12. Pertemuan Ketiga

48 12 0
                                    

"Cermin oh cermin di dinding, apa yang harus kulakukan?" tanyaku yang penuh kebimbangan kepadanya.

"Temui Snow White sekali lagi, Paduka Ratu," jawab cermin itu.

"Apakah menurutmu, itu yang terbaik yang harus kulakukan?" tanyaku tak yakin.

"Anda harus melakukan apa yang Anda harus lakukan," jawab cermin itu tanpa berbasa-basi.

Aku kembali menimbang saran itu dalam batinku. "Dia mengatakan kalau dia akan kembali ke istana ini, kalau aku keluar dari tempat ini," kataku lagi mengingatkannya--lebih tepatnya mengingatkan diriku sendiri.

"Cobalah kembali berbicara padanya, Paduka Ratu," saran cerminku lagi.

Aku diam dihadapan cermin tersebut, menanti kata-kata selanjutnya.

"Berbicaralah baik-baik padanya, Paduka Ratu. Tanyakanlah padanya, 'Kenapa dia ingin Anda pergi dari istana ini?' " sarannnya lagi

Aku masih terdiam.

Tidak yakin.

Apa aku harus kembali bertemu dengannya?

Aku teringat semua pembicaraanku dengan Snow White. Pembicaraan di mana dia mengatakan dengan jelas bahwa dia akan kembali ke dalam kerajaan ini bila aku menuruti keinginannya.

Dia akan kembali.

Bila aku melepaskan gelarku,

dan pergi dari istana.

Tidak!

Aku tidak ingin melepaskan gelarku!

Aku tidak ingin keluar dari istana ini.

Aku ingin membantu rakyat-rakyatku yang kesusahan.

Mereka membutuhkanku!

Tapi....

Pria itu membutuhkan anak gadisnya.

Suamiku yang sedang sakit menginginkan anak perempuannya.

Rajaku membutuhkan putrinya.

Pria yang kucintai membutuhkan Snow White.

Apa yang harus kulakukan?

"Kadang-kadang ada sesuatu yang harus Anda pertahankan walaupun seluruh dunia meminta Anda untuk melepaskannya. Dan kadang-kadang telapak tangan Anda harus menghadap ke atas dan terbuka lebar saat Anda merasa, hal itulah yang harus Anda lepaskan," kata cermin itu sekali lagi menggoyahkan batinku.

Aku mengangguk dan mengerti.

Aku menatap ruang kosong di dalam cermin itu sekali lagi.

"Aku takut," kataku pelan padanya.

"Aku tahu, Paduka Ratu," kata cerminku lagi.

Aku kemudian melihat keranjang buah berisi apel merah di atas meja kecil tersebut.

Dan cerita klimaks antara aku dan putriku berawal dari sana.

Cerita tentang Snow White dan Evil Queen,

atau yang lebih kalian kenal dengan sebutan Putih Salju dan Ratu Jahat.

Cerita kami berdua. Sebuah kisah antara kenyataan dan kebohongan menjadi satu, bercampur menjadi sebuah cerita yang indah.

***

Aku pun kemudian memantapkan hatiku. Aku kembali memakai pakaian rakyat berkerudungku dan mencoba menghampiri Snow White sekali lagi dengan keranjang buah apel merah ditanganku. Aku akan berbicara padanya.

Queen Grimhildeحيث تعيش القصص. اكتشف الآن