29. SURAT DARI 1 JANUARI 2020

69.4K 6.4K 3.8K
                                    

Next cepatt? 5k koment dulu yaaa

Selamat membaca, semoga sukaa Aamiin.

29. SURAT DARI 1 JANUARI 2020

Jatuh cinta, bisa beralur saling, bisa juga sesaat. Suka atau luka, kita menikmatinya.

***

Langit malam diramaikan oleh kalimat ini, "Tuhan, kalau gue ternyata punya dosa yang amat besar, tolong, jangan uji atau balas gue dengan kehilangan seseorang dalam hidup gue, ya? gue takut banget. Karena gue nggak punya banyak orang disini," curhat Bara, entah pada siapa.

Angkasa yang mendengarnya hanya terdiam, kemudian memilih memikirkan hal yang lain daripada penasaran dengan kalimat Bara.

"Surga terkemas dari apa, ya, Sa? pengen bergabung dan melayakkan diri supaya di alam jauh itu, senangnya di bumi juga ikut ke sana," ucap Bara pada Angkasa di seperempat lagi jarum jam akan menunjukkan pukul 00.00. Keduanya melihat langit, langit yang sedang glamour oleh bintang-bintang. Langit yang sedang dihiasi oleh harapan tahun baru. Langit yang sebentar lagi akan semakin ramai oleh perayaan setiap tahun yang sepertinya tidak akan alfa.

"Mau ke surga cepat atau gimana?" tanya Angkasa, berbalik menatap Bara.

"Maunya setelah si manusia biasa ini menggapai semua yang dicita-citakan dan sudah membahagiakan yang terdekat," jawab Bara.

"Berarti masih lama," simpul Angkasa.

"Lo mau duluan emang?" tanya Bara, mengajak Angkasa bercanda.

Cukup lama menyikapi kalimat Bara dalam diam karena menganggapnya serius, Angkasa bersuara. "Setelah kesan-kesan baik di Bumi."

"Widih, mantep, kita tua dulu, ya? kita nakal dulu, Sa. Kita main-main dulu, kita jadi anak shaleh, jadi anak rajin, nan membanggakan. Nanti, kita juga menikah di tanggal yang barengan. Jadi amplopnya bagi dua haha," jelas Bara, bercanda lagi.

"Lo mau nikah sama siapa?"

"Salsa Dhara Adisiti," jawab Bara dengan sangat tegas. Mata laki-laki itu mengitari sekitar, "Malam ini saksinya, kalau gue menginginkan Salsa bukan hanya untuk beberapa hari kedepan saja, tapi untuk jadi selamanya, sebagai seseorang yang akan selalu membersamai gue, saat gue senang, sedih, dan saat gue berada di puncak kejayaan nanti."

Angkasa yang apa-apa selalu menganggap biasa saja, menarik senyum kecilnya, senyum yang tidak nampak meski dari mata Bara juga. Anak yang masih memakai seragam SMA di sebelahnya ini doanya sangat berlebihan, tapi diam-diam dalam hatinya, laki-laki itu ikut mengaminkannya.

"WOIIIII!!!!" teriak Bobby besar dari tangga Markas SATROVA BESAR yang menghubungkan posisi Bara dan Angkasa saat itu.

"Lagi ada prosesi curhat, ya?" tanya Bobby. "Masalah rumah tangga yang mana nih?" campur laki-laki bertubuh gempal itu.

"Yang lain mana?" tanya Angkasa.

"Ada di bawah, makan kacang," jawab Bobby.

"Panggil naik ke sini, Bob. Bentar lagi 2019 lewat, seru kalau rame-rame di sini," ujar Bara, memberitahu Bobby.

Entah apa spesialnya moment pergantian tahun itu. Orang-orang selalu beramai-ramai memeriahkan hari itu. Hari pergantian 12 bulan di bumi untuk mengulang 12 bulan lagi dalam versi yang baru.

Sembari menunggu kedatangan anggota SATROVA BESAR datang, Bara diam-diam melihat layar handphonenya, layar handphone yang selalu ia harapkan ada notifikasi pesan di sana. Namun, ternyata lagi-lagi harapan menertawainya.

DIA BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang