Chapter 10 🔞

1.4K 8 0
                                    

Mia meneguk ludahnya ketika melihat pria itu sedang berada di atasnya. Persis di atas tubuhnya! Gila, tubuh kekar dan besar itu sekarang sedang mengurung tubuh mungilnya. Dia bagaikan semut yang akan dimakan oleh gajah.

Gajah tidak memakan semut Mia....

"Kenapa kau terus memandang wajahku?" tanyanya dengan pandangan aneh. Karena sedari tadi pria itu tidak sedikit pun mencium atau melakukan hal lain yang dapat membuatnya mendesah kenikmatan. Selama satu menit William terus memandangnya secara lekat seperti ini.

"Sekarang aku tahu kenapa aku sangat mencintaimu." Tangan besar pria itu mengelus degan lembut sisi kanan wajah gadis itu dan menurunkan kepalanya kemudian mengecup dengan lembut bibir tipis yang sangat membuatnya candu itu.

"Karena senyuman kau sangat indah. Membuatku ingin terus melihatnya," ujar pria itu.

Debaran jantungnya menggila. Desiran panas terasa menyelimuti tubuhnya. Apalagi pria itu membuka kaos berwarna hitamnya tepat di hadapannya, memamerkan tubuh yang sangat terawat kepada dirinya.

Mia menggigit bibirnya, rasanya dia ingin meraba tubuh indah itu. Hanya saja egonya yang masih tinggi membuat dirinya mengurungkan keinginannya itu.

Meski pun gadis itu tidak mengatakan apa pun ketika melihat tubuhnya yang tidak tertutup oleh apa pun ini, hanya saja dia bisa mengetahui keinginan terpendam gadis itu. Tangan besarnya menggenggam tangan mungil itu dan menariknya untuk menyentuh tubuh sixpack miliknya ini.

"Semua yang ada di tubuhku adalah milikmu. Begitu pula sebaliknya. Maka dari itu, kau harus berjanji tidak akan bercinta dengan pria lain, mengerti?"

Mia menganggukkan kepalanya dengan keras. Siapa pula yang akan berselingkuh dari pria sempurna seperti William? Hanya orang bodoh yang akan melakukannya.

Pria itu pun mendekatkan dirinya kepada gadis itu dan melumat bibir itu dengan keras. Gerakannya sangat menuntut, membuat gadis itu melingkupi leher pria itu menggunakan tangannya. Ciuman mereka terlepas ketika tangan besar pria itu meremas kedua payudara yang masih tertutup oleh kemeja hitam itu dengan keras.

"Ah!" Erangannya lolos membuat tubuh pria itu semakin dipenuhi oleh api membara.

Seperti mendapatkan semangat dari gadis itu, kedua tangannya merobek kemeja hitam itu dengan kekuatan penuh, membuat bra yang ada di dalam sana terlihat dengan sangat jelas.

Mia yang mendengar robekan keras itu membelalakkan kedua matanya. Tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh pria itu. "Apa yang kau lakukan? Aku tidak membawa pakaian bodoh!"

William terkekeh pelan, dia melemparkan kemeja yang sudah terbelah menjadi dua itu ke samping tanpa merasakan rasa bersalah sedikit pun. Pria itu memutuskan untuk turun dari ranjang dan membuka celana panjangnya.

"Besok aku akan membelikan pakaian yang baru. Jangan dijadikan masalah besar," ucapnya sambil kembali ke atas ranjang.

William merangkak ke atas tubuh gadis itu dengan sensual, kemudian membuka rok yang dipakai oleh Mia dan menatap tajam ketika melihat area kewanitaan gadis itu yang masih tertutup oleh celana mini berwarna hitam.

"Apakah kau siap?" Suara serak pria itu sudah menandakan jika William tidak bisa menahan gejolak yang ada di dalam dirinya lagi. Tatapannya yang menggelap pun membuat Mia tidak bisa menolak permintaan pria itu. Apa yang akan terjadi jika tiba-tiba dia mengatakan tidak? Apakah hidupnya akan aman? Rasanya tidak. William akan marah bahkan mungkin membunuh Mia karena telah mengacaukan pria itu.

"Apakah aku boleh berkata tidak?" Bukan Mia jika tidak mempermainkan pria itu.

William menggelengkan kepalanya. Tangan besarnya menurunkan celana yang merupakan satu-satunya penutup dari area pribadi gadis itu, dan tatapannya semakin menggelap ketika melihat kewanitaan yang sangat menggoda itu.

"Satu jam ke depan kau dilarang mengatakan tidak sayang," ucap pria itu dan menarik kedua kaki gadis itu untuk mendekat kepadanya. Dia menurunkan kepalanya dan menyesap dengan kuat kewanitaan gadis itu.

Mia yang baru merasakannya menjerit dengan histeris, satu tangannya menggenggam dengan erat seprai putih itu dengan kedua mata yang terpejam dengan erat.

"William! Apa yang kau lakukan!" teriak gadis itu ketika merasakan sesuatu yang nikmat akan keluar dari kewanitaannya.

Pria itu tidak menjawab perkataan gadis itu sama sekali, dia masih fokus memanjakan Mia. Untuk membuat gadis itu semakin berteriak histeris. Tangannya menggenggam payudara gadis itu dan menekan dengan kuat puting kecoklatan yang ada di sana.

Mia membulatkan kedua matanya. Dia tidak bisa menahannya lagi, dan cairan nikmat pun keluar dari kewanitaannya. Jantungnya berdetak dengan kencang, dia merasakan kenikmatan yang sangat hebat ketika berhasil mengeluarkan cairan itu. Kedua mata sayu gadis itu menatap pria itu dengan intens.

William merangkak dengan sensual ke atas tubuh gadis itu, dia mengecup dengan pelan bibir tipis itu dan mengelus dengan lembut puncak kepalanya gadisnya.

"Apa yang kau rasakan?"

Mia tersenyum lebar dan mengalungkan kembali kedua tangannya ke leher pria itu. "Entahlah, tapi aku ingin merasakannya lagi."

William tersenyum senang, dan melumat bibir itu dengan pelan. Dia terus mencium bibir itu sambil memasukkan kejantanannya ke dalam liang sempit itu. Dia berusaha mengalihkan rasa sakit yang ada di pusat kewanitaan gadis itu dengan terus menciumnya. Akan tetapi Mia melepaskan ciuman itu dan menjerit dengan keras.

Air mata mengalir di kedua pipinya, membuat William menghentikan gerakan tubuhnya.

"Sakit?"

Gadis itu menganggukkan kepalanya, dia menenggelamkan wajahnya ke dada pria itu sambil berusaha untuk meredakan nyeri di selangkangannya.

"Kalau seperti ini sakit tidak?" tanya William sambil bergerak dengan pelan. Sebenarnya dia ingin bergerak dengan brutal, sebagaimana dirinya memperlakukan Renata dahulu. Akan tetapi yang dibawahnya saat ini bukan Renata. Dia Mia. Gadis yang sangat dicintainya. My princess yang harus dijaga olehnya.

Gadis itu menggelengkan kepalanya. Membuat William menggerakkannya dengan tempo cepat, dan mencari kenikmatan yang sedari tadi dia inginkan.

Mia mengerang dengan keras, apalagi William saat ini sedang menyusu kepadanya. Gerakan pinggul pria itu juga semakin bergerak dengan brutal membuat gadis itu tidak bisa menahan desahannya.

"Ah! William," ujar gadis itu sambil menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Dia tidak bisa menahannya lagi, kewanitaannya menjepit kejantanan itu dengan keras membuat William yang ada di atasnya pun menjerit kenikmatan.

Tubuh pria itu ambruk di atas Mia dan bergerak ke samping wanita itu. Jantungnya masih berdetak dengan cepat, peluhnya pun membasahi wajahnya. Dia tidak pernah merasakan sensasi bahagia seperti ini. Jika dengan Renata dulu, dia akan langsung pergi ke kemar mandi dan meninggalkan wanita itu sendirian. Sedangkan saat ini, dia ingin memeluk Mia dengan erat sambil merasakan aroma tubuh gadis itu yang sangat memabukkan pikirannya.

"I love you Mia." Dan dia tidak pernah menyatakan cintanya kepada Renata.

SELINGKUHAN CEO [PINDAH KE KARYAKARSA]Where stories live. Discover now