Chapter 9 : Old Friend

97 17 2
                                    

Nebula termenung sambil memandangi Kenzo yang sibuk mengupaskan jeruk yang berada di sebuah keranjang buah tepat di atas nakas— itu terletak di sebelah kanan ranjang rumah sakit yang masih di tiduri oleh temannya Kenzo. Teman yang tak lain dan tak bukan adalah teman sekelasnya.

Ini sungguh plot twist. Nebula sepertinya sudah terlalu banyak tertidur hingga tak menyadari jika Kenzo sekarang ini sudah menjadi siswa baru disekolahnya, yang juga merambat menjadi teman sekelasnya. Yah tapi disatu sisi Nebula lega. Akhirnya ia mempunyai teman dekat selain Della di sekolah barunya itu.

"Sejak kapan kalian udah lost contact?" Pertanyaan itu membuat Nebula serta Kenzo langsung melirik kearah temannya yang juga masih sibuk memakan jeruk. Namanya Avel. Itu juga Nebula baru mengetahuinya setelah laki-laki itu sedikit emosi kepadanya karena terlalu cuek hingga tidak mengenali teman sekelasnya sendiri

"Sejak lulus SD, soalnya nih bocah satu tiba-tiba aja pindah ke luar kota begitu aja tanpa bilang-bilang." Itu Kenzo yang berbicara karena Nebula sibuk memakan jeruk dengan begitu malasnya. Benar-benar malas seakan tak tertatik dengan topik yang kedua laki-laki itu bicarakan. Karena sungguh, ia menyetujui untuk ikut dengan Kenzo karena ia begitu bosan jika harus kembali ke ruang inapnya. Jadi, Karena itulah sekarang Nebula tengah berada di situasi seperti ini. Tapi untung saja disini banyak makanan gratis. Jadi Nebula tidak terlalu menyesal untuk mengikuti ajakan Kenzo barusan.

"Bisa gitu ya? Jadi nggak heran pas ngeliat kamu dateng sambil bawa Nebula. Dan kalian keliatan akrab banget. Aku bahkan kaget ngeliat Nebula yang bisa akrab sama orang." Gurau Avel di akhir kalimat hingga laki-laki itu tertawa lebar karena melihat Nebula yang kini menatapnya dengan tajam.

Dan sungguh, kalau boleh jujur. Nebula tidak seburuk yang Avel duga. Dulu, pada saat pertama kali gadis itu menjadi teman sekelasnya. Ia sangat amat kesusahan untuk berkenalan dengan Nebula. Ia bahkan merasa takjub dengan Della yang bisa langsung berteman baik dengan anak baru itu. Tapi sekarang, setelah lebih dari 4 jam gadis itu berada di ruang inapnya. Ternyata Nebula tidak buruk juga. Avel hanya merasa jika Nebula memang tipe orang yang sulit bersosialisasi. Ditambah gadis itu yang juga sepertinya sangat sulit untuk menunjukan perasaan kepada orang asing.

"Siala-" Umpatan Nebula terhenti begitu saja saat Kenzo dengan begitu kurang ajar memasukan potongan jeruk kedalam mulut Nebula. Dan itu lagi-lagi membuat Avel tertawa bahagia. Apalagi sekarang ia melihat Nebula yang memukuli lengan Kenzo dengan tangannya yang tidak diinfus

"Makannya Cal. Jadi cewek yang lembut dikit. Jangan ngumpat terus. Bisa-biaanya dari dulu sampe sekarang kamu nggak berubah sama sekali. Masih aja bar-bar."

"Kenapa? Nggak suka?"

Kenzo terkekeh ringan mendengar omelan dari sahabat kecilnya ini. Sungguh, ia benar-benar lega dapat kembali sedekat ini dengan Nebula walaupun sudah bertahun-tahun tidak bertemu. "Ngomong-ngomong Cal, kayaknya kamu udah terlalu lama disini. Kamu harus cepet balik ke kamar. Nanti Tante Lena bisa panik karena putri kesayangannya ilang begitu aja."

"Males jalan," Balas Nebula dengan punggung yang sudah menyender di kursi "Lagipula Mama nggak mungkin nyariin. Soalnya Mama pasti udah paham betul kalau anaknya emang nggak suka stay terlalu lama di sana."

"Ngeyel banget jadi bocah," Tangan Kenzo kemudian terulur untuk menarik tangan Nebula yang terbebas "Avil. Pamit bentar ya. Mau nganterin nih bocil satu ke tempat asalnya dulu."

Avil menganggukan kepalanya dengan lembut "Cepat sembuh Nebula. See you di sekolah."

Nebula hanya memandangi Avil sambil cemberut karena terlalu kesal dengan Kenzo yang langsung saja menarik tangannya untuk pergi dari ruangan itu. Dan tentu saja, selama pejalanan berlangsung, percakapan diantara keduanyaa hanya di dominasi oleh umpatan Nebula saja karena Kenzo dengan gilanya hanya tersenyum tipis sambil tetap memegang pergelangan tangan Nebula dengan begitu eratnya.

IT WAS JUST A DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang