chapter 6 Run to you

506 12 0
                                    

Baca ceritaku yang AFFAIR WITH BASTARD CEO DI CABACA GAESSS

Mia berlari dengan kencang ketika keluar dari BMW hitam milik William, kemudian masuk ke dalam sebuah pintu kecil yang berada di pinggir gedung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mia berlari dengan kencang ketika keluar dari BMW hitam milik William, kemudian masuk ke dalam sebuah pintu kecil yang berada di pinggir gedung. Ketika di dalam dia segera mengabsen dengan menekankan jari telunjuknya ke sebuah mesin absensi dan langsung masuk ke sebuah ruangan yang terdapat banyak loker di sana.

Dia mengganti pakaiannya dengan seragam kerja, yaitu kemeja hijau dengan nama Wellmart yang tercetak besar di bagian dada sebelah kanan. Selain itu, dia juga memakai topi yang senada dengan kemeja untuk menutupi rambut pirangnya. Selesai mengganti pakaiannya dia keluar dari ruang ganti dan berjalan menuju gedung utama.

Mia berdiri di balik mesin kasir dan mulai menghidupkan mesin yang ada di sana. Pekerjaannya di Wellmart adalah sebagai kasir. Dia bertugas untuk menghitung jumlah barang beserta harganya yang dibeli oleh pembeli.

Tepat jam enam pagi, Wellmart siap melayani semua pembeli yang datang. Mia sudah memasang wajah ramahnya agar para konsumen yang datang puas dengan pelayanan yang mereka berikan.

"Seperti biasa," ujar seorang wanita paruh baya yang datang kepadanya sambil membawa keranjang yang berisi cokelat dengan jumlah banyak.

Gadis itu tersenyum lebar dan segera menghitung semuanya. Sekitar 50 cokelat yang wanita paruh baya itu beli.

"Padahal aku sangat ingin datang ke sana," ucap Mia setelah semua cokelat masuk ke dalam keresek.

Wanita paruh baya itu terkekeh dan memamerkan senyuman lebarnya. "Minggu depan saja, kami akan mengadakan camp sabtu besok. Jika kau tidak berhalangan kau bisa datang ke sana. Anak-anak pasti akan senang dengan kedatangan kau Mia."

"Benarkah? Bukannya mereka sangat mencintaimu. Kau sudah dianggap ibu kandung mereka sendiri. Aku sangat iri karena itu."

Mia sangat iri kepada wanita paruh baya itu. Selain di usianya yang sudah memasuki kepala lima namun wajahnya terlihat tidak menua sama sekali, wanita itu juga sangat disayangi oleh anak-anak panti. Satu minggu sekali wanita itu akan membawa makanan dan menceritakan dongeng kepada semua anak panti.

"Makanya kau jangan bekerja terus. Carilah pria kaya yang bisa membuat kau mempunyai waktu luang yang banyak," goda wanita itu sambil menyerahkan belanjaannya kepada pria muda yang merupakan bodyguard pribadinya.

Gadis itu tersipu malu, apalagi tidak sengaja di pikirannya terlintas wajah William yang tersenyum lebar kepadanya. "Kalau begitu tolong carikan satu pria kaya kepadaku Cecilia."

Cecilia tergelak dan mengusap tangan gadis itu dengan lembut. "Kau harus mencarinya sendiri." Kemudian wanita paruh baya itu pergi diikuti oleh pria jangkung yang berada di belakangnya.

"Kenapa kau sangat akrab dengan wanita paruh baya itu?" tanya seorang pria yang membuat kedua mata gadis itu membulat dengan sempurna.

"Good morning Tuan William," ujarnya membuat pria yang ada di hadapannya memandangi gadis itu dengan tatapan kesal. Pria itu menaruh satu air mineral ke atas meja kasir dengan tatapan mata mengarah kepada gadis itu.

"Aku akan menghukum kau karena sudah mengacuhkan aku seperti ini." William menyerahkan kartu kreditnya dan meninggalkannya begitu saja bahkan dia berlari agar gadis itu tidak bisa mengejar. Biarkan saja gadis itu kelimpungan karena dia meninggalkan black card miliknya di sana, itu adalah bentuk hukuman darinya karena telah mengabaikannya seperti itu.

Melihat pria itu berlari menjauhinya membuat gadis itu langsung memasukkan kartu berwarna hitam itu ke dalam saku bajunya. Dia tidak mungkin mengejar pria itu, jika itu terjadi maka mereka akan menjadi pusat perhatian dan semua karyawan yang ada di sini akan bergosip tentangnya.

William sangat kekanak-kanakan sekali!

"Sepertinya dia kesal karena kau mengacuhkannya," ujar wanita paruh baya yang sedang meletakkan barang belanjaannya di meja kasir.

Mia hanya terkekeh dan menutup bibirnya rapat-rapat agar tidak mengeluarkan sepatah kata pun tentang William. Setelah barang-barang itu selesai dipindai, dia segera mengatakan jumlah uang yang harus dibayar oleh wanita itu dan tersenyum lebar ketika wanita itu berjalan menjauh darinya.

Dia menghela napas dalam-dalam atas apa yang telah dilakukan pria itu. Bagaimana jika ada yang mengenali mereka berdua dan mengadukan semua itu kepada Renata? Rencananya akan gagal jika itu terjadi!

Wellmart menerapkan pembagian waktu kerja, yang terdiri dari shift pagi, sore dan malam. Hari ini Mia kebagian shift pagi membuat dirinya mematikan mesin kasir dan memasang tanda close di depan kaca kasir.

Kemudian dia membawa semua uangnya dan menaiki tangga menuju lantai dua gedung. Dia akan menyamakan jumlah uang yang sedang dia pegang sekarang dengan total yang tertulis di laporan penerimaan harian, yang bertugas hari ini adalah Keanu Brown pria itu seangkatan dengannya dan juga mereka sempat satu kelas ketika duduk di bangku Senior High School.

Gadis itu sudah melayangkan senyuman lebarnya ketika bertemu tatap dengan pria itu. Dia duduk di bangku yang ada di hadapan Keanu dan meletakkan uang yang didapatkannya hari ini di atas meja. Dia menghitung uang itu dengan teliti dan ketika melihat kertas yang sudah dicetak oleh pria itu dia tersenyum puas.

"Hari ini kau langsung pulang?" tanya Keanu saat dia menerima uang itu dari Mia.

Gadis itu menganggukkan kepalanya. "Besok acara pernikahannya Renata, jadi sekarang aku harus pulang dan membantu Mami Bella."

Esok adalah hari pernikahan Renata dan William, maka dari itu Mia harus segera pulang untuk membantu para pelayan membersihkan mansion.

"Kalau begitu aku pulang lebih dulu Keanu," ucapnya sambil melambaikan tangan kepada pria itu.

Keanu tersenyum tipis dan memandang punggung mungil itu dengan tatapan lembut. Meski pun dia pernah ditolak oleh gadis itu hanya saja cintanya masih tetap ada untuk Mia, dan dia tidak akan menyerah sebelum gadis itu menikah dengan orang lain.

Di balik tembok itu terlihat seorang gadis yang sedang mengintip dengan kepala yang ditutupi oleh topi berwarna hitam. Topi itu ditemukan tergeletak di dekat lokernya membuat Mia memungutnya untuk menutupi rambut pirangnya.

Dia menghela napas lega ketika tidak melihat BMW hitam itu. Apa sih maunya pria itu. Bukannya besok adalah hari pernikahannya? Dia harusnya berdiam diri di rumah. Bukannya malah datang dan marah seperti tadi.

Mia keluar dari tempat persembunyiannya dan mulai melangkahkan kedua kalinya keluar dari area gedung.

Hanya saja seketika nafasnya tertahan ketika ada sebuah tangan yang menariknya dan membawanya untuk masuk ke dalam mobil.

"William! Apa yang kau lakukan? Jika ada yang melihat bagaimana?" ucap gadis itu dengan tatapan paniknya.

Hanya saja William tidak menjawab perkataan gadis itu, pria itu membungkam bibir tipis itu menggunakan bibir tebalnya dan melumatnya dengan pelan. Dia tidak mau mendengar suara Mia yang terus mengeluh kepadanya, yang dia butuhkan sekarang adalah sentuhan gadis itu yang mampu menerbangkannya ke langit ke tujuh.

SELINGKUHAN CEO [PINDAH KE KARYAKARSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang