7. Keputusan Besar

186 48 13
                                    

'Jika lanhkah yang kau tapaki terasa berat dijalani sendirian, maka melangkahlah bersamaku dan aku pastikan semuanya terasa lebih ringan.'

Hidupkan Hidupmu

~Thierogiara

***

Kemudian meski sekarang sudah tinggal bersama Jarvis jadi ada ketakutan di dalam diri Hanna. Dia takut kalau sampai orang itu kembali lagi dan berusaha untuk kembali menghancurkan hidup Hanna. Dia bukan manusia yang sekuat itu, Hanna hampir gila rasanya hanya karena dia harus menghindar.

Hanna menatap dirinya sendiri di depan cermin kamarnya, Jarvis memberikan kehidupan yang baik untuknya, memberinya tumpangan, tapi kini bahkan kehidupan Jarvis juga terancam. Hanna benar-benar tidak mau kalau sampai Jarvis kenapa-napa, apalagi kehidupan Jarvis yang aman dan damai itu sampai terusik. Hanna menganggukkan kepalanya, berusaha untuk menguatkan hatinya. Dia kemudian mengangkat tangannya, menatap pergelangan tangannya itu, sampai akhirnya keputusan Hanna sudah bulat, dia langsung mengiris pergelangan tangannya itu. Iya, dari pasa hidup dalam ketakutan, dalam ancaman maka Hanna lebih baik mati.

Tubuhnya sudah kotor, dia hanya akan membuat orang-orang yang menyelamatkannya semakin sengsara. Daripada menyebar penderitaan untuk semua orang, maka yang bisa dilakukan adalah mengakhiri hidupnya. Jika kehidupan Hanna berakhir, maka hanya hidupnya sendiri yang akan berakhir, kehidupan Jarvis atau orang yang berkemungkinan menyelamatkannya di lain kesempatan semuanya akan selamat.

Hanna jatuh terduduk, dia hanya diam saat darah mulai mengalir terus. Tidak ada bunuh diri yang tidak sakit, dia hanya harus menunggu dan kemudian semuanya akan menjadi tenang, apalagi isi kepalanya yang sudah setahun belakangan tidak pernah bisa tenang.

Hanna menempelkan kepalanya ke dinding, memejamkan matanya berharap setelah sadar dia sudah berada di tempat  yang lebih baik daripada tempat ini.

Sementara Jarvis yanb baru saja dari luar memanggil-manggil nama Hanna, tapi sama sekali tidak ada sahutan dari Hanna. Jarvis mengerutkan dahinya, sepertinya Hanna sama sekali tidak ada minta izin keluar, lantas sekarang dia ke mana?

Karena penasaran Jarvis langsung menuju dapur. Di dapur juga tidak ada Hanna padahal biasanya gadis itu menghabiskan waktu di sana menjalani hari-harinya sebagai seorang asisten rumah tangga. Jarvis langsung mendekat ke kamar Hanna yang letaknya juga di sebelah dapur. Jarvis mengetuk pintu kamar.

"Han!"

Tidak ada jawaban.

"Ayo makan siang, hari nggak nasi Padang, tapi ayam geprek sih." Masih sempat-sempatnya bercanda.

"Han!"

Masih tidak ada jawaban, hal paling tidak mungkin adalah Hanna keluar dari rumah tanpa pamit. Jadi, ke mana dia? Apa dia diculik? Bisa jadi, kan?

Karena langsung panik dengan pemikirannya sendiri, akhirnya Jarvis membuka pintu kamar dan melihat Hanna sudah terduduk di lantai bersandar ke dinding dengan darah segar mengalir di sekitar. Jarvis langsung membelalakkan matanya.

"Hanna!!!"

***

Jarvis tentu saja panik, dia langsung menggendong tubuh Hanna dan memasukkannya ke dalam mobil. Akhirnya mobil yang sudah lama mangkrak karena Jarvis ke mana-mana naik motor berguna juga hari ini. Hanna melakukan percobaan bunuh diri, tapi akhirnya masih bisa selamat walaupun sekarang harus tranfusi darah dulu. Jarvis duduk di sebelahnya menunggu dengan harap-harap cemas. Bahkan, Jarvis hanya memakai kaus dan celana pendek, dia juga lupa kalau sebelumnya dia sangat lapar.

Baru kali ini Jarvis sangat panik tidak keruan, Jarvis menghela napasnya, berusaha menenangkan dirinya sendiri, jantungnya hampir copot karena tidak mau kalau sampai ada orang meninggal karena bunuh diri di rumahnya, rumah yang sampai saat ini akhirnya membuat Jarvis hemat karena tidak harus membayar untuk tinggal di sana.

Jarvis menatap wajah tenang Hanna yang masih terpejam, gadis ini cantik sekali, tapi kenapa harus kehidupan seperti ini yang dia alami? Ketika seseorang punya pikiran untuk bunuh diri saja sebenarnya kehidupan yang dia jalani sudah sangat berat. Ah, padahal sebelumnya Jarvis sama sekali belum pernah mengurus orang lain, soalnya dia mengurus diri sendiri juga belum benar, tapi sekarang malah harus mengurus seseorang dengan jutaan masalah di dalam hidupnya. Tapi kalau Jarvis tidak menolong Hanna, maka kemungkinannya gadis ini benar-benar akan memutuskan untuk memgakhiri hidupnya.

Jarvis menghela napasnya, harusnya waktu itu dia langsung membawa Hanna ke rumah sakit, soalnya ternyata ada beberapa tulang Hanna yang bermasalah, juga lukanya yang ternyata masih basah. Jarvis tidak mengenal Hanna begitu jauh, tapi sekarang apa pun yang ada di dalam hidup Hanna seolah ingin Jarvis tanggung. Dunia memang tidak selalu adil untuk semua orang, secara fisik Hanna sempurna, tapi di balik itu semua batinnya hancur berantakan dan dia harus mengalami semua hal menyakitkan di dalam hidupnya.

Perlahan akhirnya mata Hanna terbuka, Jarvisa kemudian menghela napas lega, sebelum Hanna benar-benar sadar, dia masih memiliki banyak ketakutan soal itu, soal bagaimana jika Hanna tidak pernah bangun lagi.

Hanna sendiri mengira kalau cahaya putih dan seluruh ruangan serba putih ini adalah alam lain, tapi begitu melihat wajah Jarvis, dia jadi sadar bahwa dia masih berada di dunia, belum meninggal. Hanna hanya melirik Jarvis sebelum akhirnya menghela napas, kenapa dia tidak mati saja? Sekali lagi sosok itu malah direpotkan olehnya.

"Akhirnya sadar juga lo." Jarvis tetap merasa lega dengan itu.

Hanna hanya melirik, tubuhnya lemas sekali, bahkan hanya untuk sekadar mengeluarkan suara, rasanya Hanna tidak sanggup.

"Mati bukan solusi Han." Jarvis mengingatkan, memang mungkin situasinya seharusnya tidak tepat, tapi kembali lagi bahwa Hanna bahkan mau melakukan bunuh diri beberapa waktu lalu.

"Mulai sekarang lo boleh percayakan hidup lo ke gue. Gue akan pastikan kalau lo akan baik-baik aja sama gue." Butuh pergolakan batin yang luar biasa untuk Jarvis akhirnya memiliki keputusan ini, karena kalau bukan dia siapa lagi? Siapa lagi yang bisa meyakinkan Hanna kalau dunia ini akan baik-baik saja?

Hanna masih diam, dia mau mati agar tidak merepotkan siapa pun, Jarvis malah menawarkan diri untuk direpotkan.

"Gue menerima lo di dalam hidup sebagai bagian dari hidup gue. Gue bakal jagain lo, gue bakal kasih sudut pandang yang baik soal dunia ini sama lo. Jadi gue mohon, ini adalah percobaan bunuh diri yang terakhir yang lo lakukan, setelah ini jangan lagi, gue mohon. Karena ngelihat lo hampir mati bikin gua mau gila rasanya."

Meski sebenarnya Jarvis sendiri juga tidak yakin dengan dirinya, tapi karena sekarang ini Hanna sangat percaya padanya maka Jarvis juga harus bisa percaya dengan dirinya sendiri. Mungkin langkah yang akan mereka ambil ke depannya akan lebih berat dari ini tapi kalau langkah itu mereka lakukan berdua, Jarvis yakin bahwa mereka akan menjadi lebih kuat, setidaknya langkah karena kedepannya akan beriringan dengan langkah Jarvis.

Mulai hari ini Jarvis mendeklarasikan bahwa dia akan menemani segala hal berat yang akan Hanna hadapi di depan sana, ini adalah keputusan paling besar yang Jarvis ambil untuk hidupnya.

***

Maaf ya, kayaknya update minggu ini nggak di hari yang biasanya.

Tapi jangan lupa dukungan untuk couple banyak masalah ini!



Hidupkan HidupmuOn viuen les histories. Descobreix ara