๑'•. Keraguan

116 73 18
                                    

WARNING
Sebelum membaca dimohon untuk menekan tombol bintang dan jangan lupa memberi komentar positif juga !

WARNINGSebelum membaca dimohon untuk menekan tombol bintang dan jangan lupa memberi komentar positif juga !

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

------

Keesokan harinya Saka dan Abel bersiap untuk pergi ke sekolah dengan membawa peralatan seperti biasa.

"Hati hati, jalannya becek."

Abel memberi peringatan pada laki laki itu saat melintasi jalan yang penuh lumpur karena hujan yang tiba tiba turun semalam lalu keduanya menaiki mobil untuk segera menuju lokasi tujuan yaitu sekolah.

Udaranya terasa sejuk kala itu ditambah munculnya kabut di beberapa tempat dan cukup tebal, burung berkicau saling bersahutan juga mengiringi perjalanan keduanya.

Abel yang semula diam saja kemudian reflek berbalik untuk mengecek barangnya kembali sebab dia tipikal orang yang gampang kepikiran.

"Saka, bekalnya tadi sudah to?"

"Sudah, di kursi belakang."

Setengah jam kemudian Saka sudah memberhentikan kendaraan miliknya tepat di parkiran sekolah kemudian Abel turun terlebih dahulu serta mengambil bekal, untung suasana sekitar sekolah masih cukup lengang sehingga mungkin tak akan ada yang memergoki keduanya.

Abel menghampiri Saka yang masih mengunci pintu mobil kemudian berjalan beriringan menuju kelas, setibanya di lokasi mereka berpisah ke arah tempat duduk masing masing dan Abel melihat kedatangan Rachel setelahnya tak lama kemudian.

"Tumben kamu lebih awal."

"Hehe, tak apa to?" balas Abel sambil tersenyum.

"Apa itu? bekal?" tanya Rachel karena tak sengaja memergoki wadah bekal berwarna biru tua dengan corak benda langit tersebut.

"Iya, ibuku yang bawakan."

"Boleh aku cicipi sedikit nanti?"

"Tentu."

Mereka saling sepakat untuk bertukar bekal ketika jam istirahat lalu Abel mengambil buku dari dalam tas dan dibebernya di atas meja, gadis ini lebih suka menghabiskan waktu senggang sebelum bel masuk dengan mengulas kembali materi yang belum dipahami walau ia kadang tiba tiba merasa malas atau bosan dan akhirnya cari kegiatan menyenangkan lain.

"Oh ya, saat ke rumahmu aku diantar papa" ujar Rachel tiba tiba membahas kerja kelompok.

"Boleh, boleh saja."

Raden SakaWhere stories live. Discover now