๑'•. La Vie en Rose

74 14 4
                                    

WARNING
Sebelum membaca dimohon untuk menekan tombol bintang dan jangan lupa memberi komentar positif juga !

WARNINGSebelum membaca dimohon untuk menekan tombol bintang dan jangan lupa memberi komentar positif juga !

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

------


"Kak....."

"Perlakuan itu, semuanya."

Rossa menundukkan kepala dan langsung memeluk sang kakak dengan erat.

"Aku yakin papa bukan orang jahat."

"Sudah ya?" sentak Saka menatap wajah adiknya.

"Ikut aku yuk!"

Rossa berdiri terlebih dahulu lalu menggandeng Saka pergi ke dalam kamarnya.

"Aku ingin hibur kakakku yang tampan ini."

Gadis belia itu lalu mengambil sesuatu dari dalam laci bawah lemari pakaiannya.

"Ini namanya lampu kebahagiaan."

"Bagaimana bisa?" heran Saka.

Rossa beranjak mematikan lampu kamar dan mulai menyalakan alat itu.

Seketika seisi ruangan dipenuhi dengan cahaya warna warni yang cantik seolah mereka sedang menatap luar angkasa.

Laki laki itu mendongakkan kepala ke atas dan senyuman tipis terukir di wajahnya.

"Benar kan kataku? kakak langsung tersenyum."

Saka menambah senyumannya jadi cukup lebar lalu mengelus lembut kepala Rossa.

"Kamu ahli mengambil hati kakak."

"Nanti kalau ketemu 'kakak cantik' pasti juga begitu."

"Sudah."

Rossa terkejut sekaligus masih belum paham dengan omongan kakaknya barusan.

"Kakak sudah menemukan kakak cantik."

"Sungguh? siapa dia?"

"Dia indah bagai bintang di malam hari, lembut seperti sehelai sutra, dan juga unik."

"Cantikan siapa, adikmu atau dia?"

Saka tertawa kecil dan memeluk bahunya.

"Kalian berdua imbang kok."

"Ajak aku bertemu dia kak."

Raden SakaOnde as histórias ganham vida. Descobre agora