30. 2019, SELESAI

71.6K 6.6K 2.6K
                                    

Next cepatt? 3k koment dulu yaaa

Selamat membaca, semoga sukaa Aamiin.

30. 2019, SELESAI

Hidup tidak pernah melewatkan siapapun yang ingin bertahan.

***

Pulang sekolah yang seharusnya jadi waktu untuk Bara dan Salsa berbicara,  menjelaskan pada laki-laki tersebut alasan dibalik surat itu ditulis berakhir jadi 'tidak jadi'. Ya, karena sudah hampir satu jam Bara berdiam diri di parkiran sekolah, namun tidak ada tanda-tanda Salsa akan datang menghampirinya. Ia juga sudah mencoba untuk menghubunginya, namun tidak juga mendapatkan jawaban sama sekali.

Dengan nafas ngos-ngosan sehabis mencari Salsa di area sekolah, Bara kembali berdiri di parkiran, guna memastikan bahwa perempuan itu memang tidak ada di area sekolah. Tangannya masih bergetar memegang surat 1 januari 2020 itu, diulang-ulangnnya perapalannya, surat paling buruk yang ia dapatkan.

"Gila! sakit banget jantung gue," umpat Bara sembari memejamkan matanya. Bersandar di kap mobilnya.

Satu pesan kemudian masuk di handphonenya, mengalihkan fokus laki-laki itu.

Tanpa memikirkan hal yang panjang, Bara segera masuk ke mobilnya, lalu beranjak pergi dari tempatnya menunggu untuk mendapatkan penjelasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa memikirkan hal yang panjang, Bara segera masuk ke mobilnya, lalu beranjak pergi dari tempatnya menunggu untuk mendapatkan penjelasan. Yakinnya, Salsa tidak akan datang.

**

Hari ini, Salsa menjual handphonenya. Perempuan itu pulang lebih cepat dari jam pulang sekolah karena ada telefon dari rumah yang mengabarkan kalau Mamanya masuk rumah sakit lagi, dan katanya biaya kian menipis sekarang. Mau tidak mau, jalan pintas yang bisa ia ambil, adalah menjual handphonenya.

Sesudah deal dengan harga jual dan mendapatkan uangnya. Salsa segera keluar dari konter handphone itu. Melewati seorang anak perempuan yang kelihatannya sedang membeli handphone baru dengan Ayahnya. Salsa memalingkan wajahnya, Sekarang bukan lagi waktunya untuk gengsi-gengsian.

Keluar ke jalanan besar, rupanya matahari masih sangat terik saat ini. Salsa menghela nafas, untuk memantapkan niatnya berjalan kaki ke rumah sakit tujuannya demi menghemat uang yang sekarang jadi pegangannya.

Dari arah kanan di bahu kiri jalanan, sebuah sepeda motor mendekati Salsa. Lajunya cukup pelan, lalu berucap seperti ini, "Ojek, dek?" tawar ojek itu.

Salsa menoleh, "Nggak, Pak. Jalan kaki aja, deket kok."

"Nggak papa, Neng, naik aja. Kami juga melayani yang deket-deket," kata ojek itu.

"Nggak, Pak. Maaf, ya," tolak Salsa dengan senyum.

DIA BARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang