Follow wattpad aku karna beberapa part akan aku private 😘
Happy reading ❤️
39||SALAH PAHAM?
Bel istirahat sudah berdering sejak beberapa menit yang lalu, seharusnya Clarysa sudah berada di kantin bersama ketiga sahabatnya saat ini, tapi karena Bu Rita meminta bantuannya untuk menata buku yang baru saja datang di perpus, jadi mau tak mau ia harus menata buku bersama Bu Rita.
Setelah selesai menata buku di perpustakaan, Clarysa pun melangkah menuju kelasnya. Namun, di sela-sela ia melangkah, ia mengirimi pesan kepada Gerald.
Clarysa
Gerald lagi apa? Nggak ada niatan temenin aku makan di kantin?Gerald
Sorry Cha, aku masih ada urusan. Nanti aja ya pas jam istirahat kedua.Clarysa
Oke deh, semoga urusan Gerald cepetan kelar ya.
ReadSetelah pesan terakhir yang Clarysa kirimkan untuk Gerald sudah di baca, Clarysa pun mendengus karena laki-laki itu hanya membacanya tanpa mengirimkan pesan balasan untuknya. Tapi Clarysa tak terlalu ambil pusing dengan hal itu, toh selama ini Gerald memang seperti itu.
Saat Clarysa kembali melanjutkan langkahnya, suara notifikasi pesan masuk terdengar dari ponselnya, buru-buru gadis itu membaca pesan itu dan membalasnya.
Alin
Cha, gue butuh Lo sekarang.Alin
Gue mau curhat sama Lo.Clarysa
Lo kenapa Lin? Ada masalah?Alin
Lo naik ke rooftop sekarang ya Cha, nanti gue jelasin di sana.Clarysa
Gue kesana sekarang.Setelah mendapat pesan dari Alin, perasaan Clarysa jadi tidak enak. Tidak biasanya Alin seperti itu, apa gadis itu benar-benar berada dalam masalah? Buru-buru Clarysa melangkah menuju rooftop untuk menghampiri gadis itu.
Clarysa mulai melangkah menaiki setiap anak tangga menuju rooftop, namun langkah kaki gadis itu terhenti saat melihat Alin dan Gerald tengah mengobrol di depan pintu menuju rooftop.
"Udah, gausah sedih lagi."
Clarysa dapat melihat Gerald tengah mengelus-elus pundak Alin yang tengah menangis.
Tangis Alin semakin pecah saat mendapat perlakuan seperti itu dari Gerald. Gadis itu maju selangkah menenggelamkan wajahnya di dada bidang Gerald dan menangis di sana, laki-laki itu hanya bisa mengelus punggung gadis itu untuk menenangkannya. Sampai akhirnya Alin memeluk tubuh laki-laki itu dengan erat.
"Makasih ya Ge, karena kamu selalu ada buat aku, udah mau dengerin keluh kesah aku," ujar gadis itu pada Gerald sambil terisak di dalam pelukan itu.
"Hm," balas Gerald sambil mengelus-elus punggung gadis itu. "Udah jangan nangis lagi."
Alin tampak melepaskan pelukannya, ia mendongak ke atas untuk menatap wajah Gerald yang lebih tinggi darinya. "Makasih udah mau dengerin cerita aku, tapi lebih baik kamu temuin Clarysa sekarang takutnya dia malah cariin kamu."
"Urusan Clarysa masih bisa nanti," ujar Gerald pada Alin. "Sekarang gue masih mau pastiin kalau Lo baik-baik aja."
Mendengar percakapan keduanya, Clarysa mundur. Perempuan itu mengurungkan niatnya untuk mendekat, ia hanya bisa mengamati Gerald dan Alin dari tempatnya tanpa berkata-kata. Clarysa jadi merasa kalau hubungannya dan Gerald seperti tak ada artinya bagi laki-laki itu, bahkan ia mendapati laki-laki itu tengah berpelukan dengan perempuan lain di depan mata kepalanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERALD (On Going)
Teen Fiction"Gerald itu ibaratkan air, dan gue ikannya. Ikan gak bakal bisa hidup tanpa air, sama halnya kaya gue. Gue gak bisa hidup tanpa Gerald!" Inilah kisah Gerald Dhiafakhri. Siswa teladan yang memiliki segudang prestasi di SMA Gundala. Gerald lebih serin...