9. Putri dan Tujuh Kurcaci

56 13 0
                                    

"Bagaimana keadaan Snow?" tanyaku ke salah satu bawahanku pagi itu.

Bawahanku itu telah menemukan Snow White di Hutan Sihir dan mengikutinya selama ini untuk keselamatannya.

Bawahanku pun bercerita, Snow White sekarang berada dalam hutan liar dan merasa ketakutan yang luar biasa serta tidak tahu harus berbuat apa karena dia sangat takut. Snow terus berjalan dan melangkah masuk jauh ke dalam hutan. Dan bawahanku yang bertugas sebagai pengamat itu selalu mengikuti dan mengawasi putri itu dari jauh, menjauhkannya dari serangan binatang buas.

Suatu ketika, Snow merasa ada sesuatu yang mengikutinya, kemudian pun dia mulai berlari. Berlari di atas batu-batuan yang tajam dan berlari menembus semak-semak yang berduri. Pengamat itu terus membututinya. Dan Snow White pun melihat binatang liar mengejarnya tetapi dia merasa hewan-hewan liar itu tidak menyakitinya karena dia adalah Snow White, seorang putri baik hati dari kerajaannya. Hewan liar tidak akan menyakiti orang yang baik, itu menurutnya. Dan dia pun tersenyum, saat hewan-hewan itu sudah tidak terlihat dan tak mengejarnya lagi-Snow tidak sadar, pengamatnyalah yang telah mengurus binatang liar itu.

Snow White kembali berjalan-selama kakinya mampu membawanya pergi. Dan saat malam hampir tiba, ia pun tiba di sebuah rumah kecil. Dan bawahan Sang Ratu sudah berhasil menyusulnya malam itu untuk menjaganya.

"Rumah Kecil?" tanyaku lagi.

Bawahanku mengangguk. "Ya. Tuan Putri Snow White masuk ke dalam rumah kecil itu untuk beristirahat."

Aku menunggu penjelasan selanjutnya.

Bawahanku kembali melanjutkan. "Di dalam rumah kecil itu ... segala sesuatu berukuran sangat kecil ... tetapi semua terlihat indah dan bersih."

"Ukuran-ukuran kecil?" tanyaku lagi.

"Iya, Paduka Ratu. Di rumah tersebut terdapat bangku dan meja kecil yang dialasi taplak putih. Dan di atasnya terdapat tujuh buah piring, tujuh pisau makan, tujuh garpu dan tujuh cangkir minum." Dia kembali berkata, "Tempat itu sepertinya ditinggali oleh tujuh orang."

"Tujuh orang?" Aku tak percaya. "Di rumah kecil? Itu pasti akan sempit sekali." Aku membayangkan hal tersebut di dalam pikiranku.

Bawahanku berkata, dia melihat dan mengintip rumah itu dari dekat jendela. "Di dekat dinding, aku melihat tujuh ranjang tidur kecil yang saling bersebelahan, terlapisi dengan seprei putih. Saat pertama kali aku melihat ranjang-ranjang itu ... kurasa yang tinggal di sana adalah manusia-manusia berukuran kecil, Paduka Ratu."

Manusia berukuran kecil? Pikirku tak bisa membayangkannya.

Bawahanku kembali bercerita, dia melihat Snow White yang kemudian makan sedikit-sedikit dari setiap piring yang berisi bubur serta roti. Dan Snow pun minum sedikit dari tiap-tiap cangkir yang ada-agar ia tidak menghabiskan satu piring dan cangkir saja. Snow White pun terlihat lelah dan kemudian menuju satu ranjang. Dan dia berbaring di satu ranjang, tetapi ranjang tersebut terlalu pendek. Lalu dia pun mencoba ranjang lainnya, kali ini ranjang itu terlalu panjang. Semua ranjang dicobanya. Untungnya, ranjang yang ketujuh dan terakhir sangat sesuai dengan tinggi badannya dan ia pun tertidur di tempat tidur tersebut.

Saat malam tiba, bawahanku melihat pemilik rumah pulang, dan dia cukup terkejut. Karena mereka adalah tujuh orang kurcaci yang pekerjaannya menggali terowongan bawah tanah di pegunungan.

"Kurcaci?" tanyaku yang kembali penasaran. Aku tak pernah melihat makhluk-makhluk seperti mereka.

Bawahanku kembali mengangguk dan kembali bercerita, para tujuh kurcaci itu pun memasuki rumah dan menyalakan tujuh lilin yang menerangi seluruh rumah. Mereka kemudian menyadari sesuatu. Ada orang lain yang telah masuk ke dalam rumah mereka. Karena beberapa hal telah berpindah tempat, tidak seperti saat mereka meninggalkan rumah-para kurcaci memiliki ingatan yang tajam.

Queen GrimhildeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora