37|| KECUPAN SINGKAT

787 34 5
                                    

Follow wattpad aku karna beberapa part akan aku private 😘

Happy reading ❤️

37|| KECUPAN SINGKAT

Berhubung ujian tengah semester sudah selesai di laksanakan, pihak sekolah pun menempelkan nilai dan peringkat para murid di Mading sekolah. Kini suasana di Mading cukup ramai di penuhi oleh para murid yang berdesak-desakan untuk melihat nilainya.

Juara umum kelas Xll
SMA Gundela:

1. Gerald Dhiafakhri (Xll IPA 1)
2. Clarysa Valleschova (Xll IPA 1)
3. Alin Yovanka (Xll IPA 2)

"Juara satu dan dua umum dari kelas Xll IPA 1? Gila sih, keren banget," Ujar salah seorang gadis pada teman di sampingnya sambil melihat nama yang terpampang di Mading sekolah.

"Berarti Alin di geser dong? Buktinya dia jadi juara tiga, biasanya kan dia selalu juara dua, kasihan banget," ujar gadis yang satunya lagi.

"Lebih kasihan Tiara lah, posisi dia di tiga besar tergeser, pasti dia nangis banget sekarang," ujar gadis itu lagi.

"Gak usah sok kasihan sama orang lain, kasihani diri Lo sendiri, emang Lo pada pernah dapat juara umum? Mendingan mereka, walaupun peringkatnya menurun setidaknya mereka pernah ngerasain yang namanya juara umum," Ujar Bayu tiba-tiba, saat tak sengaja mendengar ucapan kedua gadis itu, akibat kesal dengan ucapan Bayu kedua gadis itupun pergi meninggalkan kerumunan yang ada di Mading.

Sudah hampir tiga puluh menit Clarysa dan Chelsea menunggu agar Mading sepi, tapi bukannya sepi Mading itu malah semakin ramai, hal hasil kedua gadis itupun memutuskan untuk menerobos kerumunan.

Clarysa yang terhalang tubuh murid lain, berusaha jinjit untuk melihat nilainya. "Ih, geser dikit dong!"

"Gila, Cha! Lo juara dua umum Cha!" Teriak Chelsea masih dengan posisi jinjit sambil melihat tulisan di Mading.

"Hah? Seriusan?" Tanya Clarysa belum percaya sambil berusaha jinjit untuk melihat namanya.

Chelsea keluar dari kerumunan dan menarik lengan Clarysa untuk mengikuti langkahnya.

"Eh.. Chi, tunggu bentar, gue mau liat dulu," ujar Clarysa saat tangannya di tarik oleh Chelsea.

Saat keduanya mulai menjauh dari kerumunan, Chelsea pun kembali bersuara. "Lo keren banget Cha!"

"Keren kenapa dah? Lebih keren juga gue kemana-mana," sambung Zia yang baru saja datang bersama Netta.

"Lo nggak tau aja, Clarysa juara dua umum anjir! Bisa nggak Lo kaya gitu?" balas Chelsea tak santai.

"Boro-boro juara umum Chi, masuk dua puluh besar di kelas aja dia nggak sanggup," balas Netta.

"Parah sih," ledek Chelsea sambil terkekeh melihat ekspresi wajah Zia yang tampak kesal.

"Ah, bodoh amat lah, gue udah cape-cape belajar tapi nggak pernah masuk sepuluh besar, kesal gue!" Balas Zia.

"Kalau prinsip gue sih, mendingan cape belajar daripada cape nahan sakit jadi orang bodoh," ujar Clarysa menimpali.

"Clarysa mah kalau ngomong suka bener," kata Netta menyetujui ucapan Clarysa.

"Ngomong-ngomong soal juara umum nih ya, selama gue sekolah di SMA Gundela ini, nggak pernah tuh ada orang yang bisa geser kedudukan Alin di peringkat dua, tapi Clarysa bisa, Lo keren banget sih Cha," puji Chelsea tulus, Clarysa pun tersenyum atas pujian yang di tujukan pada dirinya.

GERALD (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang