13. Sang Putri dan Pangeran

69 12 0
                                    

Para kurcaci, saat pulang di malam hari, menemukan Snow White terbaring di tanah, dan tak ada napas lagi yang keluar dari hidungnya. Mereka mengangkatnya, mencari-cari racun yang membunuh Snow White, memotong pitanya, menyisir rambutnya, mencucinya dengan air dan anggur, tetapi semua sia-sia, putri malang itu telah meninggal.

Mereka akhirnya menaruh Snow White dalam sebuah peti, dan mereka semua duduk mengelilinginya, menangisi kematiannya selama tiga hari penuh. Walaupun meninggal, Snow White terlihat seolah-olah masih hidup dengan pipinya yang merona.

Para kurcaci kemudian berkata,"Kita tidak akan menguburnya di tanah yang gelap." Lalu mereka pun membuat peti yang terbuat dari gelas yang bening sehingga mereka dapat melihat Snow White dari segala sisi. Snow White dibaringkan di peti tersebut, dan di peti itu ditulislah nama Snow White dengan tulisan emas, beserta kisah bahwa ia adalah putri seorang raja.

Kemudian mereka meletakkan peti itu di atas gunung, dan salah satu dari mereka selalu tinggal untuk mengawasinya. Burung-burung pun datang berkunjung dan turut berduka, yang datang pertama adalah burung hantu, lalu burung gagak, lalu seekor burung merpati.

Untuk beberapa lama, Snow White terbaring di peti gelas itu dan tidak pernah berubah, terlihat seolah-olah tidur. Ia masih tetap seputih salju, bibir semerah darah dan rambutnya sehitam ebony.

Suatu ketika seorang pangeran lewat di hutan yang menuju ke rumah kurcaci. Saat ia melihat peti di puncak gunung beserta Snow White yang cantik di dalamnya, ia jatuh cinta, dan setelah ia membaca tulisan yang ada pada peti itu. Ia berkata kepada para kurcaci, "Biarkan saya memiliki peti beserta putri ini, saya akan memberikan apapun yang kalian minta."

Tetapi kurcaci menolak dan mengatakan bahwa mereka tidak mau berpisah dengan Snow White walaupun dibayar dengan emas yang ada di seluruh dunia. Tetapi sang Pangeran berkata,"Saya memintanya dengan amat sangat, karena saya tidak akan bisa hidup tanpa melihat Snow White; Jika kalian setuju, saya akan serta merta membawa kalian semua dan menganggap kalian seperti saudaraku sendiri."

Saat sang Pangeran berbicara dengan sungguh hati, para kurcaci menjadi iba dan memberikan sang Pangeran peti yang berisikan Snow White . Dan sang Pangeran pun memanggil pelayan-pelayannya untuk mengangkat peti tersebut ke istana-nya.

Di perjalanan, seorang pelayan terantuk pada semak-semak sehingga peti yang diangkatnya menjadi terguncang dan sedikit miring. Saat itulah apel beracun yang ada pada kerongkongan Snow White, keluar dari mulutnya.

Snow White membuka matanya dan membuka penutup peti, turun dan berdiri dalam keadaan sehat-walafiat.

"Oh, dimanakah saya berada?" tanyanya.

Sang Pangeran secepatnya menjawab dengan hati riang, "Kamu aman di dekatku," dan menceritakan semua yang terjadi. Sang Pangeran lalu berkata lagi, "Saya lebih memilih kamu dibandingkan dengan apa pun yang ditawarkan oleh dunia. Ikutlah bersama saya menuju istana ayahku dan jadilah pengantinku."

Snow White yang baik hati, ikut bersama pangeran dan direncanakanlah pesta perkawinan yang meriah untuk mereka berdua.

***

"Menikah?" Aku yang baru saja terbangun dalam tidurku selama tiga hari, benar-benar terkejut mendengar berita itu.

"Ya, Paduka Ratu," jawab tangan kanan kepercayaanku. "Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri," katanya. Tangan kananku telah memerhatikan keadaan Snow White selama aku keracunan. Dia melihat adegan bagaimana para kurcaci itu menolong Snow White dengan bermacam cara.

Sama seperti cerita yang kalian baca. Para Kurcaci tidak tega menguburkan Snow White, maka mereka membuatkan putri itu peti berlapis kaca, sehingga mereka semua bisa melihat wajah Snow White yang mereka sayangi.

Saat mereka menangisi kepergian Snow White, seorang pangeran tanpa sengaja melewati tempat itu dan benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama pada Snow White yang berada di dalam peti. "Betapa cantiknya putri ini," kata pangeran itu yang didengar oleh tangan kananku yang masih bersembunyi memerhatikan dari jauh.

Aku mengeryit mendengarnya.

Jatuh Cinta pada pandangan pertama?

Snow White memang gadis muda yang cantik. Aku mengerti bila banyak pria yang menyukainya. Tapi pangeran itu melihat Snow White di dalam peti.

Jatuh cinta?

Pada sebuah mayat?

Dan pangeran itu ingin mengambil peti itu pulang ke dalam istananya?

Ada yang aneh dengan pangeran tersebut. Apa yang dipikirkan pangeran tersebut.

Perasaanku tidak enak.

Sebenarnya, aku bersyukur karena Snow White sekarang sudah sehat dan baik-baik saja karena pengawal pangeran itu. Pengawal itu menarik peti Snow White dengan kuda mereka. Tak tahu kenapa, ada satu kuda yang terus bergerak saat tali peti Snow White diikat pada dirinya. Gerakan kuda itu semakin kuat dan membuat peti menjadi bergoyang. Guncangan kuda itu semakin keras, sehingga tak sengaja menjatuhkan peti tersebut ke tanah. Dan hal itu membuat Snow White tersedak mengeluarkan apel beracun itu dari mulutnya. Snow kembali hidup karena itu. Apa kalian tahu itu? Apa kalian masih berpikir, bahwa Snow White sadar karena ciuman sejati seorang pangeran.

Walau aku merasa, bukan hanya itu yang bisa membuatnya hidup kembali. Kerja keras para kurcaci yang berusaha menggunakan segala cara untuk membuatnya bernapas dan terutama ramuan-ramuanku itu. Tangan kananku memberitahuku bahwa dia memberikan Snow White ramuan tersebut secara diam-diam, saat para kurcaci tak sadar kehadirannya. Dia membuat Snow meminum ramuan yang telah kubuat untuk dirinya.

Tapi tetap saja, aku merasa ada yang aneh dengan pangeran itu. Dengan sifat yang dimiliki pangeran itu. Aku tak mengerti. Seorang pangeran ingin membawa sebuah mayat pulang bersamanya, karena dia telah jatuh cinta pada pandangan pertama.

Dia jatuh cinta pada mayat Snow White.

Aku merasa itu sedikit menyeramkan. Pangeran itu memiliki selera yang tidak biasa.

Setelah Snow White kembali hidup, pangeran itu benar-benar membawa Snow White dan para kurcaci ke dalam kerajaannya. "Menikah?" tanyaku sekali lagi tak percaya.

"Apa yang sebenarnya dipikirkannya. Menikah? Tanpa memberitahu ayahnya? Tidak kembali ke istana untuk melihat keadaan ayahnya terlebih dahulu?" suamiku belum mendengar kabar itu, dia masih berbaring lemah di atas kasurnya. Belum ada satu pun orang di dalam kerajaan ini yang sudah tahu, kecuali aku dan tangan kananku. "Putri macam apa dia?" tanyaku yang tak percaya dan merasa anak itu keterlaluan.

"Siapa pangeran itu?" tanyaku lagi kepada pengawalku itu.

"Paduka Ratu mungkin tahu dengan sebutan The Prince. Pangeran itu lebih dikenal dengan nama tersebut," jawabnya memberitahuku.

The Prince. Ya, aku sangat tahu siapa dia. Kerajaannyalah yang menyerang desaku waktu itu. Dan kerajaannya lah yang sedang mencoba mengambil alih kekuasaan wilayah di kerajaan kami. Dan kerajaan itulah yang mengobarkan bendera perang untuk kerajaan kami.

Musuh.

Snow White akan menikah dengan musuh kerajaan kami.

Apa maksudnya semua ini.

Aku tak bisa membiarkan hal itu terjadi.

Queen GrimhildeWhere stories live. Discover now