๑'•. Sombong

157 92 25
                                    

WARNING
Sebelum membaca dimohon untuk menekan tombol bintang dan jangan lupa memberi komentar positif juga !

WARNINGSebelum membaca dimohon untuk menekan tombol bintang dan jangan lupa memberi komentar positif juga !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------



Esok hari Saka bersiap pergi ke sekolah pagi sekali dan Eliza di bawah melihat ke arah laki laki yang tengah menenteng tas ransel berwarna hitamnya lalu menuju meja makan.

"Tumben kamu udah rapi."

Wanita berusia sekitar empat puluh tahunan tersebut menyiapkan sarapan untuk Saka berupa roti dengan selai stroberi kemudian susu hangat rasa madu.

"Ma, aku berangkat sendiri" pinta Saka.

"Loh, kenapa sayang?" kaget Eliza.

"Aku hanya ingin saja."

Saka menikmati sarapannya terlebih dahulu sambil buru buru lalu bersalaman dengan sang mama kemudian menuju halaman depan, Sapto sudah menyiapkan sebuah mobil jeep berwarna abu abu untuk tuan mudanya tersebut berangkat.

Lelaki ini segera naik kemudian melajukan kendaraannya tanpa ditemani sopir pribadi lagi, Saka bisa menyetir mobil karena belajar saat masih di Belanda, sementara itu Abel kembali diantar oleh Janu lagi pagi ini dan gadis tersebut keluar rumah dia kaget karena Abel mengajak biolanya untuk ikut serta.

"Kamu bawa itu?" tanyanya memastikan.

"Hehe iya, ayo."

Abel beranjak terlebih dahulu ke arah motor dan disusul Janu, dia memakai helm seperti biasa kemudian naik ke atas tepat setelah sahabatnya itu menyalakan mesin lalu pergi.

Butuh waktu perjalanan kurang lebih satu setengah jam bagi Abel dan akhirnya mereka sampai di depan tepatnya pinggiran jalan lalu Abel turun sembari melepas helm.

"Bagaimana kalau kamu cari kos saja, supaya tidak bolak balik?" saran Janu.

"Lalu ibu?"

"Ajak sekalian."

"Belum ada biaya jan, jangan asal bicara."

"Iya maaf, belajar yang rajin."

Abel tersenyum tipis kemudian memasuki halaman sekolah sembari menuju ke arah kelas, dia merasa agak keberatan saat membawa dua tas berisi banyak buku serta biolanya namun itu tak jadi halangan.

Di depan pintu kelas gadis ini telah disambut oleh Rachel yang sedang duduk menunggu di kursi depan.

"Kamu sudah datang , rajin sekali."

"Daripada terlambat lalu kena hukuman" balas Abel.

"Bel, kok bawa tas dua?" heran Rachel saat menotis bawaannya.

"Ini biolaku, sengaja kubawa."

"Wah, kapan kapan ajari aku ya?" pinta Rachel tiba tiba antusias ingin bermain biolanya Abel.

Raden SakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang