Chapter 2 : Who Is He?

145 30 2
                                    

Suara husky itu membuat tubuh Nebula mematung ditempat. Tapi dalam sepersekian detik, siren eyes milik Nebula menatap pria disampingnya ini, seakan-akan kata yang di lontarkan pria itu tidak ada gunannya

"Itu kau kan? Nebula Callirrhoe?" Melihat Nebula yang terdiam membuat pria itu yakin jika gadis itu yang ia cari

Nebula masih menatap dingin pria aneh ini, terlepas dari nada pria itu yang terlihat sangat santai tapi Nebula tetap harus waspada. Bagaimana juga pria itu tau namanya, padahal sekarang Nebula sedang memakai hoddie yang secara otomatis nametag-nya tertutup.

Alarm tanda bahaya milik Nebula seketika menyala

"Kau salah orang" Papar Nebula sambil menyentakan tangan pria itu dari lengannya. Tapi sepersekian detik kemudian pria itu kembali mengengam lengan Nebula lebih erat dari yang tadi

"Berhati-hatilah dengan kemampuanmu"

Dahi Nebula mengerut "Aku tidak mengerti apa maksudmu dan sekali lagi ku bilang kalau kau salah orang!"

Masih dengan wajah datarnya, pria itu kembali berkata "Aku hanya akan memperingatimu saja kali ini. Jangan bertindak gegabah. Mulai dari sekarang aku akan mengawasimu"

"Lepaskan tanganku dasar bajingan sialan!!" Umpat Nebula seakan tidak peduli dengan perkataan pria di hadapannya ini

Pria itu menarik tangan Nebula lalu memberikan payung berwarna hitam ke telapak tangan Nebula yang terbuka

"Sebentar lagi akan hujan. Berhati-hatilah" Nebula tau kalimat terakhir yang dikatakan pria itu adalah peringatan bagi dirinya. Tapi sekali lagi. Dirinya sama sekali tidak peduli. Bagaimana mungkin dirinya harus percaya kepada pria asing yang baru saja membuat mimpinya melenceng jauh

Sebelum Nebula membuka suara, Pria itu sudah berjalan pergi memasuki mobil yang terparkir tak jauh dari tempat Nebula berdiri. Ia hanya terdiam sambil memandangi mobil mewah itu hingga tak terlihat lagi

"Dasar pria aneh" Mata Nebula kini memandangi payung hitam yang berada digengamannya "Ngapain tuh orang ngasih payung? Hujannya kan masih 1 jam laㅡ" gumanan Nebula terhenti ketika merasakan sesuatu yang basah mengenai puncuk kepalannya. Secara spontan kepala Nebula mendongak ke atas, dan seketika itu juga rintikan hujan mulai jatuh mengenai wajah cantiknya

Dengan pelan, manik hitam kelam Nebula kembali memandangi jalan raya yang tadi di lewati pria aneh itu dengan pikiran yang berkecamuk

Karena untuk ketiga kalinya, mimpi Nebula melenceng jauh dari yang seharusnya

🥀🥀🥀

Nebula menghembuskan nafas berat ketika baru saja mendudukan tubuhnya ke kasur. Jemari lentik itu tak lupa mengelus-elus bulu lebat Noir yang tengah bermanja-manja di samping kiri perutnya

Hening untuk beberapa saat, kamar Nebula hanya dihiasi oleh suara musik klasik yang berasal dari speaker bluetooth di atas nakas.

Dimalam yang dingin ini, gadis berambut panjang itu masih saja memikirkan kejadian tadi siang. Mimpinya yang melenceng 2 kali berturut-turut dalam sehari semenjak bertemu dengan pria itu

Itu sangat tidak masuk akal

Tangan kanan Nebula kemudian meraba-raba kasur untuk mencari ponsel pintar pribadinya. Setelah mendapatnya. Dirinya dengan cepat mengetik sesuatu di situs pencarian. Mencari sebuah artikel tentang kecelakaan tadi pagi

Mata itu membaca satu persatu kata dengan teliti agar tidak ada informasi yang tertinggal. Dan setelah beberapa lama Nebula akhirnya mendapatkan satu nama yang sedari tadi ia cari

IT WAS JUST A DREAMWhere stories live. Discover now