Chapter 6 : A White Sword

109 20 1
                                    

Dan benar saja, tepat seperti tebakan Nebula beberapa saat yang lalu. Karena saat Nebula keluar dari gedung rumah sakit. Dari kejauhan, siren eyes milik Nebula dapat melihat satu buah mobil mewah berwarna hitam yang sangat ia kenali sudah terparkir begitu indahnya tepat di parkiran rumah sakit.

Itu mobilnya Orion, dengan orang itu yang tengah bersandar di pintu mobil memakai pakaian formalnya.

Sial. Darimana pria itu tau jika ia pergi kerumah sakit? Dasar penguntit!.

Tanpa memperdulikan keberadaan pria itu. Nebula dengan cepat berusaha berjalan keluar. Tapi baru beberapa langkah. Ia merasakan sebuah kain kini bertenger indah dibahunya. Rasa hangat tiba-tiba saja menyelimuti seluruh tubuhnya.

"Kau seharusnya tidak pergi malam-malam menggunakan kaos lengan pendek seperti itu."

Nebula memejamkan matanya sebentar ketika mendengar suara yang ia kenali. Dan setelah berhasil mengumpulkan kesabaran. Dengan cepat ia berbalik, menatap seseorang yang tadi menaruh kain itu kepundaknya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Nebula berusaha untuk menjadi manusia yang sangat baik dengan cara berbasa-basi.

"Mengantarmu pulang tentu saja. Aku tak mungkin membiarkanmu pulang sendirian dengan keadaan pincang seperti itu."

"Aku tidak pincang!" Sergah Nebula dengan wajah yang sudah tidak bersahabat lagi.

"Kau memang berusaha berjalan senormal mungkin. Tapi bukan berarti aku tak bisa melihat jika kau masih pincang untuk berjalan."

Gadis itu menghela nafas berat "Aku tak pernah mengabarimu jika aku akan pergi ke rumah sakit. Apa jangan-jangan, kau menguntitku?" Lanjutnya berusaha mencari topik yang lebih bermutu daripada mengurusi kakinya yang pincang akibat insiden tadi siang.

Orion menggeleng pelan "Aku tak pernah menguntit mu."

"Lalu?"

"Aku hanya tau."

Nebula memutar bola matanya jengah dengan sedikit umpatan didalam hati. Gadis itu kemudian mengambil sebuah kain yang ternyata merupakan jas milik Orion.

"Nih." Tangan Nebula terulur guna memberikan jas hitam milik pria itu kembali. 

"Pakailah."

"Aku tidak butuh." Tanpa banyak bicara lagi. Nebula kemudian menarik pergelangan tangan Orion, kemudian menaruh jas mahal berwarna hitam itu di tangan kekar milik Orion.

"Terima kasih tawaran mu. Tapi aku bisa pulㅡ HEI!!!" Pekik Nebula seketika saat tiba-tiba saja, Orion mengangkat tubuhnya ala karung beras, lalu berjalan dengan begitu santai menuju mobil yang sudah terparkir sedari tadi.

"Kau memang seorang bajingan sinting dan gila!" Umpat Nebula ketika Orion telah berhasil memasukan dirinya kedalam mobil mewah itu.

"I am." Balas Orion dengan santai. Pria itu kemudian berlari memutar untuk masuk kedalam kursi kemudi tepat disampung Nebula. Da mulai melajukan mobilnya untuk keluar dari parkiran rumah sakit dengan kecepatan sedang.

Dan selama perjalanan berlangsung, mobil itu hanya diisi oleh keheningan. Baik Nebula maupun Orion. Mereka sama sekali tak berniat untuk membuka suara.

Nebula juga lebih memilih memandangi jalanan yang mulai terasa sepi. Karena memang, dirinya tadi menghabiskan waktu yang sangat lama di ruangan Mama-nya hanya untuk memakan berbagai macam snack yang berada di sana. Hingga tanpa sadar jika waktu sudah menunjukan hampir tengah malam.

"Bisa kau mampir ke swalayan sebentar? Aku ingin membeli sesuatu." Ucap Nebula tiba-tiba.

Orion terdiam. Pria itu tak menjawab perkataan Nebula barusan. Tapi walaupun begitu. Tak berapa lama kemudian, mobil yang mereka tumpagi tetap berhenti tepat di parkiran swalayan yang buka 24 jam.

IT WAS JUST A DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang