7. Kepergian sang Putri.

94 13 0
                                    

Aku memijat dahiku saat melihat laporan-laporan tentang negeri ini yang dibawa langsung oleh para bawahan kepercayaanku. Aku sakit kepala melihat semakin banyak data yang mengatakan rakyatku kelaparan. Kelaparan yang hampir merata di kalangan rakyat bawah di setiap desa. Apa yang harus kulakukan? Aku tidak tahu.

Lalu aku melihat salah satu orang kepercayaanku mendekatiku dan memberikan laporannya tentang apa saja yang terjadi di dalam kerajaan. Aku semakin sakit kepala membacanya. Kerajaan ini keterlaluan borosnya. Terlalu banyak pemborosan yang dilakukan oleh raja negeri ini. Dan aku pun melihat pemborosan itu pun menurun ke anak perempuannya. Aku melihat barang-barang yang dipesan oleh tuan putri kerajaan itu. Gaun-gaun yang indah dan benda-benda menarik para wanita muda lainnya. Bila dia hanya memesan beberapa benda, itu bukan masalah. Tapi dia memesan benda yang sama dengan jumlah yang berlusin-lusin. Untuk apa barang sebanyak itu? Aku tidak mengerti pemikiran Ayah dan anak perempuan itu. Apa yang sebenarnya mereka pikirkan.

Aku pun kemudian menghampiri raja dan mengatakan pendapatku. Dan Raja itu berkata, bahwa hal itu adalah sesuatu yang wajar memesan sebanyak itu. Karena barang-barang itu pun dapat dihadiahkan ke perwira-perwira atau petugas lainnya. Snow White pun mengatakan hal yang sama, bahwa dia akan menghadiahkan sisanya kepada pelayan lainnya.

Aku semakin menggelengkan kepalaku. Aku sudah berbicara kepada mereka berdua tentang penghematan untuk sementara ini, tapi mereka tetap melakukan kebiasaan mereka-memesan banyak barang yang sama untuk dihadiahkan kepada yang lain. Aku tahu, hal itu baik. Aku tahu, banyak yang bahagia menerima hadiah dari raja dan tuan putri tersebut. Tapi kemurahan hati mereka itu, tidak sesuai pada waktunya-itu menurutku.

Aku kemudian mendatangi Menteri Keuangan Negara kami. Dan aku mengatakan padanya, bahwa aku yang akan bertanggung jawab atas keuangan yang dikelolanya. Aku memintanya untuk memberitahuku terlebih dahulu, sebelum dia menggunakan uang negara tersebut. Aku memintanya untuk meminta izinku untuk menggunakan uang tersebut. Untungnya dia setuju. Aku rasa, menteri itu juga tahu apa yang terjadi kepada rakyat di kerajaan kami. Tapi dia tidak memberitahuku apa pun dan tetap menjalankan perintahku dengan baik. Dia mengeluarkan uang saat mendapat izin dariku. Dia pun tak memberikan sepeserpun kepada siapa pun saat tak menerima titahku.

Kali ini dia terlihat berkeringat saat melapor padaku. "Paduka Ratu, Tuan Putri Snow White ingin memintaku untuk membeli pita-pita dari seluruh penjahit di negeri ini."

"Apa? Pita?" tanyaku yang sedang duduk sendiri di singgasanaku.

"Ya, Paduka Ratu."

"Membelinya dari seluruh penjahit di negeri ini?"

"Iya, Paduka Ratu."

"Kenapa dia ingin membeli pita sebanyak itu?"

"Tuan Putri Snow White ingin mendapatkan pita terbaik dan terindah dari negeri ini, Paduka Ratu." Dan Menteri Keuangan Negara pun melanjutkan. "Bagaimana Paduka Ratu? Apa yang harus saya lakukan?"

Aku terdiam, berpikir dan menimbang sebentar. "Tidak. Jangan berikan."

Aku dapat merasakan kegelisahan pria tua itu. "Ta-tapi ... " katanya. "Tuan Putri Snow White akan terluka apabila dia tak mendapatkan benda tersebut. Dia akan sedih sekali, Paduka Ratu."

Aku menatap pria tua itu. Ternyata pria tua itu juga menyukai tuan putri kerajaan ini dan sepertinya juga menyayanginya. Menteri Keuangan Negara juga sudah masuk ke dalam pesona Snow White. Aku melihat kegundahan di wajah itu, wajah yang terlihat penuh keraguan atas apa yang harus dipilihnya-berhemat untuk negara atau membahagiakan seorang putri yang baik hati. Aku pun kemudian membayangkan Snow White yang akan tersenyum bahagia bila mendapatkan pita-pita indah itu, pita-pita yang ikut bersinar menyinari kecantikkan mudanya. Tuan Putri itu akan senang sekali. Lalu kemudian aku membayangkan isi dunia di balik tembok istana ini. Bayangan-bayangan yang langsung menancap jantung dan ulu hatiku. Aku melihat jelas, anak-anak kecil yang sudah tak sanggup berteriak kalau mereka kelaparan, orang-orang tua yang sudah tak mampu berjalan karena rasa lapar di dalam perut mereka. Amarah dan kesedihan yang terjadi di dalam hati rakyatku dikarenakan perut yang telah kosong berhari-hari bahkan berbulan-bulan.

Queen GrimhildeTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon