sang suami bekerja di kota sebagai buruh pabrik.

Mereka tinggal di desa kecil yang jauh dari hiruk pikuk perkotaan, desa yang makmur serta kaya akan hasil alam dari berbagai aspek misalnya persawahan, perkebunan, serta sumber daya air lewat sungai.

"Sebentar, Abel sedang menanak nasi."

Gadis berambut panjang warna hitam itu menoleh ke belakang dan segera menghampiri sang ibu dan ikut berjongkok di sampingnya.

"Wonten nopo nggeh?"
(ada apa ya?)

"Ibu habis panen jagung, tolong kupas kulitnya lalu cuci."

Ratmi memerintahkan Abel kemudian menyodorkan sebuah bakul yang berisi banyak jagung, lantas Abel membawanya pergi ke pancuran air dekat sumur belakang rumah.

"Bu, jagungnya sudah bersih."

"Pinter e genduk ayu ne ibu iki, yowes leren o."
(Pintar sekali anak cantiknya ibu, ya sudah istirahat dulu.)

Seusai membantu ibunya Abel tiba tiba merasa bosan, gadis itu beranjak ke arah lemari kayu untuk mengambil sebuah kotak dan diletakkan di atas kasur terlebih dahulu, dibukalah pengaitnya perlahan hingga terlihat sebuah biola berukuran sedang di dalam sana.

"Lama tak jumpa" ucap Abel sambil mengangkat alat musik miliknya.

Ngomong ngomong Abel sudah mahir bermain biola sejak duduk di bangku sekolah dasar namun dia harus berhenti kursus karena faktor ekonomi, sejak saat itu dia memutuskan untuk mengasah bakatnya dengan otodidak.

Lalu Abel mulai memainkan biolanya.

Dengan luwes tangan Abel menggesekkan alat musik itu sembari melantunkan sebuah lagu dari mulutnya, musik yang indah disertai suara merdu dari Abel adalah perpaduan yang serasi.

Tak lama kemudian Ratmi datang karena tak sengaja mendengar suara cukup nyaring dari dalam kamar sang anak, perlahan dia dekati ke arah pintu lalu diintipnya.

"Sedang apa nduk?" tanya Ratmi.

"A-ah, bermain biola saja."

Ratmi tersenyum lebar dan menghampiri Abel di dalam sana.

Raden SakaWhere stories live. Discover now