5. Ratu Jahat

121 18 0
                                    

"Untuk apa susu itu?" tanyaku saat melihat beberapa orang pelayan membawa teko berisi cairan tersebut.

"Ini untuk Snow White, Paduka Ratu."

"Sebanyak itu?" tanyaku melihat empat-lima pelayan yang membawanya dengan kedua tangan. "Itu terlalu banyak untuk diminumnya seorang diri."

"Ini bukan untuk minum, Paduka Ratu." Salah satu dari mereka memberitahuku. Aku sedikit mengernyit. "Untuk apa?" tanyaku.

"Snow White ingin berendam di kolam susu."

Aku terdiam mendengar itu. Dan kembali bertanya. "Apa maksudmu?"

"Dia akan membasuh diri dengan susu-susu ini," jawab pelayan yang tadi.

"Dia akan mandi dengan susu tersebut?" tanyaku sekali lagi, hanya untuk meyakinkan telingaku. Aku terdiam cukup lama. Dan para pelayan itu pun tidak bergerak menunggu perintahku. "Tidak. Jangan. Kembalikan susu-susu tersebut ke tempatnya."

Mereka terdiam tak bergerak. Bingung apa yang harus dilakukan. Snow White, putri kerjaaan mereka, meminta mereka membawanya. Dan sekarang, aku sang ratu meminta mereka menyimpan kembali susu tersebut. Aku menyadari kegelisahan mereka. "Tidak apa. Aku nanti yang akan memberitahu Snow White. Kalian kembalikan saja susu tersebut di tempatnya."

Aku melihat berteko-teko susu tersebut yang akhirnya dibawa kembali. Dan melihat susu yang banyak itu untuk mandi, bagiku itu adalah sebuah pemborosan. Rakyatku yang kehausan lebih membutuhkannya. Kuakui, aku pernah melakukan hal tersebut. Berendam di kolam susu. Tapi hal itu kulakukan sebelum kutahu keuangan kas kerajaan ini. Kerajaan ini terlalu boros. Membeli ini dan membeli itu.

Memang menyenangkan berendam di cairan tersebut, dan aku merasa kulitku lebih terlihat baik setelah aku mandi. Aku ingat, waktu itu Snow White kecil pernah melihat para pelayan membawa susu-susu tersebut ke kamar mandiku. Dia pernah bertanya untuk apa aku berendam cairan berwarna putih itu. Dan aku mengatakan padanya, susu sangat bagus untuk kesehatan dan juga kulit karena itu aku berendam di kolam susu.

Aku tak menyangka, dia juga akan melakukannya.

Tapi menurutku itu tidak perlu. Dia masih sangat muda. Dia baru berumur empatbelas tahun. Dia tak perlu semua itu. Aku akan memberinya pengertian nanti.

***

Aku tak menyangka, Snow White terlihat marah sekali saat aku mengatakan hal tersebut, padahal aku sudah menjelaskan padanya. Aku mengatakan padanya, aku akan mengirimkan susu tersebut ke beberapa tempat di desa agar anak-anak dan orang tua dapat menikmatinya. Untuk pertama kalinya, aku melihat matanya yang menatapku dengan tajam. Rasanya ada sebuah kebencian di sana.

Dia lalu berlari keluar dari ruanganku dan menangis tersedu-sedu. Aku bisa mendengar dengan jelas derap langkahnya di lorong dan kata-kata yang keluar dari bibirnya. Aku tak menyangka dia akan berkata seperti itu.

"Ibu, kenapa kau meninggalkanku Ibu?"

"Ibu bawalah aku yang tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu."

"Kenapa kau meninggalkanku ibuku?"

"Kenapa aku harus hidup seorang diri?"

"Kenapa aku harus hidup bersama seorang wanita yang tak pernah menganggapku anak?"

"Kenapa Paduka Ratu begitu dingin kepadaku, Ibu? Padahal aku menganggap dirinya sebagai ibuku sendiri."

"Ibu dimanakah kau?"

"Aku merindukanmu ibu."

Semua kata-katanya itu terdengar jelas. Dan aku dapat melihat beberapa pelayan yang mengintip ke dalam kamarku. Tapi saat melihat tatapan mataku, mereka langsung menunduk dan berjalan menjauh dari ruanganku.

Queen GrimhildeWhere stories live. Discover now